Sidoarjo MTB Adventure, Gowes Bareng Keliling Tambak

Rabu, 12 Februari 2020 | 14:46 WIB
0
201
Sidoarjo MTB Adventure, Gowes Bareng Keliling Tambak
Sidoarjo MTB Adventure, Minggu, 9 Februari 2020. (Foto: Istimewa).

Pada Minggu (9/10/2020), Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) gelar MTB Adventure. Kegiatan bertema “Estetika Tambak Sidoarjo” itu diadakan oleh PT. Insera Sena, Lingkar Timur, mendapat antusiasme dari berbagai kalangan.

Mulai dari perseorangan hingga komunitas Gowes dari berbagai kota se-Jawa Timur turut memeriahkan acara tersebut.

MTB Adventure diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan destinasi wisata dan track baru, khususnya daerah tambak di Sidoarjo. Mengingat Sidoarjo juga memiliki lahan tambak yang luas, sehingga Goweser, sebutan bagi mereka yang suka bersepeda dapat menikmati track yang dilewati.

“Bagi kami, para penggemar komunitas gowes, tentunya sangat senang sekali dengan adanya event ini. Kita dapat menjalin silaturahmi antar komunitas gowes lain yang dari berbagi penjuru kota, apalagi terdapat hadiah yang sangat menarik dengan hadiah utama 1 unit sepeda motor,” ungkap Andika, salah satu seorang peserta MTB Adventure.

Sementara itu, Wakil Bupati Sidoarjo, H. Nur Ahmad Sayifudin S.H juga turut hadir pada acara tersebut. Plt yang akrab disapa  Cak Nur itu memberangkatkan para peserta sebanyak 750 orang dari berbagai kota seperti Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Madura, Gresik, Probolinggo, dan kota lainnya.

Menurut Wabup Sidoarjo, kegiatan gowes yang diadakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Umsida ini tentu mendapat sambutan yang sangat baik, dan juga gowes khusus dengan melewati jalur tambak seperti ini belum pernah dilakukan sama sekali di daerah Sidoarjo.

“Kabupaten Sidoarjo dikenal dan tersohor karena memiliki area tambak yang cukup luas, makanya area dan kawasan ini harus terus dilestarikan,” sambungnya.

Selain itu, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Umsida, Nur Maghfira Aestetika M.Med.Kom yang datang langsung di acara tersebut juga menyampaikan, selain untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam terjun langsung mengadakan sebuah event, MTB Adventure ini juga dapat mem-branding tambak yang berada di Sidoarjo.

“Dengan mengambil tema Eksotika Tambak Sidoarjo, hal ini juga mencoba membranding eksistensi tambak Sidoarjo yang dikenal cukup luas,” ujarnya.

PT. Insera Sena sebagai pihak yang bekerja sama dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi Umsida juga menanggapi tentang acara ini. Harapannya bahwa setelah adanya acara MTB yang diselenggarakan dapat meningkatkan minat seseorang dalam bersepeda.

“Kedepannya dengan adanya event ini, semoga dapat menimbulkan open mind bahwa bersepeda di tambak juga tak kalah menyenangkan,” tutur Dear Hakam, selaku promosi event.

Memang perlu disadari bahwa khususnya Sidoarjo, daerah ini mayoritas delta dan bukan gunung. Sehingga segala peluang yang ada harus dimanfaatkan untuk menumbuhkan dan menggalakan pecinta gowes.

Pihak panitia penyelenggara juga merasa sangat senang karena dengan event ini, mereka telah berhasil mengenalkan destinasi wisata dan track baru khususnya daerah tambak. Mengingat selama ini pesepeda hanya mengetahui track on road dan off road yang identik dengan gunung.

“Senang dan bangga karena berjalan sesuai harapan. Apalagi kegiatan ini menjadi suatu hal yang pertama kali dan sesuatu yang baru bagi peng-gowes,” pungkas Paradigma selaku panitia.

Kota Tambak

Kabupaten Sidoarjo sudah dikenal oleh kalangan umum menjadi penghasil ikan Bandeng berkualitas tinggi. Ratusan hektar tambak Bandeng terdapat di pesisir Kabupaten Sidoarjo dari Utara perbatasan Kota Surabaya hingga Selatan perbatasan Kabupaten Pasuruan.

Total luas lahan tambak di Sidoarjo 15.530 ha dengan total petani tambak sebanyak 3.227 orang. Produksi budidaya udang windu dan ikan bandeng di Sidoarjo dari tahun ke tahun terus meningkat meski terjadi anomali cuaca.

Setidaknya itu yang terjadi dalam 10 tahun terakhir (sejak 2010). Produksi bandeng 2010 meningkat 19.839 ton dibanding 2009 sebanyak 16.076 ton. Sedangkan produksi udang 2010 melonjak 3.725 ton dari sebelumnya 3.465 ton.

Sebagian besar produksi untuk pasar ekspor. Selain memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, juga memasok kebutuhan budidaya ikan bandeng dan udang windu di sejumlah daerah di Indonesia.

Hasil produksi ikan bandeng dan udang windu di Sidoarjo relatif bagus. Selain itu, para petani telah mengantisipasi anomali cuaca dan mengelolanya secara optimal. Bahkan, sejumlah petugas penyuluh dikerahkan untuk mendampingi para petani.

Namun, melonjaknya hasil produksi ikan dan udang ternyata tak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi warga Sidoarjo. Konsumsi ikan warganya Sidoarjo meningkat 5 persen dari 20,09 kg per kapita per tahun menjadi 25,39 kg per kapita per tahun pada 2010 lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga Sidoarjo didatangkan pasokan udang dan ikan bandeng dari luar daerah. Sebagaian besar hasil produksi ikan bandeng dan udang Sidoarjo dipasok ke luar daerah dan luar negeri.

Sedangkan, pasokan untuk Sidoarjo hanya ikan bandeng dan udang windu kualitas rendah. Warga Sidoarjo ternyata gemar makan ikan. Ini diungkapkan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah saat membuka Hari Pangan se-Dunia ke-37 di Pendopo Delta Wibawa, Selasa (31/10/2017).

Saiful Ilah mengatakan tingkat konsumsi ikan per kapita warga Sidoarjo terbilang tinggi. “Rata-rata setahunnya satu warga Sidoarjo mengonsumsi ikan sebanyak 34,57 kg. Ini hampor dua kali lipat angkar rata-rata nasional yang hanya 18,8 kg per tahun,” kata Saiful Ilah.

Tingkat konsumsi ikan yang tinggi ini dinilai Saiful karena Sidosrjo merupakan salah satu daerah penghasil ikan terbesar. Banyaknya pengusaha tambak membuat harga ikan bisa dijangkau masyarakat luas.

Malansir Tribunnews.com, Selasa (31 Oktober 2017 21:36), atas hal itu, Saiful Ilah sempat mengklaim tingkat gizi warga Kota Delta terbilang tinggi untuk wilayah Jatim.

“Bahkan nilai pola pangan harapan (PHP) yang jadi indikator tingkat gizi masyarakat juga tinggi, yaitu 86,95 persen. Angka itu di atas angka nasional yang hanya 86,6 persen,” ujar Saiful Ilah.

Ia menyatakan akan terus mengembangkan potensi perikanan di Kota Delta untuk menjaga ketahanan pangan dan nilai gizi warga. Pihaknya pun telah membuat program-program untuk menggenjot produktivitas perikanan, baik ikan laut maupun air tawar.

“Gizi yang cukup kaitannya erat dengan kesehatan dan tingkat intelejensia. Kami ingin warga tercukupi gizinya,” ujarnya.

***