Jokowi Itu Anak Kandung Reformasi

Selasa, 22 Januari 2019 | 10:07 WIB
0
298
Jokowi Itu Anak Kandung Reformasi
Joko Widodo sebelum jadi Walikota Solo (Foto: Tomi Lebang)

Jokowi itu anak kandung reformasi. Ia bisa menjadi orang nomor satu di negara ini karena tumbangnya rezim Orde Baru di tahun 1998 oleh mahasiswa.

Di zaman Soeharto berkuasa, anak-anaknya juga ikut berkuasa dalam arti sebenar-benarnya. Pekerjaan atau proyek besar apa di negeri ini yang tanpa kehadiran keluarga Soeharto? Bisnis jalan tol, tambang minyak dan gas, mobil nasional, cengkih, perhotelan, dan sebagainya. Dan sebagainya.

Anak-anak Soeharto juga “dititipkan” di daerah-daerah untuk diutus menjadi anggota DPR atau MPR. Tommy jadi anggota DPR dari Sulawesi, misalnya. Di penghujung kekuasaan ayahnya, Mbak Tutut bahkan diangkat jadi Menteri Sosial. Hanya soal waktu semua kekuasaan itu alih generasi di lingkar keluarga Cendana sahaja.

Lalu reformasi datang. Kesempatan juga datang bagi orang-orang yang jauh dari keluarga Soeharto. Semua bisa meraih mimpi. Semua setara di garis awal lomba.

Dari sanalah lahir tokoh-tokoh baru, dari kalangan rakyat biasa dengan beragam latar: Jokowi, Jusuf Kalla, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, dll. Mereka melesat menuju puncak lewat kompetisi yang setara.

Apa jadinya Jokowi kalau reformasi tak ada? Dia hanya lelaki orang kampung di Solo, mungkin tetap menekuri jual beli bangku dan meja sekolahan. Jika Soeharto dan keluarga melintas di kota Surakarta, ia mungkin hanya jadi penonton di pinggir jalan raya. Ia hanya serupa debu yang dengan mudah dikebutkan oleh kemoceng Orde Baru.

Reformasi memungkinkan Jokowi memanjat pohon nasibnya sendiri. Reformasi 1998 melahirkan banyak tokoh yang dulu hanya bisa menganyam mimpi.

Dan reformasi itu digerakkan para mahasiswa. Ada yang mati, ada yang luka. Tapi pengorbanan mereka tak sia-sia.

Sekali lagi, kampus-kampus perguruan tinggi yang mahasiswanya dulu berjuang menggulingkan Orde Baru — yang masih bangga menyebut diri sebagai Kampus Reformasi — tak akan berkhianat kepada sejarah. Tak akan mendukung Prabowo Subianto, jagoan keluarga Soeharto.

Mereka seharusnya ada di barisan yang mendukung Jokowi, tokoh yang lahir dari rahim bernama reformasi, tokoh yang keluar dari ayakan zaman Orde Baru.

***