Para Srikandi di Berbagai Palagan Pilkada Pulau Jawa

Minggu, 27 Agustus 2017 | 23:20 WIB
0
611
Para Srikandi di Berbagai Palagan Pilkada Pulau Jawa

Dalam politik kontemporer Indonesia, sejak Megawati Soekarnoputri memimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan dijatuhkan oleh rezim yang berkuasa pada zaman Orde Baru, perempuan sesungguhnya bukan sekadar "pemanis" dalam politik, melainkan sudah menjadi pemain utama. Apalagi sejarah kemudian mencatat, Megawati pernah menjadi perempuan pertama yang menjadi Presiden RI di negeri "para lelaki" ini.

Benar bahwa keberadaan politisi perempuan di parlemen masih perlu ditunjang oleh "kebaikan proporsionalitas", misalnya Undang-undang mengamanatkan keharusan 30 persen anggota parlemen diisi perempuan. Tetapi, beberapa ketua partai politik yang baru muncul seperti PSI, sebenarnya sudah mengusung perempuan sebagai ketua umumnya. Di beberapa daerah, gubernur, bupati maupun walikota beberapa di antaranya dijabat politisi perempuan.

Indonesia bakal melaksanakan Pilkada 2018 serentak di beberapa daerah. Perhatian tertuju pada tiga provinsi besar di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah Pilkada Banten dan DKI Jakarta yang juga berada di Pulau Jawa, ketiga provinsi jumbo dalam hal luas wilayah maupun penduduknya ini akan mengadakan Pilkada serantak pada 2018.

[caption id="attachment_2862" align="alignright" width="200"] Puti Guntur Soekarno (Foto: Detik.com)[/caption]

Pulau Jawa sering dijadikan barometer politik nasional. Siapa yang menguasai Pulau Jawa yang penduduknya banyak, maka ia akan menguasai Indonesia. Wajar jika di tiga provinsi besar di Pulau Jawa ini, "Pilkada rasa Pilpres" sebagaimana terjadi di DKI Jakarta beberapa waktu lalu, bakal terulang lagi. Politisi level nasional pun turut bermain dan bila perlu turun gunung.

Munculnya para politisi pria untuk meramaikan bursa calon gubernur maupun wakilnya, barangkali itu bukan berita. Paling tidak, itu sekadar berita biasa saja. Yang menjadi berita dan karenanya menarik perhatian pembaca justru munculnya nama-nama perempuan yang disebut-sebut berpotensi bakal bertarung di Palagan Pilkada Pulau Jawa.

Baru-baru ini Jawa Barat membuat berita lagi terkait Pilkada. Bakal calon gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Golkar Dedi Mulyadi, disebut tertarik menggandeng kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini duduk di legislatif, Desy Ratnasari, sebagai wakilnya. Tentu saja isu yang dilempar oleh PAN ini agak "janggal" dalam konteks penjaringan calon mengingat beberapa waktu lalu PAN mengajukan Bima Arya untuk disandingkan dengan bakal calon gubernur Ridwan Kamil. PAN seolah-olah "menyimpan telur di beberapa keranjang".

Hasrat "mengawinkan" Dedi Mulyadi dengan Desy Ratnasari muncul dari Sekjen PAN Eddy Soeparno yang berbicara kepada pers usai nonton bareng semifinal SEA Games di Pasar Festival, Jakarta, Sabtu 26 Agustus 2017 malam. "Terakhir, kami masih mendengar bahwa Pak Dedi Mulyadi itu pun tertarik menggandeng kader kita yang lain yaitu Mbak Desy Ratnasari," katanya.

[caption id="attachment_2861" align="alignleft" width="300"]

Rieke Diah Pitaloka[/caption]

Selain Dessy Ratnasari, mantan artis pernyanyi "Tenda Biru" yang kini menjadi perempuan politisi dari PAN, nama lainnya yang muncul adalah Rieke Diah Pitaloka, kader PDI Perjuangan. Rieke bahkan pernah terjun ke arena pada Pilkada Jabar 2013, berpasangan dengan Teten Masduki, tetapi tersingkir oleh pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dan hanya menempati peringkat kedua.

Juga santer disebut-sebut nama Netty Prasetyani Heryawan, yang tidak lain istri Gubernur Ahmad Heryawan, sebagai bakal kandidat gubernur. Dari PDI Perjuangan selain Rieke Diah Pitaloka, juga ada nama Puti Guntur Soekarno, salah satu cucu Soekarno yang terjun ke dunia politik. Di Jawa Barat juga sempat muncul nama Ineu Purwadewi, yang tidak lain Ketua DPRD Jawa Barat.

Dari Jawa Timur, tiga dua nama politisi perempuan muncul sebagai bakal calon gubernur. Dua di antaranya kini sama-sama menjadi birokrat, mereka adalah Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini. Khofifah yang dua kali pernah berlaga di Pilkada Jawa Timur namun selalu gagal, saat ini menjabat Menteri Sosial RI, sedangkan Risma masih menjabat Wali Kota Surabaya.

Satu politisi lagi yang disebut-sebut bakal meramaikan bursa bakal calon gubernur Jawa Timur adalah Nurhayati Assegaf. Dia merupakan politikus Partai Demokrat cukup vokal, yang juga dikenal dekat dengan "Ring Satu" Cikeas. Nama Nurhayati akan terus meramaikan pasar selagi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini belum mengusung Agus Harimurti, putera sulung Presiden Ke-6 itu sebagai bakal calon gubernur Jawa Timur.

Jika di Jawa Barat dan Jawa Timur ada para Srikandi yang bakal maju ke palagan Pilkada di daerah masing-masing, tidak demikian di Jawa Tengah. Dari daerah ini, belum terdengar nama perempuan yang disebut-sebut, baik bakal calon gubernur ataupun sekadar bakal calon wakil gubernur. Atau mungkin di saat-saat akhir pendaftaran nama perempuan bakal muncul sebagai bakal calon gubernur Jawa Tengah.

***