Tak hanya Partai Demokrat, tapi juga terdapat Partai Kebangkitan Bangsa yang terlihat sangat berambisi menjadikan Agus Yudhoyono terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 nanti. Bahkan, PKB memperlihatkan gelagat tidak segan menjual nama ulama Nahdlatul Ulama untuk kepentingan politik mereka.
Gelagat itu terlihat dari pernyataan Wakil Ketua DPW PKB Jakarta, Abdul Aziz, belum lama ini. Ia tak hanya menyebut bahwa pihaknya telah menjajaki ulama NU, melainkan juga berkeyakinan bahwa salah satu organisasi berbasis Islam terbesar Indonesia itu akan mendukung pihaknya memuluskan Agus ke kursi DKI-1.
Itu terungkap pada pekan lalu saat Abdul Aziz, Wakil Ketua DPW DKI Jakarta, mengirim rilis mereka ke KOMPAS.com, Kamis 29 September 2016 lalu.
Pihak PKB dalam rilis tersebut bahkan mengklaim semua ulama NU se-DKI berada di balik pergerakan mereka untuk mengantarkan Agus menguasai DKI.
"Para kyai kampung dan ulama-ulama NU se-DKI Jakarta sudah merapatkan barisan memenangkan Agus-Sylviana," ujar Aziz, dalam rilisnya.
Seperti diketahui, PKB menjadi salah satu dari partai-partai pendukung Agus-Sylviana untuk berlaga di Pilkada DKI 2017, bersama Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN.
Sedangkan fakta lain menunjukkan bahwa ada kekuatan NU yang diwakili intelektual muda organisasi tersebut, Nusron Wahid, di kubu petahana Basuki Tjahaja Purnama. Yang membedakan, Nusron sejauh ini tak memperlihatkan gelagat membawa nama organisasi yang lahir pada 1926 tersebut.
Apalagi berdasarkan kebijaksanaan NU sendiri, mereka tidak melarang warganya organisasi ini untuk berpolitik. Seperti juga sempat diungkapkan oleh salah satu sesepuh NU di Jawa Timur, KH Abdullah Syamsul Arifin, pada 2014 lalu.
Menurut Gus A'ab--sapaan khas KH Abdullah Syamsul Arifin, sebagai lembaga memang NU tidak berpolitik, tapi warganya termasuk pengurus NU tidak dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews