Cita-cita Cecilia Berburu Gelar WIM dan WGM

Semoga saja Covid-19 ini cepat berlalu sehingga Cecilia kembali semangat untuk membaca A World Champion's Guide to Chess karya GM Susan Polgar buku catur pertama Livi guna meraih cita-citanya.

Selasa, 19 Januari 2021 | 07:20 WIB
0
114
Cita-cita Cecilia Berburu Gelar WIM dan WGM
Cecilia Natalie Liuviaan (Foto: koleksi pribadi)

Selalu menyenangkan untuk menulis tentang pecatur-pecatur muda berbakat di Indonesia karena mereka inilah nanti yang akan mengharumkan nama negara di kancah internasional menggantikan para pecatur senior pendahulunya.

Salah satunya adalah WCM Cecilia Natalie Liuviaan. Mendengar nama depannya Cecilia, pikiran kita langsung tertuju kepada pembukaan Sicilia yang terkenal itu. Salah! Cecilia itu diambil dari nama Santa Cecilia, nama Baptis Natalie karena dia lahir di bulan Desember.

Sementara itu tambahan Liuviann berasal dari nama kedua orangtuanya. Cecilia Natalie: semoga hidupnya baik seperti Santa Cecilia. Begitu kira-kira filosofi dari namanya. Sama sekali tidak ada unsur catur di dalamnya.
Baiklah, cukup sudah cerita tentang nama. Sekarang mari kita bicara tentang prestasi catur. Cecilia lahir di Bogor, 24 Desember 2005. Soal bakat catur, biasa saja begitu ayahnya menilai, tetapi soal tekad dan semangat, Livi salah satu dari sekian banyak anak yang gigih, ambisius, dan pekerja keras.

Sekali Cecilia punya keinginan, akan terus dia kejar. Inilah celah bagi kedua orang tuanya untuk terus mendorong putri mereka itu agar bisa melengkapi bakat catur yang biasa-biasa tadi menjadi luar biasa. Apalagi Cecilia suka matematika dan di catur itu ada berhitung, kalkulasi. Klop sudah.

Belajar dasar-dasar catur pada umur 7 tahun dari ibunya, pada usia 10 tahun 6 bulan Cecilia sudah mampu merebut gelar juara nasional untuk pertama kalinya tahun 2016 pada Kelompok Usia E Putri KU-11.

Berkat prestasinya ini, PB Percasi mengirim Cecilia ke China untuk mengikuti 13th Asian Schools Chess Championship 2017 kategori Girls U13. Selain memperoleh medali perunggu Celilia juga meraih gelar WCM di turnamen itu.

Pencapaian Cecilia bukan hanya itu. Anak pertama dari dua bersaudara ini juga meraih medali emas di Kejurnas Catur 2018 di Banda Aceh pada Kelompok Usia D Putri KU-13.

Masih di Kejurnas, setahun kemudian Cecilia kembali merebut medali emas pada Kejuaraan Nasional Catur ke-48 tahun 2019 yang digelar di kota Ambon kali ini di Kelompok Junior Putri C U15.

Menjadi juara nasional itu tidaklah mudah. Apa lagi lawan-lawan yang dihadapi adalah para pecatur terbaik yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Livi demikian gadis manis ini biasa dipanggil mampu melakukannya tiga kali. Berarti Cecilia mampu mencetak hattrick di turnamen yang sangat bergengsi itu.

Prestasinya ini membuat Livi kembali dipanggil PB Percasi untuk diberangkatkan mengikuti turnamen catur Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 kategori Girls U14 di Bangkok, Thailand.

Kesempatan kedua ke luar negeri kali ini tidak disia-siakan oleh Livi. Dia berhasil merebut medali emas catur blitz setelah secara sensasional mencetak 8½ poin dari sembilan babak hasil dari delapan kali menang, satu kali remis tanpa pernah kalah.

Masih di turnamen yang sama, penggemar pizza dan rendang ini juga berhasil merebut dua medali perak untuk Indonesia di catur klasik dan catur cepat.

Apakah Cecilia Natalie sudah puas dengan pencapaiannya ini? Tentu saja, tidak. Penyuka pertahanan Sicilia ini masih mengincar gelar WIM dalam waktu dekat dan gelar WGM dalam jangka panjang.

Tetapi inilah situasinya. Berlatih, apalagi dimasa pandemi yang sepi turnamen di atas papan saat ini bukan hal yang mudah. Cecilia seperti kehilangan motivasi karena jenuh.

Ditambah kesibukan berkutat dengan tugas-tugas sekolah online yang seperti tak ada habisnya, membuat tenaga seperti terkuras habis dan semangat berlatih pun turun drastis.

Pecatur yang mengidolakan GM Judit Polgar dan GM Hou Yifan karena mampu bersaing di turnamen-turnamen Open ini harus berjuang keras untuk mengatasi rasa bosan karena harus tinggal di rumah menanti pandemi ini reda entah kapan.

Soal pelatih, Livi tidak perlu khawatir karena pelatihnya saat ini adalah IM Dede Liu. Ayahnya. Pecatur nasional yang handal dan sarat pengalaman dalam hal melatih catur. Ini juga salah satu alasan Livi belajar catur. Cecilia ingin seperti ayahnya sering ke luar negeri untuk bertanding catur.

Semoga saja Covid-19 ini cepat berlalu sehingga Cecilia kembali semangat untuk membaca A World Champion's Guide to Chess karya GM Susan Polgar buku catur pertama Livi guna meraih cita-citanya meraih gelar WIM dan WGM.

***