Berakhirnya Era "Raja Minyak", Diganti "Raja Online"

Senin, 3 Oktober 2016 | 06:42 WIB
0
604
Berakhirnya Era "Raja Minyak", Diganti "Raja Online"

Beberapa tahun lalu kalau seorang pria berfoto bersama beberapa perempuan sering terlontar kata-kata, "Wah, jadi Raja Minyak nih!" Sekarang kalimat itu sudah makin uzur. Sebagai gantinya boleh jadi kalimat yang tercetus adalah, "Wah, jadi Raja Online, euy!"

Kelihatannya seperti main-main. Tetapi dalam dunia bisnis masa kini, istilah Raja Online telah menjadi kenyataan. Ini tersebab semakin anjloknya bisnis minyak dunia yang menyeret pada semakin meluncur turunnya perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang bisnis minyak dan gas bumi dari ketinggian langit menuju titik nadir.

Implikasi berikutnya, bekerja di perusahaan minyak, pengeboran minyak lepas pantai, naik-turun helikopter di kilang-kilang minyak, sudah tidak lagi menjadi kebanggaan. Sebagai gantinya, bekerja di Alphabet, Facebook atau bahkan start-up aplikasi online jauh lebih bergengsi.

Implikasi yang lebih besar lagi, negara-negara penghasil minyak dunia seperti Arab Saudi, Venezuela, Irak yang kaya raya akan segera kehilangan statusnya sebagai negara "petrodollar", bahkan menuju kebangkrutan.

Tentu saja implikasi berikutnya jurusan tambang, minirel, khususnya perminyakan di perguruan-perguruan tinggi terkemuka kehilangan pamornya. Sebagai gantinya, calon mahasiswa akan membanjiri jurusan elektro atau komputer.

Itulah kenyataan yang terjadi setelah World Economic Forum merilis angka statistik yang sangat mengesankan sekaligus mencengangkan ini dengan melihat pergeseran penting lima perusahaan yang bergerak di bidang minyak dibanding perusahaan online selama 10 tahun terakhir (lihat statistik).

Di tahun 2006 misalnya, Exxon Mobil merajai panggung 6 perusahaan besar dunia dengan nilai perusahaan 362,5 miliar dollar AS, sedangkan Microsoft satu-satunya perusahaan digital atau software pada masa itu berada di peringkat 3 dengan nilai 279 miliar dollar AS. Sepuluh tahun kemudian komposisi ini sudah berubah.

Pada Agustus 2016 lalu Apple, Google’s Alphabet, Amazon and Facebook mendominasi daftar perusahaan-perusahaan paling bernilai, sementara ExxonMobil satu-satunya perusahaan minyak yang masih bertahan di 6 besar dengan menduduki peringkat 5, di mana nilainya hampir sama dengan Facebook yang berada di peringkat paling bontot.

Nilai perusahaan Exxon Mobil hanya berselisih "sedikit saja" dibanding Facebook. Jika Exxon Mobil bernilai 356 miliar dollar AS, Facebook siap menyusul dengan 355,6 miliar dollar AS. Jangan-jangan di bulan Oktober ini Facebook sudah menyalip Exxon Mobil!

Berada di puncak bisnis informasi, software dan hardware (gawai) sekaligus saat ini adalah Apple dengan nilai perusahaan 571,4 miliar dollar, disusul Google Aplphabet (530,6) dan Microsoft (445,5 miliar dollar AS)

***