Dalam postingan sebelumnya, saya bercerita mengenai keharusan para penulis mengeksplorasi bahasa yang digunakannya sendiri sebagai alat untuk menulis. Maksudnya agar kamu menjadi penulis andal, sebagaimana pesan novelis PD James. James bilang, bahasa itu cuma sekadar "raw material" alias bahan mentah untuk membuat hasta karya, selebihnya eksplorasi atas keindahan dan ketepatan penggunaannya.
Nah, kalau saya bilang "hasta karya" untuk menggantikan kata "kerajinan tangan", artinya saya menggunakan kosa-kata lawas bahasa Indonesia yang sebenarnya tak kalah gayanya dengan kata-kata mutakhir yang sekadar diserap dari bahasa-bahasa asing itu. Kalau saya bilang "petahana" untuk menggantikan kata "incumbent", itu artinya saya mengeksplorasi kosa-kata lama dan ternyata jauh lebih membumi dan tak kalah gengsi, bukan?
Saya bisa memastikan, tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang memiliki kosa-kata murni tanpa menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Demikian pula yang terjadi dengan Bahasa Indonesia yang disebut-sebut berakar dari Bahasa Melayu. Bahasa yang tanpa kamu sadari kamu ucapkan sehari-hari itu juga banyak menyerap bahasa asing. Padahal, ada yang lebih menantang buat para penulis, yaitu mengangkat kembali kosa-kata lama bahasa Indonesia asli ke dalam tulisan.
Memang hasilnya akan sama "asing"-nya dengan bahasa asing itu sendiri. Tetapi, lama-lama ini menjadi biasa karena bahasa itu hasil kesepakatan. Bukankah makna kata itu kesepakatan di antara penuturnya? Apalagi kata-kata yang maknanya sudah disepakati para pendahulu, sehingga kamu tidak harus bersawala (berdebat) soal kesamaan maknanya sebab semuanya sudah termuat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Berikut saya unggah (upload) kembali hasil eksplorasi blogger produktif Rahmadianti Cynthia yang dimuat di hipwee.com. Semoga hasil eksplorasinya ini bisa membantu proses pemahaman kamu-kamu semua mengenai kekayaan Bahasa Indonesia:
1. ‘Gawai’ = ‘Gadget’
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘gawai’ memiliki dua makna. Makna pertama adalah “pekerjaan” atau “kerja”, dan makna inilah yang kemudian digunakan sebagai pembentuk kata pegawai.
Makna kedua kata ‘gawai’ adalah “alat” atau “perkakas penunjang pekerjaan”. Makna kedua inilah yang didiskusikan para ahli bahasa untuk menjadi padanan kata ‘gadget’ dalam bahasa Indonesia. ‘Gadget’, sebagaimana ‘gawai’, berarti alat yang dapat menunjang pekerjaan dan komunikasi.
2. ‘Senandika’ = “Mengobrol Dengan Diri Sendiri”
Sering melihat adegan di film atau sinetron dimana sang tokoh berbicara sendiri? Tahukah kamu kalau perilaku itu bernama ‘senandika’?
Tapi sekarang nggak cuma tokoh dalam drama saja yang bisa bersenandika. Saat kamu update status di Facebook atau Twitter, kamu juga dapat dikategorikan sedang melakukan senandika.
Ngomong-ngomong, senandika bukan monolog, ya. Kalau seseorang yang bersenandika akan berbicara dengan dirinya sendiri, seseorang yang bermonolog berbicara satu arah kepada orang lain atau audiens.
3. ‘Renjana’ = ‘Passion’ / “Perasaan Atau Niat Yang Sangat Kuat Untuk Melakukan Sesuatu”
Apakah kamu pernah merasa sangat merindukan atau mencintai sesuatu? Apakah kamu pernah memiliki perasaan yang kuat terhadap seseorang? Nah, perasaan kuat ini dalam KBBI disebut dengan ‘renjana’. Selain itu, renjana juga dapat digunakan untuk menyatakan keinginan dan niat yang kuat untuk melakukan sesuatu. Sekarang, kata ini mulai sering digunakan sebagai padanan kata bahasa Inggris ‘passion’.
4. ‘Pengokot’ = ‘Stapler’
Pengokot merupakan padanan kata dari benda yang selama ini akrab kita sebut dengan stapler. Pengokot digunakan sebagai alat pembengkok kokot, alias besi atau kawat yang akan digunakan untuk memaut. Jadi sekarang, kalau mau pinjam atau beli stapler, ganti kata stapler-nya dengan pengokot, ya!
5. ‘Suryakanta’ = ‘Kaca Pembesar’
Saat ingin melihat benda berukuran sangat kecil dengan jelas, kita pasti akan menggunakan bantuan kaca pembesar atau lup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, benda ini disebut juga ‘suryakanta’.
Kata ‘surya’ sendiri memiliki arti “matahari”, sementara ‘kanta’ berarti “kaca yang kedua belah permukaannya melengkung”. Jika merujuk dari arti masing-masing kata, suryakanta dapat diartikan sebagai kaca dengan kedua permukaan melengkung yang digunakan untuk membantu melihat sesuatu dengan lebih jelas.
6.’Utas’ = ‘Forum’ / ‘Thread’
Sebenarnya, dalam KBBI ‘utas’ diartikan sebagai benang, tali, dan benda yang digunakan untuk menyambung benda-benda lainnya. Namun, kata ini akhirnya digunakan sebagai padanan kata bahasa Inggris ‘forum’ atau ‘thread’. Ini mengingat fungsi thread atau forum sebagai penyambung komunikasi para pengguna situs-situs diskusi di dunia maya.
Mulai sekarang, galakkan penggunaan kata ‘utas’, yuk! Contohnya:
“Ada banyak sekali utas populer di Kaskus yang isinya disalin dari artikel-artikel Hipwee.” ;)
7. ‘Unduh’ = ‘Download’
‘Unduh’ merupakan istilah yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai padanan kata bahasa Inggris ‘download’. Kata ‘unduh’ sebenarnya bermakna ‘ambil’ dan berasal dari bahasa Jawa.
Kalau kamu menggunakan bahasa Indonesia pada komputer atau telepon genggammu, pasti kamu akan sering melihat kata ‘unduh’ ini sebagai pengganti ‘download’.
8. ‘Unggah’ = ‘Upload’
Nah, kalau yang ini adalah lawan kata dari ‘unduh’. ‘Unggah’ adalah padanan kata upload dalam bahasa Indonesia. Jadi, mulai sekarang jangan bingung, ya, kalau lihat kata ‘unggah’ atau ‘unduh’ di komputermu.
9. ‘Semenjana’ = “Biasa-Biasa Saja”
“Eh Bro, apa kabar lo Bro?”
“Biasa aja, lagi semenjana gue.”
Semenjana merupakan kata sifat yang menggambarkan keadaan yang menengah, biasa, dan sedang-sedang saja. Tidak di puncak, tidak pula terpuruk. Nah, kalau hidupmu sedang biasa-biasa saja, berarti kamu sedang dalam keadaan semenjana.
10. “Ketaksaan” = ‘Ambiguity’
Ketaksaan adalah istilah dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan ambiguitas dan keraguan akan suatu makna. Ketaksaan juga dapat menggambarkan kekaburan makna suatu hal.
11. ‘Swakarya’ = ‘Do It Yourself’ / ‘DIY’
Sering lihat istilah ‘Do It Yourself’ atau ‘DIY’ di berbagai situs atau majalah? DIY memberikan kesempatan pada kita untuk mengeksplorasi kreativitas dalam membuat sesuatu: seperti makanan, kosmetik, pakaian, sampai dekorasi. Dalam KBBI, kegiatan ini disebut dengan ‘swakarya’.
Namun sayangnya, karena jarang digunakan sebagai istilah berkreasi, kata swakarya sekarang lebih dikenal untuk menggambarkan desa yang sudah mulai mengenal teknologi dan mengutamakan pendidikan.
12. ‘Daring = ‘Online’
Daring adalah singkatan dari dalam jaringan, yang mana dimaksudkan untuk menjadi padanan kata online dalam bahasa Indonesia. Jaringan yang dimaksud ini adalah jaringan internet. Jadi, kalau kamu sedang daring berarti kamu sedang tersambung dengan jaringan internet.
13. ‘Terungku’ = ‘Penjara’
Bui, hotel prodeo, dan lembaga pemasyarakatan adalah istilah-istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan penjara. Tapi ada lagi, nih, istilah untuk penjara yang masih jarang digunakan: terungku.
Walaupun jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, istilah terungku ini masih dapat kamu temukan di beberapa pemberitaan surat kabar.
14. ‘Teyan’ = ‘Fundraising’
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘teyan’ diartikan sebagai pengumpulan atau pemungutan uang untuk menyumbang atau menyokong suatu kegiatan. Dengan makna tersebut, istilah ini bisa kamu gunakan untuk mengumpulkan dana sumbangan atau iuran kegiatan.
“Bro, udah tahu ‘kan bulan depan anak-anak mau reuni SMA?”
“Hmm…lo mau nagih gue duit teyan, ya?”
15. ‘Gincu’ = ‘lipstick’
Seringnya, kita menyebut pewarna bibir dengan sebutan lipstick. Padahal kita sudah memiliki istilah yang dapat digunakan untuk menyatakan pewarna bibir: gincu.
Kata ini mungkin terdengar lucu untuk dikatakan. Tapi nggak ada salahnya, lho, untuk mulai menggunakannya. Hitung-hitung membantu dalam melestarikan bahasa asli Indonesia.
16. ‘Pelantang Telinga': ‘headset’
Istilah ini seharusnya bisa akrab dengan anak muda karena merujuk pada benda yang juga dekat dengan hidup kita: headset. Sayangnya mungkin karena kurang sederhana dan terdengar lucu, istilah ini tidak begitu populer untuk digunakan.
17. ‘Marka Kejut’ = ‘Polisi Tidur’
Sepanjang jalan di area perumahan, pasti kamu sering melewati gundukan aspal yang sering disebut ‘polisi tidur’. Marka jalan yang berguna untuk mengatur laju kendaraan ini sebenarnya memiliki istilah resmi, yaitu ‘marka kejut’. Dinamakan demikian, mungkin karena ingin membuat kita terkejut. Pernah merasa terkejut saat lewat marka kejut?
18. ‘Sawala’ = ‘Debat’
Yang kita tahu, kata ‘debat’ merupakan serapan dari bahasa Inggris debate. Nah, di KBBI kata debat juga punya sinonim yang lain: ‘sawala’. Mungkin kamu sekarang berminat mengganti nama kompetisi debat di sekolah atau kampusmu dengan istilah “Perlombaan Sawala”?
Tentunya tidak sekadar 18 kosa-kata lawas yang berhasil dieksplorasi Rahmadianti Cynthia yang kemudian saya unggah lagi sebagai pembelajaran. Masih banyak kosa-kata lawas lainnya yang bisa kamu eksplorasi sendiri melalui KBBI. Sebagai contoh kecil misalnya "mangkus sangkil" untuk menggantikan kata "efektif efisien". Memang terasa aneh sih, tetapi percayalah, lama-lama jadi biasa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews