Antara Kepemimpinan, Strategi dan Karakter

Dengan karakter yang semakin kuat, makin confident tapi tetap andap asor, InsyaAllah kita akan melihat Indonesia akan semakin maju dan aman dipimpinnya,

Senin, 8 Juli 2019 | 21:08 WIB
0
315
Antara Kepemimpinan, Strategi dan Karakter
Jokowi dan para pemimpin dunia (Foto: Facebook/Prayitno Ramelan)

Tiga tahun yang lalu, 8 Juli 2016, saya memosting tulisan, analisis ringan tentang lebih pentingnya karakter seorang pemimpin saripada strategi, sebagai dasar, qoute bagus dari seorang Jenderal Amerika, Schhwarzkopf. Semoga masih bermanfaat bagi pemimpin-pemimpin masa kini untuk dipikirkan.

"Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter. Jika Anda harus melepaskan salah satunya, tinggalkanlah strategi dan tetaplah dengan karakter" (Norman Schwarzkopf, pemimpin pasukan AS dalam Perang Teluk 1991)

Catatan saya: "Karakter merupakan sebuah karunia Tuhan yang diberikan kepada seseorang... Pemimpin dengan karakter yang kuat akan sulit dilawan oleh siapapun.

Dengan karakternya si pemimpin akan mampu memutuskan segala sesuatu dengan matang, bijak dan penuh perhitungan... karena itu bila terpaksa, tanpa strategipun, dia akan mampu membawa siapapun yang dipimpinnya menuju sasaran dan arah tujuan yang ingin dicapainya. Memang akan sangat ideal pemimpin dengan karakter kuat bila dilengkapi strategi yang tepat akan lebih sukses.

Pemimpin dengan karakter yang lemah, walau strateginya hebat, titik rawannya adalah rasa takut dan ketidakmampuannya dalam mengambil keputusan... Menurut intelijen, titik rawan adalah kelemahan yang bila dieksploitir lawan akan menyebabkan kelumpuhan... bahkan permanen.

Pak Jokowi dulu banyak yang menilainya lemah, mudah dipengaruhi, tetapi mampu menang dalam Pilpres 2019. Di sini saya melihat karakternya yang kuat didukung integritasnya menjadi ujung tombak saat kampanye pilpres, saya percaya itu.

Contoh lain, dengan karakter dan karunia Allah, Jokowi diterima dengan rasa hormat oleh King Salman dari Arab Saudi saat umrah, diijinkan masuk Kabah dan yang hebat, bersama Ibu Iriana dizjinkan ziarah ke dalam ruang makam Rasulullah, itu pertama kali ada wanita yang boleh masuk. Saya pernah menulis tentang hal ini.

Saat KTT G-20, masyarakat dibuat terheran-heran, demikian besar penghargaan para penimpin dunia kepada beliau. Jokowi didudukkan bersanding dan sejajar dengan Presiden Donald Trump dan pemimpin-pemimpin besar dunia lainnya. Pemimpin-pemimpin lainnya foto dengan simbol jempol, mereka menghormatinya itu... "canggih".

Baca Juga: Jokowi, Dipuji Internasional tapi Dihujat di Negeri Sendiri

Nah, itu semua karena ridha Allah, karakternya semakin hari atas kehendak Allah semakin kuat. Walau kini banyak yang mengatakan, kabinet mendatang inner circle dan parpol akan memengaruhi, berbondong- bondong pada sowan. Rasanya saran didengar tapi belum tentu akan diiyakan. 

Dengan karakter yang semakin kuat, makin confident tapi tetap andap asor, InsyaAllah kita akan melihat Indonesia akan semakin maju dan aman dipimpinnya, Aamiin.

TNI dan Polri di bawah kepemimpinan Marsekal Hadi Tjahjanto dan Jenderal Tito Karnavian, sudah membuktikan mampu menetralisir ancaman dan gempuran hoax pemecah belah dan serangan ujaran kebencian dari tujuh kelompok yang anti Jokowi saat pra hingga pilpres.

Selain itu, Menhan Ryamizard selalu menetralisir sikon yang genting, berani menolak mereka yang anti Pancasila dan yang mau bikin negara Khilafah. Nah, juga saat KTT G-20 foto-foto menunjukkan, banyak negara lain yang siap mendukung dan akan erat sebagai mitra bukan hanya kita yg butuh, mereka juga butuh kita...

Semoga Allah melindungi Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin dan juga bangsa Indonesia dengan barokahNya, menuju masyarakat adil makmur, Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerta Raharja. Aamiin. 

Marsda Pur Prayitno Ramelan, pengamat intelijen.

***