Tiga cara agar tidak lupa main piano atau gitar hanyalah berlatih, berlatih, dan berlatih. Itu kunci menguasai. Saya teringat buku The Outliers karangan Malcolm Gladwell yang pernah saya baca, buku tentang orang-orang sukses yang "berada di luar statistik", tentang keseriusan grup musik The Beatles yang harus melakukan 10.000 "jam panggung" agar keempat personilnya bisa mempertahankan profesionalitas mereka.
Demikian juga dalam menulis. Berlatih, berlatih, dan berlatih adalah kunci sukses menulis. Penulis profesional sekalipun kalau tidak menempuh "tiga" cara ini akan membuatnya mati gaya dan mati rasa. Saya sering mengatakan, menulislah setiap ada kesempatan selagi kamu bisa, minimal menulis status di Facebook atau sekadar berkicau di Twitter. Tentu menulis yang tidak terstruktur, toh hanya berupa gerundelan saja. Ya nggak apa-apa, yang penting kamu anggap itu sebagai latihan.
Nah, menulis yang lebih terstruktur, yang tidak sekadar grundelan satu kalimat, adalah tantangan yang harus dihadapi oleh penulis maupun calon penulis. Jadi agar punya struktur kokoh dalam menulis opini, misalnya, kamu wajib punya apa yang sering saya sebut "gagasan utama". Setiap tulisan, baik itu artikel maupun opini, harus punya gagasan utama (main idea) ini. Jika tidak, tulisanmu hanya berupa coretan "cakar ayam" yang tidak bermakna.
Lalu, apa itu gagasan utama?
[irp]
Saya kurang mahir menyusun definisi secara verbatim, yang memaksa orang untuk menghapalnya ketika membaca definisi itu. Bagi saya, ini cuka yang menambah perih luka sehingga menjadi beban derita pembaca sebagaimana para dosen memaksa mahasiswanya menghapal definisi, bukan memberi pemahaman.
Menghapal definisi baik-baik saja, tetapi yang lebih penting lagi memahami maksud dan implementasinya. Jadi kalau ditanya apa main idea dalam menulis, saya jawab "tidak tahu" presis.
Dalam pikiran saya, gagasan utama adalah pokok pikiran atau pokok bahasan dalam sebuah tulisan, yang melahirkan cabang dan ranting gagasan yang memerlukan pembuktian dan kelak berakhir di pelabuhan kesimpulan.
Kalau dalam benak kamu terbersit satu frasa "Manfaat Media Sosial buat Pergaulan", katakanlah begitu, nah itu baru sebuah asumsi yang perlu kamu buktikan benar-tidaknya. Tetapi sebenarnya gagasan utama yang ingin kamu sodorkan adalah kehadiran media sosial seperti Facebook dan Twitter di tengah kehidupan manusia modern sekarang ini. Berangkat dari sini, kamu bisa melakukan pemetaan pemikiran ala Tony Buzan (suatu saat saya akan bahas manfaat mind mapping dalam menulis).
[irp]
Manfaat media sosial hanyalah salah satu cabang saja dari gagasan utama mengenai kehadiran media sosial di tengah masyarakat modern. Kamu bisa menulis kebalikannya dari manfaat, yaitu mudlarat. Bilang saja "Facebook Nggak Penting" atau "Twitter Cuma Cari Musuh". Ini 'kan mudlarat yang juga harus kamu buktikan kebenarannya, yang wajib kamu beri tahu pembaca mengenai asumsi yang kamu bangun dan argumen yang kamu berikan. Jangan lupa beri kesimpulan atas semua argumen yang kamu berikan itu!
Ternyata, kamu baru punya dua cabang ide (pemikiran) dari gagasan utama "kehadiran media di tengah masyarakat modern", yaitu baru sebatas "manfaat" dan "mudlarat"-nya media sosial. Padahal cabang lainnya menunggu; "Dampak psikologis berjejaring di dunia maya bagi remaja", "Pergaulan maya ditinjau secara filosofis", "Dapet jodoh berkat Facebook", "Hampir mati gara-gara medsos", "Path 'agama baru' remaja kota' dan seterusnya.
Maaf kalau kamu anggap saya sombong.... sebab saya bisa menuliskan berpuluh bahkan beratus-ratus cabang ide dan ranting gagasan dari gagasan utama yang saya dapatkan.
Apa yang saya sampaikan ini adalah cara-cara saya dalam melahirkan ide untuk menulis opini; baik itu opini berkategori berat maupun ringan. Melahirkan ide bisa dimulai dengan menentukan gagasan utama yang biasanya lahir tatkala terbersit keinginan menulis tentang satu hal.
"Bisnis taksi, melepaskan diri ancaman gulung tikar". Itu gagasan utama yang terlintas saat kamu memulai menulis artikel atau opini.
Nah, dari gagasan utama itu kamu bisa ceritakan bagaimana upaya taksi konvensional seperti Blue Bird atau Express dalam menghadapi serbuan taksi online berbasis aplikasi. Segera kamu jelajahi dan cari tahu apa itu taksi online, apa itu aplikasi, bagaimana kemudahan dan efektivitas aplikasi itu. Apakah Blue Bird misalnya menciptakan aplikasi untuk armadanya yang lebih menarik dan mudah digunakan. Atau menawarkan potongan harga besar-besaran yang lebih kompetitif dibanding taksi online.
Jadi, betapa pentingnya memegang "gagasan utama" untuk melahirkan ide menulis opini itu.
***
[irp]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews