Sekarang saja DNA sudah bisa dipakai secara umum: untuk menyusun silsilah keluarga. Sampai sekian puluh turunan ke atas.
Anak kelas 6 SD pun mestinya sudah bisa ikut sidang isbat. Untuk menentukan kapan Lebaran tiba. Atau kapan hari pertama puasa dimulai.
Misalnya Panji J Gunawan ini. Anak kelas 6 SD British School Jakarta ini. Sebelum menteri agama mengumumkan hasil sidang isbat di TV tadi malam, Panji sudah tahu pasti: Lebarannya hari Rabu.
Dari mana Panji tahu?
“Dari Skyview Lite," ujar Gunawan, bapaknya.
Tadi malam itu sang bapak lagi nonton tv. Yakni saat menteri agama muncul di tv. Akan mengumumkan hasil sidang isbat.
Anaknya itu mengajak bapaknya melihat Skyview Lite saja. Di layar laptop itu posisi bulan bisa dijelaskan secara nyata. Real time. Tidak tertutup mendung. Tidak terganggu hujan.
"Di sini bisa dilihat bulan baru tampak pada jam 06.40 besok. Sekarang masih di bawah horizon. Jadi hari rayanya baru Rabu," ujar Panji pada bapaknya.
Saya kenal sang ayah. Pernah bekerja di perusahaan minyak asing. Salatnya rajin. Sering mengajak Panji ikut salat. Panji pun juga belajar membaca Alquran. Sampai Iqra 2.
Untunglah tanpa Skyview Lite pun, tahun ini hari lebarannya sama. Tidak perlu ada yang bilang, "Saya memulai puasa ikut NU tapi lebaran ikut Muhammadiyah". Agar berpuasanya hanya 28 hari.
Saya tidak tahu apakah sidang isbat tadi malam juga masih seperti dulu-dulu: mendengarkan kesaksian petugas yang dikirim ke pantai di Banten atau Pantai Kenjeran. Yang petugas itu diminta khusus berada di pinggir laut: agar bisa melihat bulan. Atau tidak melihat bulan.
Saya juga tidak tahu apakah masih relevan adanya dua aliran dalam melihat bulan: ru'yah dan hisab. Yang satu berdasar hitungan astronomi. Satunya lagi berdasar penglihatan mata.
Semua itu kini sudah digantikan oleh software komputer. Mestinya. Seperti Skyview Lite yang dipakai Panji itu.
Saya juga lupa apakah Syuriah NU sudah membahas Skyview Lite ini dalam bahtsul masail. Di NU selalu ada forum pembahasan hal-hal baru dalam kehidupan. Bagaimana hukum agama harus memandangnya.
Alhamdulillah. Ilmu pengetahuan akhirnya tampil. Membawa kebenaran ilmiah.
Rupanya ilmu pengetahuanlah yang bisa menjadi penengah pertikaian antar aliran.
Kelak ilmu pengetahuan juga yang akan bisa menyelesaikan apakah Adam itu manusia pertama. Seperti yang diyakini oleh Islam. Dan oleh Kristen.
Lalu bagaimana dengan penemuan fosil manusia di Ngawi. Yang umurnya, menurut ilmu antropologi, 900.000 tahun. Padahal Adam baru berumur paling tua 8.000 tahun. Belum lagi penemuan-penemuan kerangka manusia yang lebih tua. Jutaan tahun. Di Mongol dan di Eropa.
Ilmu di bidang DNA akan menyelesaikan semua itu. Sekarang saja DNA sudah bisa dipakai secara umum: untuk menyusun silsilah keluarga. Sampai sekian puluh turunan ke atas.
Di Amerika perusahaan DNA sangat banyak. Dan laris. Demikian juga di Tiongkok.
Adakah Skyview Lite sudah bisa ikut sidang isbat tahun depan?
Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir batin. Terutama bagi yang menunggu Riau-1. Saya pikir Lebarannya bisa ditunda. Ternyata tidak. Maka Riau-1 saja yang ditunda.
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews