Mo Sidik Gencar Cari Duit Rp 1 Miliar Buat Tinggal di Wellington

Toh, di sela-sela kesibukannya sebagai konsultan, Mo tetap mau meneruskan “bisnis cebanan”-nya itu. Kali ini ia mau menggunakan aplikasi teknologi digital dan penggunaan virtual reality.

Selasa, 31 Desember 2019 | 21:33 WIB
0
248
Mo Sidik Gencar Cari Duit Rp 1 Miliar Buat Tinggal di Wellington
Mo SIdik (Foto: Abi Hasantoso)

Komika Mo Sidik, nama lengkapnya Mohamad Ali Sidik Zamzami, pada Selasa (31/12) malam ini tampil di satu hotel di Jakarta dalam acara pergantian tahun baru. Mo mengaku lagi getol-getolnya cari duit. Ia mau menabung sampai jumlahnya Rp 1.000.000.000! Duit sebanyak itu buat persiapan pensiun menghabiskan masa tua di Selandia Baru.

“Rencananya suatu saat nanti gue mau pindah dan menetap selamanya di Wellington. Gue sudah search di internet tentang kota-kota ternyaman di dunia dan gue jatuh cinta sama Wellington,” ungkap Mo, kelahiran Jakarta pada 15 Oktober 1976, saat ditemui di VIP Room Panitia Penyelenggara Indonesia Innovation Forum, The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu (11/12) tiga pekan lalu.

Banyak yang tidak tahu sejatinya Mo adalah seorang pengusaha. Selain dagang stand up comedy di satu klub khusus bagi para penggemar tontonan lawak monolog itu, Mo pernah bikin tempat permainan aneka sulap di sebuah mall di Bekasi.

“Itu bisnis cebanan, sepuluh ribu perak (Rp 10000), tapi gue pernah dapat untung bersih sampai ratusan juta rupiah,” papar Mo, komika berdarah Padang yang mudah dikenali publik lewat perawakannya itu.

Tapi “bisnis cebanan” aneka permainan sulap itu gulung tikar akibat ekspansi ke beberapa mall setelah sukses yang di Bekasi.

“Gue terlalu bernafsu buka di mall-mall lain tanpa survei dulu. Ternyata peminatnya sedikit. Keuntungan dari Bekasi buat menutup kerugian di mall-mall lain. Sampai akhirnya semua tutup,” jelas Mo, yang memulai karier sebagai penyiar radio di Bandung saat berusia 19 tahun.

Toh, di sela-sela kesibukannya sebagai konsultan, Mo tetap mau meneruskan “bisnis cebanan”-nya itu. Kali ini ia mau menggunakan aplikasi teknologi digital dan penggunaan virtual reality.

Menurut Mo “bisnis cebanan”-nya dengan menggunakan teknologi canggih nanti terkait kebutuhan rohani mayoritas masyarakat kita.

“Semoga saja bisnis cebanan yang ini bisa bikin gue cepat ngumpulin duit satu miliar rupiah supaya gue bisa segera pindah ke Wellington,” kata Mo, yang saat menikah memberi mas kawin seperangkat buku tentang grup musik Pearl Jam kesukaan istrinya.

***