Phyllis Dorothy James, penulis Inggris dengan novel-novel bertema "novel crime" menyatakan terima kasihnya kepada Bahasa Inggris, sebab menurutnya bahasa itu sangat kaya akan kata-kata (words), indah, dan serbaguna. Saya juga setuju pendapat novelis perempuan berusia 95 tahun ini bahwa bahasa (bahasa apapun) adalah bahan mentah dari sebuah kerajinan tangan.
"Semakin banyak menguasai perbendaharaan kata-kata, semakin hebatlah kamu menjadi seorang penulis," begitu kira-kira pesannya.
Saya teringat sebuah buku tebal terbitan Reader's Digest berjudul "How To Increase Your World Power" yang memuat hampir 10.000 kata-kata yang paling "bertenaga" dalam bahasa Inggris. Saya tidak paham dan tidak mahir berbahasa Inggris, tetapi buku itu mengajarkan bagaimana saya harus memahami satu kata dengan kata lainnya, baik itu sinonim maupun antonimnya.
Saya dihadapkan pada akar kata (root) yang harus saya hapal, yang lazimnya berasal dari bahasa Latin. Kemudian saya akan mencari turunannya, baik dalam kata kerja maupun kata benda.
Awalan-akhiran yang juga berasal dari bahasa Latin, dengan mudah menempel pada kata yang akar-katanya sudah saya hapal.
Saya ambil contoh akar kata Latin "aud" atau "audit" yang maknanya sama, yaitu "mendengar". Kalau saya menemukan kata-kata dalam bahasa Inggris yang memiliki akar kata "aud" atau "audit" seperti "audible", "audience", "audio", "audition", "auditor", dan "auditorium", maka artinya tidak jauh-jauh dari "mendengar".
"Audible" bermakna terdengar (The teacher's voice was barely audible). Saya tidak harus membuka kamus lagi ketika membaca kalimat "The speaker's voice was inaudible". Makna "Inaudible" bisa saya tebak sebagai "tidak terdengar" (antonim).
Jika ada turunan kata "Audibility" dari kata "audible", seperti "The audibility of the speaker's voice was poor" saya akan bisa menebak langsung maknanya bahwa "keterdengaran suara pembicara itu buruk". Mungkin tidak pas benar terjemahan saya, tetapi paling tidak begitulah kira-kira maknanya.
Nah dari akar kata "aud" dan "audit" ini selain 6 kata di atas, saya bisa menerka-nerka makna "audiology", "audiometer", "audio-visual", dan "audiophile". Begitu seterusnya...
Bagaimana dalam bahasa Indonesia?
Sama saja. Bahasa Indonesia juga punya kekuatan dan khas dibanding bahasa-bahasa lainnya, termasuk Bahasa Inggris. Bahkan, saya bisa menggunakan kata-kata lama yang selama ini jarang atau tidak pernah dipakai. Bisa jadi dia merupakan bahasa Indonesia asli atau serapan dari bahasa Sansekerta, Arab, Cina, Kawi, dan bahasa-bahasa daerah Nusantara lainnya. Tidak kalah kaya dan gaya kok.
Jadi, jangan berkecil hati.... kamu juga punya bahasa sendiri. :)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews