Lihatlah bagaimana proses pembuatan tempe dilakukan sebagaimana ditunjukkan dalam video ini. Bila anda ingin selamat dalam persaingan dagang di era digital, berkemaslah luar dalam.
Seringkali, manusia dihormati dan dihargai karena tampilan baju yang indah. Rupanya, makanan juga begitu. Namun, baju indah saja tidak cukup. Perilaku asli sehari-hari seseorang (akhlaq) jelas akan menjadi penentu kehormatan seseorang.
Apa artinya baju indah kalau orang yang mengenakannya culas, tukang tipu. Makanan juga begitu. Apa arti makanan yang dikemas indah, bila bahan baku dan proses pembuatan makanan itu kotor, jorok dan terkandung pestisida.
Di era digital yang seluruh proses apapun dari A sampai Z dapat diviralkan secara massive, agaknya menuntut semua orang (dan juga barang) berkemas secara menyeluruh.
Artinya, kemasan harus utuh. Bila ingin mengemas manusia (baca: meningkatkan kualitas sumber daya manusia) harus banyak belajar dari pedagang tempe dalam video ini.
Silahkan berkaca. Lihatlah bagaimana proses pembuatan tempe dilakukan sebagaimana ditunjukkan dalam video ini. Bila anda ingin selamat dalam persaingan dagang di era digital, berkemaslah luar dalam.
Jangan hanya cantik di luarnya, tapi juga di dalamnya. Mengapa? "Beauty is only skin deep" kata Sir Thomas Everbury. "External attractiveness has no relation to goodness or essential quality."
Kembali ke soal tempe, apa artinya tempe dibungkus bagus kalau seluruh proses pembuatan jorok dan tidak sehat. Karena itu, bila pedagang tempe Indonesia ingin mendunia, contohlah pembuatan tempe sebagaimana terlihat di video ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews