Jagat sepak bola se-Indonesia heboh terkait pencopotan Indra Sjafri. Bahkan menjadi trending topik di google trending. Apa yang terjadi? Bukankah Indra Sjafri adalah pelatih dan memahami konsep bangunan altlet sepak bola masa depan.
Peps melihat dari sisi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang peduli dengan Indra Sjafri. Katanya sih momen mencopot Indra Sjafri tidak tepat. Meskipun demikian, Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto, menghormati keputusan PSSI.
Hanya saja, Gatot menganggap waktu pencopotan Indra sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 tidak tepat. Meski begitu, Gatot berharap PSSI punya alasan kuat mencopot Indra.
“Harusnya kita lihat Indra Sjafri secara keseluruhan. Dia kan termasuk sukses di usia muda. Jika dianggap kurang berhasil, kita harus lihat sebab akibatnya,” ucap Gatot di Pusat Media Kemenpora, Rabu 22 November 2017 seperti dimuat CNN Indonesia. “Kenapa itu dilakukan sekarang?” tanya Gatot.
[irp posts="3947" name="Perjalanan Islandia, Negara Kecil ke Pesta Sepak Bola Terbesar Dunia"]
Ucapan ini sebagai alat penanya kepada PSSI. Iya, PSSI sedang dalam sorotan publik. Seharusnya PSSI bisa cari momentum yang lebih pas. Tentu saja dengan dalil yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pecinta bola tanah air.
Sehari sebelumnya, PSSI, dalam konferensi pers Selasa 21 November 2017, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak pelatih asal Sumatera Barat itu, yang berakhir Desember 2017.
Kemenpora berharap PSSI bisa mendapatkan pelatih pengganti yang lebih baik daripada Indra. Ada sejumlah pelatih yang dikabarkan akan menggantikan peran Indra, termasuk mantan asisten pelatih Timnas Indonesia Wolfgang Pikal.
“Kalau bisa lebih baik penggantinya, itu tidak masalah,” Kata Gatot
Gatot mengingatkan agar persoalan pergantian pelatih Timnas U-19 tidak menimbulkan masalah lainnya. Menurut Kemenpora, PSSI harus bisa melihat lebih jauh terkait perkembangan persepakbolaan Indonesia.
“Harapan kami pada saat PSSI menyampaikan laporan tentang Liga 1 dan 2, ada update terakhir juga terkait laporan Timnas Indonesia,” ujar Gatot.
Konsep kaderisasi masa depan
Catatan sejarah Indra Sjafri adalah karir sang pengkader. Bukan hanya sebatas pelatih tim sepak bola. Jauh dari itu, Indra Sjafri pemilik mimpi yang terencana untuk menembus Piala Dunia. Tipe Indra, membangun atlet sedari usia dini lebih baik dari pada memaksakan utak-atik tim dewasa. Karena masa depan dimulai dari anak kecil yang mencintai bola.
Mari kita lihat riwayat singkat Indra Sjafri berikut ini:
Indra merupakan mantan pemain sepak bola yang pernah membela PSP Padang pada tahun 1980-an, dan juga pernah menangani klub sepak bola dari ibukota provinsi Sumatera Barat itu sebagai pelatih.
Bakat memainkan bola sudah terlihat saat Indra Sjafri duduk di kelas 2 SMA Negeri 2 Padang. PSP Padang melihat Indra memiliki bakat bermain bola. Indra pun bergabung dengan anggota tim PSP Junior.
[irp posts="3941" name="Kegagalan Italia ke Piala Dunia Ulangi Kisah Tragis 60 Tahun Lalu"]
Indra Sjafri sebagai pelatih berhasil membawa timnas junior merebut trofi juara pada turnamen sepak bola tingkat Asia, yaitu pada HKFA U-17 dan HKFA U-19 di Hongkong. Sebelum menjadi pelatih timnas junior, Indra bertugas sebagai instruktur dan pemandu bakat di PSSI sejak Mei 2009.
Apakah kesuksesan hanya diukur saat menang kejuaran saja? Itu adalah cara berifikir pragmatis saja. Berbeda dengan Indra Sjafri. Dia menghimpun bibit muda Indonesia dengan cara blusukan. Masuk ke kampung-kampung untuk menemukan generasi emas pecinta bola.
Dari kaca mata Indra Sjafri yang sukses menciptkan tim Ivan Dimas dan kawan-kawan. Proses pencarian bibit muda pecinta bolah sangat penting. Setelah itu, seleksi tanpa ada yang mengetahui proses seleksi berlangsung sebagai kunci. Dengan membiarkan pecinta bola menikmati permainannya. Dari situ lah semangat mati-matian bertanding atas nama Timnas bisa dibentuk.
Apakah anda tahu sebagian nama dari pemain kelas dunia, seperti Pele, Maradona, Ronaldinho dan lain-lain? Kebanyakan dari mereka adalah pecinta bola yang bermain bola karena ada rasa cinta. Perasaan ini dimiliki oleh anak-anak di seluruh penjuru bumi nusantara. Mereka akan bermain untuk Timnas dengan rasa nasionalisme tanpa batas.
Setelah itu, para rekrutmen muda dibinda dengan konsep modern. Dalam hal ini, angka, data dan kemampuan menjalankan program harus terpenuhi. Bagi Indra, membina pesepak bola harus menggabungkan antara hati, jiwa, fikiran dan fisik. Bangunan terbaik adalah dengan meningkatkan kemampuan pemain sedari kecil sampai dia dewasa.
Dengan demikian, Indra bukan lah tipe pelatih dadakan yang dipaksa melatih sekelompok pemain. Kemudian dipaksa memenangkan suatu kejuaran. Bukan kawan, sebuah tim bola masa depan Indonesia harus dimulai dari kepedulin terhadap pemain daerah dan anak-anak kampung. Kemudian Pemerintah membina mereka dengan melalui tahapan-tahapan pertandingan antar tingkatan.
Jika program kaderisasi pemain ala Indra hilang. Sulit mempercayai tingkat objektifitas PSSI dalam hal membangun mimpi Timas Indonesia menembus Piala Dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews