Rumah Sakit Jadi Benteng Pertahanan Setya Novanto

Jumat, 17 November 2017 | 21:50 WIB
0
491
Rumah Sakit Jadi Benteng Pertahanan Setya Novanto

Berada di partai politik sekelas Golkar hingga tumbuh dan besar di sana, cukup menjadi petunjuk bahwa Setya Novanto bukan orang biasa. Terlebih dengan munculnya "perang" antara dirinya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, dan ia lebih dari sekali mampu mengakali pergerakan lembaga antirasuah, lagi-lagi ia membuktikan; dirinya bukan politikus kemarin sore.

Sebelum riuh dengan pengejaran atas dirinya yang berujung ke tiang listrik, karena dikabarkan mengalami kecelakaan lalu lintas, ia juga sudah lebih dulu ke rumah sakit. Bedanya, jika sebelumnya dilaporkan ia memang benar-benar sakit, kali ini kecelakaan itu yang membuatnya lagi-lagi berurusan dengan rumah sakit.

Tampaknya rumah sakit telah menjadi benteng yang aman bagi Setya Novanto di tengah kepungan masalah hingga upaya aparat terkait yang ingin meringkusnya. Tangan-tangan hukum terkesan kehilangan kekuatan ketika ia sudah berlindung ke bentengnya tersebut. Para penyidik KPK terkesan tumpul di depan sosoknya, dan telah terbukti sejak praperadilan meloloskannya. KPK terkesan lemah dan sakit, meski yang akhirnya berlangganan rumah sakit justru Setya Novanto.

Yang muncul tentu saja tanda tanya publik, keheranan dari berbagai kalangan, hingga tawa sarat cibiran. Aksi kucing-kucingan Novanto dan KPK pun akhirnya berubah menjadi tontonan yang memberikan hiburan tersendiri bagi banyak orang.

Layaknya penonton, terkadang ada yang merasa berdebar, hingga ada yang terbawa rasa jengkel. Mahfud MD yang notabene sebagai pakar hukum mumpuni di negeri ini menjadi salah satu yang tampaknya turut merasa jengkel atas kasus Novanto yang terasa bak drama yang tak kenal usai.

Seperti dilaporkan Merdeka.com, Kamis (16/11/2017), Mahfud berterus terang tak dapat menutupi perasaan jengkelnya atas drama membosankan KPK dengan Novanto. "Seakan-akan negara ini tidak mampu dan seakan-akan diakali seorang bernama Novanto," katanya.

Mahfud bahkan menyebut jika pergerakan Novanto memang sarat ironi. Ia mengutip berbagai meme yang beredar, bahwa saking licinnya tokoh legislatif itu, muncul pengibaratan jika Novanto belum bangun maka matahari tak  mau terbit. Sedangkan jika Novanto sedang menginginkan dunia terang, maka matahari tak mau terbenam.

[irp posts="4161" name="Kejanggalan atas Kecelakaan Setya Novanto, KPK Lanjutkan Pemeriksaan"]

Kutipan yang diambil Mahfud itu tentu saja menjadi perumpamaan cukup mewakili realita yang mengesankan bahwa semesta pun mendukung dan melindungi sosok tersebut. Toh, terbukti selain pengacara Novanto sendiri berperan sebagai penanggung jawab sebagai pembela ketika ia berurusan dengan hal bersentuhan dengan hukum, mereka pun mampu berperan sebagai "anjing penjaga" atas berbagai hal seputar Novanto.

Buktinya, pengacara Fredrich Yunadi sempat menunjukkan sikap jumawa dengan bercerita jika saat penyidik KPK datang ke rumah Novanto, ia mengikuti ke mana para penyidik bergerak. Bahkan ia menyebut bahwa ada penyidik yang sampai menyentuh botol parfum, hingga ditegur olehnya.

"Bahkan saya tidak segan tegur," kata Fredrich, seperti dikutip Merdeka.com, semakin menegaskan jika dirinya bekerja maksimal sebagai pengacara yang siap melakukan apa saja demi sang tuan. "Seperti tadi -saat KPK datang, saya katakan -itu parfum jangan disentuh, itu kan barang milik pribadi."

Tak hanya pengacara, rumah sakit pun lagi-lagi menjadi benteng bagi Novanto. Bahkan juru bicara KPK Febri Diansyah menyebutkan jika dalam pengusutan kali ini bahkan pihak rumah sakit menunjukkan kesan tak kooperatif, yang dapat diterjemahkan sebagai upaya menghalang-halangi pergerakan petugas badan antirasuah tersebut.

Di antara salah satu sinyal yang menunjukkan jika pihak rumah sakit pun telah menjadi benteng bagi Setya Novanto adalah tidak adanya dokter jaga yang bertanggung jawab untuk menerangkan kondisi sosok tersebut.

[irp posts="3676" name="Serangan Balik Setya Novanto Terhadap Lembaga Antirasuah"]

Ini tentu saja membuat pihak RS sendiri dapat berlepas tangan jika ke depan diseret-seret dalam kasus ini, karena dalih bahwa ketiadaan dokter bertanggung jawab untuk "perpanjangan lidah" Novanto sama artinya mereka tak punya hubungan apa-apa di tengah pusaran masalah ini.

Inilah maka kenapa muncul kesan, rumah sakit tak lagi sekadar menjadi tempat perawatan, melainkan juga telah menjadi rumah perlindungan; terutama untuk yang sedang bermasalah.

Anda sedang punya masalah yang terlalu ruwet? Silakan ke rumah sakit. Siapa tahu dari masalah sulit jodoh hingga dompet tak kunjung menebal bisa terjawab di sana. Ya, kali-kali saja, ada dompet Novanto jatuh di sana!

***