Dari Dana kita bisa belajar bahwa semua kendala bisa diatasi jika kita bisa mengatur waktu dengan baik. Kuncinya jangan mudah mengeluh dan putus asa.
Salah satu hal paling sulit untuk diatasi oleh seorang pecatur adalah mengatur waktu antara jadwal turnamen dengan sekolah. Harus ada salah satunya yang dikorbankan. Tetapi benarkah demikian?
Coba kita lihat wanita hebat ini: Dana Reizniece-Ozola. Dana adalah pecatur wanita Latvia bergelar WGM. Dia sudah 8 kali mewakili negaranya di Olimpiade Catur dan selalu bermain di papan satu. Pada babak keempat Olimpiade Catur 2016, Dana Ozola tampil sensasional dengan menaklukkan juara dunia catur wanita, GM Hou Yifan.
Prestasi catur Dana yang lain adalah juara nasional wanita Latvia empat kali dan juara wanita Eropa U-18 dua kali tahun 1998 dan 1999.
Bagaimana dengan pendidikannya? Wanita cantik berusia 39 tahun ini kuliah di tiga Universitas berbeda: International Space University, Ventspils University College, dan HAMK Häme University of Applied Sciences.
Dengan modal pendidikan ini Dana bisa memimpin beberapa proyek teknologi tinggi, termasuk pengembangan satelit milik Latvia dan dia kemudian menjadi kepala kompleks teknologi tinggi di Ventspils, Latvia.
Dana juga aktif di partai politik dan pernah terpilih menjadi anggota parlemen selama tiga periode. Apa prestasi Dana di pemerintahan? Dana adalah mantan Menteri Ekonomi dan Menteri Keuangan Latvia periode 2016-2019.
Setelah tidak lagi menjabat di pemerintahan, Dana diminta menjadi Managing Director FIDE pada bulan Januari 2021.
Namun dari semua prestasnya itu, yang paling membanggakan Dana adalah menjadi ibu dari 4 orang anak. Gelar WGM dan jabatan Menteri Keuangan itu menjadi tidak ada artinya jika sudah menyangkut urusan keluarga.
Dari Dana kita bisa belajar bahwa semua kendala bisa diatasi jika kita bisa mengatur waktu dengan baik. Kuncinya jangan mudah mengeluh dan putus asa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews