Yusril Meredup, Rizal Ramli Menguat sebagai Lawan Ahok

Minggu, 31 Juli 2016 | 08:18 WIB
0
460
Yusril Meredup, Rizal Ramli Menguat sebagai Lawan Ahok

Dari keempat menteri yang terkena resafel kabinet tempo hari, hanya Rizal Ramli yang pantas menjadi lawan tangguh bagi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk memperebutkan kursi DKI-1 pada Pilkada 2017 mendatang. Ini dimungkinkan setelah peluang Yusril Ihza Mahendra untuk didorong partai politik semakin menipis.

Syarat mantan menteri Kemaritiman dan Sumber Daya untuk menjadi kandidat gubernur terpulang pada kemauan Rizal sendiri dan adanya partai politik yang berani mengusungnya sebagai lawan tangguh Ahok. Untuk maju sebagai calon independen, sudah sangat sulit dilaksanakan meski melibatkan TemanAhok dan Relawan Teman Haji Lulung sekalipun.

Sebagaimana diketahui, disorongnya Sandiaga Uno oleh Partai Gerindra kurang punya greget dan kalah kelas. Ahok ibarat petinju kelas berat, Sandiaga masih berada di kelas bulu, sebagaimana dikuatkan hasil survey SMRC.

Entah kebetulan atau memang terencana, dari keempat menteri yang terkena resafel pekan lalu, yakni Ignatius Jonan, Anies Baswedan, Yuddy Chrisnandy, dan Rizal Ramli sendiri, sebelumnya berseteru dengan Ahok, setidak-tidaknya sebagaimana yang terungkap di media.

Fakta yang PepNews! temukan dan kumpulkan sebagai berikut:

1. Rizal Ramli pernah menyebut Ahok "cengeng", mergukan Ahok sebagai gubernur atau "pengembang", mengatakan Ahok beraninya ngadu sama presiden, terpental dari kabinet.

2. Ignatius Jonan membatalkan izin kapal keruk buat reklamasi pantai Jakarta, juga terpental.

3. Yuddy Chrisnandy pernah memberi nilai akuntabilitas Provinsi DKI di mana DKI cuma berada peringkat 18 dengan predikat CC, juga terpental.

4. Anies Baswedan menyindir Ahok soal larangan orangtua mengantar hari pertama anaknya sekolah sebagaimana dicanangkan kementriannya, akhirnya juga terpental.

Dari keempat menteri yang terkena resafel itu, hanya Rizal Ramli-lah yang paling pas dan sekelas untuk melawan Ahok, yakni sama-sama kelas berat. Indikasi paling jelas terlihat atas keberanian Rizal saat ia mengeluarkan keputusan untuk menghentikan proyek Pulau G milik Agung Podomoro Land untuk selamanya, bukan sementara lho!

Sementara publik melihat, kedekatan Presiden Jokowi dan Gubernur Ahok sudah tak diragukan lagi, yakni bermula dari pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI. Ahok bahkan sesekali membawa nama Jokowi atas persoalan yang tengah dihadapinya.

Fakta bahwa Ahok pernah meminta Jokowi sendiri yang memutuskan nasib proyek reklamasi Teluk Jakarta dilanjutkan atau tidak, sempat terkuak di media (silakan Googling, PN). Atas permintaan Ahok ini spontan Rizal bilang, "Jangan cengeng lah jadi orang." Orang yang dimaksud Rizal tentu bukan orang-orangan di sawah, tetapi Ahok tentunya.

Rizal bersandar pada ketentuan bahwa Izin reklamasi teluk Jakarta ada pada tiga kementrian, yakni Kelautan, Lingkungan Hidup, dan Kemaritiman. Sebagai "petarung" kelas berat, Ahok tak kalah gertak. Dia menegaskan bahwa Gubernur DKI memiliki kewenangan setara dengan menteri.

Dari keberanian dua petarung kelas berat ini melakukan urat syaraf di media, jelaskah bahwa Rizal dan Ahok merupakan lawan seimbang dan sepadan dibanding Jonan, Anies, atau Yuddy. Setelah copot sebagai menteri, Rizal cenderung diam dan entah di mana kini dia berada. Sementara Ahok tentu saja tidak mau pencopotan keempat menteri oleh Presiden Jokowi, termasuk Rizal Ramli, dikait-kaitkan dengan "kesaktian" dirinya, sebagaimana telah diberitakan PEPNEWS sebelumnya.

Tetapi PEPNEWS mencatat, sosok Ahok versus Rizal mengingatkan pada pra-pertarungan petinju kelas berat Mike Tyson versus James Buster Douglas di Tokyo, Jepang, 11 Februari 1990. Saat itu Tyson sangat diunggulkan. Pasar taruhan mencatat 9:1 untuk Tyson. Akan tetapi Douglas yang tidak diunggulkan hanya diam dan terus berlatih jika ada kesempatan.

Hasilnya? Pasar taruhan berbalik. Douglas-lah yang kemudian berhasil mengkanvaskan Tyson di saat pertarungan masih jauh untuk berakhir. Sekarang, tinggal siapa yang berani mendorong Rizal Ramli naik ke atas ring, bertarung melawan Ahok sebagai sang juara bertahan!