Berada di partai politik sekelas Golkar hingga tumbuh dan besar di sana, cukup menjadi petunjuk bahwa Setya Novanto bukan orang biasa. Terlebih dengan munculnya "perang" antara dirinya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, dan ia lebih dari sekali mampu mengakali pergerakan lembaga antirasuah, lagi-lagi ia membuktikan; dirinya bukan politikus kemarin sore.
Sebelum riuh dengan pengejaran atas dirinya yang berujung ke tiang listrik, karena dikabarkan mengalami kecelakaan lalu lintas, ia juga sudah lebih dulu ke rumah sakit. Bedanya, jika sebelumnya dilaporkan ia memang benar-benar sakit, kali ini kecelakaan itu yang membuatnya lagi-lagi berurusan dengan rumah sakit.
Tampaknya rumah sakit telah menjadi benteng yang aman bagi Setya Novanto di tengah kepungan masalah hingga upaya aparat terkait yang ingin meringkusnya. Tangan-tangan hukum terkesan kehilangan kekuatan ketika ia sudah berlindung ke bentengnya tersebut. Para penyidik KPK terkesan tumpul di depan sosoknya, dan telah terbukti sejak praperadilan meloloskannya. KPK terkesan lemah dan sakit, meski yang akhirnya berlangganan rumah sakit justru Setya Novanto.
Yang muncul tentu saja tanda tanya publik, keheranan dari berbagai kalangan, hingga tawa sarat cibiran. Aksi kucing-kucingan Novanto dan KPK pun akhirnya berubah menjadi tontonan yang memberikan hiburan tersendiri bagi banyak orang.
Layaknya penonton, terkadang ada yang merasa berdebar, hingga ada yang terbawa rasa jengkel. Mahfud MD yang notabene sebagai pakar hukum mumpuni di negeri ini menjadi salah satu yang tampaknya turut merasa jengkel atas kasus Novanto yang terasa bak drama yang tak kenal usai.
Seperti dilaporkan Merdeka.com, Kamis (16/11/2017), Mahfud berterus terang tak dapat menutupi perasaan jengkelnya atas drama membosankan KPK dengan Novanto. "Seakan-akan negara ini tidak mampu dan seakan-akan diakali seorang bernama Novanto," katanya.
Mahfud bahkan menyebut jika pergerakan Novanto memang sarat ironi. Ia mengutip berbagai meme yang beredar, bahwa saking licinnya tokoh legislatif itu, muncul pengibaratan jika Novanto belum bangun maka matahari tak mau terbit. Sedangkan jika Novanto sedang menginginkan dunia terang, maka matahari tak mau terbenam.
[irp posts="4161" name="Kejanggalan atas Kecelakaan Setya Novanto, KPK Lanjutkan Pemeriksaan"]
Kutipan yang diambil Mahfud itu tentu saja menjadi perumpamaan cukup mewakili realita yang mengesankan bahwa semesta pun mendukung dan melindungi sosok tersebut. Toh, terbukti selain pengacara Novanto sendiri berperan sebagai penanggung jawab sebagai pembela ketika ia berurusan dengan hal bersentuhan dengan hukum, mereka pun mampu berperan sebagai "anjing penjaga" atas berbagai hal seputar Novanto.
Buktinya, pengacara Fredrich Yunadi sempat menunjukkan sikap jumawa dengan bercerita jika saat penyidik KPK datang ke rumah Novanto, ia mengikuti ke mana para penyidik bergerak. Bahkan ia menyebut bahwa ada penyidik yang sampai menyentuh botol parfum, hingga ditegur olehnya.
"Bahkan saya tidak segan tegur," kata Fredrich, seperti dikutip Merdeka.com, semakin menegaskan jika dirinya bekerja maksimal sebagai pengacara yang siap melakukan apa saja demi sang tuan. "Seperti tadi -saat KPK datang, saya katakan -itu parfum jangan disentuh, itu kan barang milik pribadi."
Tak hanya pengacara, rumah sakit pun lagi-lagi menjadi benteng bagi Novanto. Bahkan juru bicara KPK Febri Diansyah menyebutkan jika dalam pengusutan kali ini bahkan pihak rumah sakit menunjukkan kesan tak kooperatif, yang dapat diterjemahkan sebagai upaya menghalang-halangi pergerakan petugas badan antirasuah tersebut.
Di antara salah satu sinyal yang menunjukkan jika pihak rumah sakit pun telah menjadi benteng bagi Setya Novanto adalah tidak adanya dokter jaga yang bertanggung jawab untuk menerangkan kondisi sosok tersebut.
[irp posts="3676" name="Serangan Balik Setya Novanto Terhadap Lembaga Antirasuah"]
Ini tentu saja membuat pihak RS sendiri dapat berlepas tangan jika ke depan diseret-seret dalam kasus ini, karena dalih bahwa ketiadaan dokter bertanggung jawab untuk "perpanjangan lidah" Novanto sama artinya mereka tak punya hubungan apa-apa di tengah pusaran masalah ini.
Inilah maka kenapa muncul kesan, rumah sakit tak lagi sekadar menjadi tempat perawatan, melainkan juga telah menjadi rumah perlindungan; terutama untuk yang sedang bermasalah.
Anda sedang punya masalah yang terlalu ruwet? Silakan ke rumah sakit. Siapa tahu dari masalah sulit jodoh hingga dompet tak kunjung menebal bisa terjawab di sana. Ya, kali-kali saja, ada dompet Novanto jatuh di sana!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews