Raja Kuis Indonesia, Helmy Yahya terpilih sebagai Direktur Utama TVRI melalui serangkaian proses seleksi, antara lain seleksi administrasi, tes tertulis, asesmen kompetensi, wawancara panitia seleksi, info publik dan proses verifikasi oleh lembaga-lembaga negara. Helmy Yahya menyingkirkan Dudi Hendrakusuma S. dan Rizal Mustary.
Nama Helmy meminpin TVRI, setidaknya lebih menarik dan tidak jauh dari dunia yang pernah digelutinya bersama "Ratu Kuis" Ani Sumadi. Siapa sih yang tidak kenal dengan Helmy Yahya? Presenter kuis ini pernah mendirikan lembaga kursus Helmy Yahya Broadcasting Academy di Bandung, Surabaya, dan Jakarta.
Dengan pengalamannya di dunia penyiaran, Helmy bisa membawa TVRI lebih baik ke depan. Tidak menutup kemungkinan, program acar kuis tetap dipertahankan. Namanya saja Raja Kuis Indonesia, tentu program kuis harus tetap ada.
Catatan kisah hidup Helmy Yahya tidak sama dengan Tantowi Yahya. Di dunia politik, Tantowi termasuk sukses. Saat ini, Tantowi adalah Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru. Sedangkan Helmy? Iya baru seleksi Direktur Utama TVRI lah.
[irp posts="3894" name="Beginilah Hitung-hitugan Pilkada Sumatera Selatan"]
Sebelumnya, Helmy sudah pernah mengikuti kontestasi politik tingkat daerah. Pertama, berjuang di pilkada Provinsi Sumatera Selatan 2008. Saat itu, Helmy maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Syahrial Oesman. Helmy pun kalah.
Helmy dan Oesman didukung oleh PDIP, PPP, dan PKS serta 12 Parpol yang tergabung dalam Forum Partai Politik Bersatu Sriwijaya (FPPBS). Sedangkan lawannya Alex Noerdin dan Eddy Yusuf mendapat dukungan dari Partai Golkar, Partai Demokrat, PBB, PAN, PBR, dan PNBK.
Kedua, berjuang di pilkada Kabupaten Ogan Ilir tahun 2010. Helmy maju sebagai calon bupati dengan Yulian Gunhar sebagai wakil. Dukungan PDI Perjuangan dan PAN tidak membuat Helmy-Yulian menang. Mereka dikalahkan Pasangan dari Partai Golkar Mawardi Yahya–Daud Hasyim.
Ketiga, Pilkada 2015 Helmi mencoba peruntungan lagi. Tetap maju sebagai calon Bupati Ogan Ilir Sumatera Selatan. Dia berpasangan dengan Muchendi, putra wakil gubernur Sumsel Ishak Mekki. Lawan politiknya adalah anak dari mantan Bupati Mawardi Yahya, AW Noviadi Mawardi. Helmi-Muchendi yang diusung oleh Partai Nasdem, PAN, PBB, PKB, dan Gerindra itu, kalah.
TVRI ke depan
Sekarang kembali pada kursi Direktur Utama TVRI. Helmy dengan Dewan Direksi yang sama-sama baru hasil seleksi perlu konsolidasi semangat dan visi kedepan. Salah satu pekerjaan rumah bagi dewan direksi yang baru adalah mengembalikan TVRI sebagai tontonan wajib penonton. Khususnya berita Pemerintah, nasional dan internasional.
Penonton berita masa lalu memang menonton TVRI karena faktor berita utama hanya ada di TVRI. Semua berita ada di TVRI karena ‘Dunia dalam Berita’. Sekarang? Penonton berita bisa memilih pilihan di pelbagai stasiun TV swasta. Bagaimana cara mengembalikan pamor TVRI? Tanya saja Helmy.
Helmy harus tahu bagaimana mengharuskan semua lembaga pemerintahan untuk menyiapkan waktu khusus TVRI. Maksudnya, Helmy pasti tahu, jadi mirip-mirip zaman orba. Tapi di poles dikit. Jadi, semua berita Pemerintah dan lembaga pemerintahan harus menyiarkan berita terkininya kepada TVRI. Barulah memanggil semua media untuk siaran langsung. Artinya, TVRI selangkah di depan dari pada stasiun apapun.
Namun itu baru dari segi berita Pemerintah. Bagaimana dari pilihan lain? Misalnya, TVRI hidup 24 jam di seluruh kantor pemerintah, sekolah dan semua bangunan milik pemerintah. Engga mungkin kan kerja untuk pemerintah. Tapi TV di kantor tidak menayangkan TVRI. Nah, bagaimana, Pak Helmy?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews