Ridwan Kamil Harus Cari Kendaraan, Bukan Sekadar Cari Pasangan

Selasa, 22 Agustus 2017 | 22:12 WIB
0
491
Ridwan Kamil Harus Cari Kendaraan, Bukan Sekadar Cari Pasangan

Cari pasangan itu gampang, yang sulit adalah mencari kendaraan buat mengajak pasangan berpacaran. Demikian perumpamaan yang pas untuk menggambarkan "pubertas" bakal calon gubernur Jawa Barat yang cukup populer, Ridwan Kamil, dalam mencari pasangannya untuk Pilkada Jawa Barat 2018, yakni bakal calon wakil gubernur.

Kendaraan politik untuk mengantarkannya sebagai bakal calon gubernur sudah punya, yaitu Partai Nasional Demokrat. Tetapi ibarat kendaraan ber-CC (centimeter cubic) kecil yang hanya memiliki 5 kursi DPR, partai besutan Surya Paloh ini belum mampu mengantarkan jagoannya ke gelanggang sendirian. Ia butuh minimal 15 kursi lagi agar syarat minimal 20 kursi pencolanan tercapai.

Tiba-tiba berita muncul dari Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional ketiga di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Senin, 21 Agustus 2017, Kang Emil panggilan akrab Wali Kota Bandung itu, menyatakan siap dipasangkan dengan salah satu kader PAN, Bima Arya, untuk maju di palagan Pilkada Jawa Barat 2018.

"Karena temannya PAN, kalau disuruh milih kader PAN, ya Kang Bima kecengan saya. Kira-kira begitu ya," kata Ridwan Kamil kepada media. Kang Emil mengaku sudah tidak asing lagi dengan sosok Bima Arya yang kini menjabat Wali Kota Bogor. Ridwan mengatakan cukup klop dengan Bima Arya.

"Kita sama-sama eksekutif, sama-sama masih muda, sering ketemu, nyambung. Kalau bisa berpasangan, saya kira akan luar biasa. Tapi 'kan keputusan tetap ada di koalisi. Tapi kalau ditanya siapa kader PAN yang cocok, ya Kang Bima," kata Ridwan Kamil sebagaimana dikutip Tempo.co.

PAN sendiri telah memberi sinyal siap mendukung Ridwan Kamil selaku bakal calon gubernur, bahkan rencana menduetkannya dengan kader PAN Bima Arya, dibahas dalam Rakernas ini.

"Pak Ridwan Kamil menegaskan bahwa yang bersangkutan ingin maju dengan pasangan yang kebetulan kader PAN, yaitu Wali Kota Bogor Bima Arya. Ini komunikasi politik yang sudah kita jalin, aspirasinya juga kita tangkap. Nanti saya pikir akan dibahas (di Rakernas)," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno, Senin 21 Agustus 2017 sebagaimana dikutip Detik.com.

Persoalannya bukan sekadar mencari pasangan, Ridwan Kamil harus putar otak mencari kendaraan lain yang ber-CC lebih besar. PAN sendiri "cuma" memiliki 4 kursi DPR. Dengan jumlah total 9 kursi jika Partai Nasdem dan PAN berkoalisi, maka syarat untuk maju belum cukup.

Setelah PDI Perjuangan dan Partai Golkar menarik dukungan, Ridwan Kamil ibarat layangan putus benang. Boleh jadi ia terlalu cepat menerima pinangan Partai Nasdem yang hanya punya lima kursi di saat komunikasi tengah dibuka dengan PDI Perjuangan. Akibatnya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini tersinggung, mutung, sampai pada pernyataan menarik dukungan buat Kang Emil.

Di sisi lain, sebenarnya partai berlambang banteng moncong putih itu juga naksir Kang Emil setelah gagal mendorong Diah Pitaloka pada Pilgub Jabar sebelumnya. Pendeknya, PDI Perjuangan kini tidak punya sosok kuat yang bisa dijual untuk Pilkada Jabar 2018.

Pilihan sempat jatuh pada Ridwan Kamil. Hanya saja karena kumawani-nya (kalancangan) itulah ia menyia-nyiakan kesempatan emas didorong PDI Perjuangan yang tanpa harus berkoalisi pun sudah bisa mengajukan calonnya secara mandiri.

Bahkan saat Ridwan Kamil menyatakan menerima pinangan Partai Nasdem, ia sempat menjadi "common enemy" bagi kelompok massa anti-Ahok. Pasalnya, Ridwan didorong maju ke gelangang oleh partai yang sama yang juga pertama kalinya menyatakan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Imbas anti-Ahok sempat berembus terbawa angin ke Jabar dan berubah menjadi anti-RK. RK kependekan dari nama Ridwan Kamil.

Kini Ridwan memang tidak terlalu mempermasalahkan dengan siapa dia disandingkan, asalkan posisinya tetap sebagai bakal calon gubernur. Jika hanya sekadar bakal calon wakil gubernur, Ridwan pernah mengatakan lebih memilih menekuni profesi lamanya sebagai arsitek. Untuk itulah Ridwan tidak mempermasalahkan jika dirinya dipasangkan dengan Ketua DPW Partai Hanura Jawa Barat, Aceng Fikri.

Sekadar mengingatkan, Aceng Fikri pernah membuat berita heboh beberapa waktu lalu saat masih menjabat Bupati Garut terkait skandalnya dengan perempuan.

Dengan merapatnya PAN ke Ridwan Kamil, partai yang dihela Zulkifli Hasan itu akan menambah kekuatan baru. Selain Partai Nasdem dan kini PAN, partai yang sudah menyatakan siap merapat ke Emil adalah PKB, PPP, dan Hanura. Jika jumlah kursi lima partai koalisi ini disatukan, sudah lebih dari cukup untuk membawa Kang Emil maju ke palagan Pilkada Jabar 2018.

Jika Ridwan Kamil jadi menggandeng Bima Arya dalam Pilkada Jabar 2018, maka ia akan berhadapan dengan pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu dan calon kuat lainnya Dedi Mulyadi yang kini menjabat Bupati Purwakarta. Untuk sementara, perang antara "Kuku Bima" dengan "Cap Badak" mungkin saja terjadi dan tak terhindarkan.

***