Dibandingkan dengan komika lain, komika Uus kebanjiran job. Apa yang membedakan kelucuan Uus dengan yang lain? Dalam komunitas stand-up comedy, pelesetan sudah dianggap usang, walaupun sekali-sekali dipakai juga. Justru ciri khas Uus adalah pelesetan, cuma pelesetan Uus berbeda dengan pelesetan ala Yogya misalnya
Ciri kelucuan pelesetan ala Yogya adalah mudah ditebak, sehingga siapa saja bisa berpartisipasi menyambung pelesetan. Misalnya, jujur menjadi cucur, cucur menjadi bubur, bubur menjadi cukur, cukur menjadi syukur dan seterusnya.
Kelucuan pelesetan Uus karena sulit ditebak, gerr-nya malah setelah Uus menjelaskan pelesetannya. Misalnya, Uus ingin membuat buku “Orang Kaya.” Apa yang dimaksud Uus?
Kalau biasanya belakang buku bacaan adalah biodata penulis, halaman depannya kata pengantar, ternyata Uus ingin membuat buku yang di halaman belakangnya ada kolam renang, dan halaman depannya ada tempat parkir mobil. Uus melarang anak kecil nonton kebakaran. Kenapa? Karena anak kecil dilarang menonton adegan panas.
Pola pelesetan semacam ini dulu sering dipakai oleh seniman topeng betawi. Entahlah, apakah Uus belajar dari bertutur orang Betawi pinggiran, atau cuma kebetulan. Contoh yang paling populer adalah rekaman Topeng Si Jantuk oleh group topeng Setia Warga pimpinan H. Bokir.
Boleh dibilang kaset rekaman ini telah menjadi semacam legenda. Sangat digemari oleh berbagai kalangan, bukan hanya orang Betawi. Para penggemarnya mengabadikan lewat mp3 dan YouTube, dan sampai sakarang masih terus bertambah viewer-nya, entah sudah berapa banyak yang mengunduhnya.
Dialog antara Bapak Jantuk dengan Mertua Jantuk. Bapak Jantuk minta makan lalab “bocah bekelai “ ( anak berkelahi. ) Tentu saja sulit menerka kemauan si Jantuk
BAPAK JANTUK : La pak, makan juga ngga ada apa-apanya
MERTUA JANTUK : engga ada lauknya
BAPAK JANTUK : Ada lalab bocah bekelai
MERTUA JANTUK : lah,pengen kesikut?
BAPAK JANTUK : lah bukan bocah bekelai yang mana kalah kan atinya mepet..
MERTUA JANTUK : mepet?
BAPAK JANTUK : pete’! (hahaha)
Rupanya Bapak Jantuk mau lalab pete.
Juga ketika Bapak Jantuk bilang ada “Sayur Kapal"
BAPAK JANTUK : Ada itunya lagi pak mak jantuk, nyayur kapal.
MERTUA JANTUK : Kok kapal disayur?
BAPAK JANTUK : Kapal kan nyampe di bulakannya kan neba.. ( bulakan nya kan neba = mendarat di lapangan )
MERTUA JANTUK : Neba..
BAPAK JANTUK : Ba…yem (hahahaha) bisa aja yak pak
Rupanya yang dimaksud Bapak Jantuk adalah sayur bayem.
Pola pelesetan bersambung versi topeng Si Jantuk juga berbeda dengan pelesetan ala Yogya. Bukan sekedar pelesetan, tapi dialog yang dipelesetkan
MERTUA SI JANTUK : Elu denger gua jaring (pelesetan dari “ Elu dengar gue ajarin")
BAPAK JANTUK : Belah mana saya tebar
MERTUA JANTUK : Kok ditebar?
BAPAK JANTUK : Lah saya mao dijaring?
MERTUA JANTUK : Lu denger gua ajarin…
BAPAK JANTUK : Omong bapak aga sabar-sabar…
Lakon topeng Si Jantuk merupakan lakon tersendiri di luar lakon utama dari pertunjukan topeng betawi yang biasa dipentaskan di acara resepsi pernikahan. Biasanya dimainkan di ujung pertunjukan setelah lakon utama. Pakem cerita, pemeran dan atribut lainnya tidak berubah. Hanya terdiri dari Si Jantuk yang diperankan oleh boneka, Bapak Jantuk, Mak Jantuk, dan Mertua Jantuk
Ceritanya juga sama. Pertengkaran suami istri gara-gara kehilangan pepes ikan peda kesukaan suaminya. Sang istri kabur ke rumah orang tuanya, dan berhasil di damaikan oleh orang tua yang bijaksana. Tentu saja yang membedakan adalah kreatifitas para pemainnya. Dan almarhum H. Bokir telah menunjukkan kelasnya.
05102016
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews