Mumpung edisi minggu. Saya isi dengan hal yang ringan: perkawinan. Baru sekali ini saya menghadiri pesta kawin di pinggir cliff: Uluwatu. Bali.
Saya berdecak kagum. Indah sekali. Romantis banget. Lihatlah videonya. Yang saya sertakan di tulisan pendek ini. Cukuplah video itu. Sudah sama dengan 10 halaman tulisan.
Saya harus pidato di acara itu. Mewakili keluarga besar Budi Prakoso. Yang mengawinkan anaknya: Ayu Sekarini Prakoso. Dapat suami wartawan Prancis: Aurelian Devornoix.
[embed]https://youtu.be/hZoX1U4rGRQ[/embed]
Saya baru sekali itu melihat Ayu. Yang SMA nya di Beverly Hill dekat Hollywood. Yang universitasnya di Essec, Prancis. Yang kini menekuni bidang seni dan desain di Paris.
Melihat wajah Ayu saya teringat bintang film Yenny Rachman: keningnya, hidungnya, bibirnya, dagunya, postur tubuhnya. Persis Yenny Rachman saat muda dulu. Saat masih top-topnya jadi bintang film.
Ternyata Ayu memang anaknya Yenny Rachman. Dengan Prakoso. Ketika keduanya belum bercerai. Pantesan miripnya bukan main.
Yenny tentu hadir di Uluwatu ini. Dengan suaminya yang sekarang. Yang direktur utama Bank Rakyat Indonesia.
Istri Budi yang satunya juga hadir: Rusma. Semuanya menyatu. Seperti satu keluarga.
Lihatlah foto bersama mereka. Bandingkan wajah Ayu dan Yenny Rachman. Simpulkan: yang mana Ayu dan mana ibunya.
Saya kagum dengan keindahan lokas ini. ”Di Bali ada enam lokasi yang seperti ini,” ujar EO tadi malam. ”Tapi ini yang the best,” tambahnya. ”Sulit sekali pesan tempat di sini,” katanya lagi.
Ayu sendiri yang memilih lokasi ini. Untuk 150 orang yang diundang. Saya lihat ada Pak Moeldoko dan istri. Setiawan Djody. Hadi Purnomo yang mantan Dirjen Pajak. Ada pula bintang film Rima Melati, Widyawati. Dan seperempat lagi keluarga pengantin pria dari Prancis. Termasuk wartawan-wartawan teman Autelian.
Saya tidak menyesal dulu kawin di bawah pohon mangga. Di halaman desa pelosok Magetan sana. Hampir 45 tahun yang lalu. (dis)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews