Pariwisata Aman Dukung Pemulihan Ekonomi

Fenomena ini muncul akibat PPKM level 4 yang kala itu benar-benar menutup akses pariwisata, sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa keluar untuk sekadar berwisata karena pembatasan tersebut.

Minggu, 21 November 2021 | 00:37 WIB
0
86
Pariwisata Aman Dukung Pemulihan Ekonomi
Destinasi wisata (Foto: water-sport-bali.com)

Masyarakat mendukung pembukaan pariwisata aman untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Pembukaan pariwisata tersebut tentu dengan menerapkan Prokes ketat dan mengikuti semua ketentuan Pemerintah guna mencegah lonjakan kasus Covid-19.

Pandemi telah memukul perekonomian khususnya di sektor pariwisata, tak sedikit tempat wisata yang mengalami defisit pemasukan karena imbas dari kebijakan pembatasan sosial dalam rangka memutus mata rantai penularan virus corona. Namun saat ini angka pasien covid-19 telah jauh melandai, sehingga sektor pariwisata patut dibuka dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno merasa optimis bahwa dengan dibukanya kembali sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara dapat memulihkan perekonomian. Sebab, pembukaan pariwisata tentu daja dapat menarik peluang terciptanya lapangan kerja.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada pengelola desa wisata untuk bersiap diri menyambut pembukaan pariwisata untuk turis mancanegara. Tidak hanya persiapan layanan, tetapi juga aspek protokol kesehatan melalui penerapan CHSE (cleanliness Health Safety Environtment Sustainability) yang terintegrasi dengan Aplikasi Peduli Lindungi. Hal tersebut disampaikan saat Sandiaga menyerahkan penghargaan kepada 50 desa wisata terbaik di Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB).

Meski demikian, Sandiaga juga mengimbau kepada pengelola desa wisata untuk dapat mengembangkan diri dalam menyambut wisatawan domestik. Alasannya, karena wisatawan domestik juga memiliki potensi kunjungan yang sangat besar.

Terlebih, NTB akan menjadi tuan rumah dari gelaran MotoGP Mandalika, World Superbike, serta G20 tahun 2022 mendatang. Sehingga akan banyak sekali event-event yang berlangsung di NTB. Sandiaga berharap agar masyarakat di NTB mampu membuka peluang untuk bangkit, ekonomi bergerak kembali dan lapangan kerja kembali terbuka.

Hanya saja, kedatangan wisatawan tersebut harus sejalan dengan pengendalian Covid-19. Protokol Kesehatan serta protokol karantina harus dipatuhi secara disiplin oleh seluruh pelaku perjalanan luar negeri, khususnya wisatawan mancanegara. Mereka harus telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap serta menjalani masa karantina selama tiga hari setibanya di Indonesia.

Hal tersebut merujuk pada Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 20 Tahun 2021 tentang protokol kesehatan perjalanan Internasional pada masa pandemi covid-19.

Dirinya menjelaskan, bahwa kuncinya adalah Covid yang terkendali. Sandiaga berharap agar ketentuan ini dapat dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri maupun warga negara asing WNA.

Sementara itu, dirinya menjelaskan bahwa proses vaksinasi di NTB terus dilakukan, sebagaimana instruksi dari Presiden Joko Widodo agar semua pihak dapat menyambut gelaran WSBK 2021 DAN MotoGp 2021. Sehingga, jika semuanya berjalan lancar, sektor pariwisata dalam ajang balap motor dunia tersebut akan semakin membuat pariwisata bergairah dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.

Dirinya meyakini bahwa ajang balap motor berskala internasional tersebut diharapkan akan menjadi sinyal kebangkitan sektor pariwisata dan industri kreatif di Indonesia. Selain itu, ajang tersebut juga diharapkan dapat menjadi bukti bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah pelaksanaan G20 yang rencananya akan digelar pada tahun 2022 mendatang.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyampaikan apresiasinya kepada Kemenparekraf. Dirinya berharap dengan dibukanya kembali pariwisata bagi wisatawan mancanegara dapat menggerakkan ekonomi di NTB, khususnya Lombok Barat. Mengingat wilayahnya memiliki 58 desa wisata dengan berbagai variasi produk unggulannya, mulai dari tenun, pantai, mangrove dan lainnya.

Perlu kita ketahui bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi nasional. Hal ini bisa diwujudkan melalui tiga sinergi yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

Apalagi banyak negara maju yang menjadikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai penopang utama dari perekonomiannya. Meski demikian, pengawasan haruslah diperketat, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi fenomena wisata “balas dendam”.

Fenomena ini muncul akibat PPKM level 4 yang kala itu benar-benar menutup akses pariwisata, sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa keluar untuk sekadar berwisata karena pembatasan tersebut.

Melandainya angka kejadian Covid-19 tentu saja bisa dijadikan momentum untuk menggiatkan kembali aktifitas pariwisata, desa wisata, wisata olahraga, wisata kebudayaan, wisata kuliner dan beragam produk ekonomi kreatif harus kembali digelorakan, sehingga perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat kembali berputar sehingga berdampak pada meningkatnya derajat pelaku industri wisata.

Gea Kusumawardani, Penulis adalah kontributor Lingkar Khatulistiwa