MN Monang Sinulingga, "Mikhail Tal" dari Tanah Karo

Pada sebagian besar partai yang dimainkannya, Monang Sinulingga kerap memperdaya lawannya dengan pengorbanan spektakuler perwira dan bahkan menterinya.

Selasa, 9 Juni 2020 | 10:42 WIB
0
795
MN Monang Sinulingga, "Mikhail Tal" dari Tanah Karo
Monang Sinulingga (Foto: Istimewa)

Sejak pemunculannya pertama kali di gelanggang catur nasional pada tahun 1972, MN Monang Sinulingga langsung merebut perhatian para pengamat catur.

Sebagai seorang pecatur alam, pergerakan buah catur Monang sering membuat lawan-lawannya terkejut. Antara lain pengorbanan buah catur yang sudah menjadi ciri permainan catur Karo. Buah catur “tidak begitu berharga” sehingga langkah pengorbanan merupakan bagian dari taktik.

Itulah yang dilakukan Sinulingga pada Kerjurnas tahun 1972 sehingga namanya segera populer di belantika catur Indonesia. Saat menghadapi Master Nasional MHS Nainggolan (DKI Jaya), Monang mengorbankan Benteng untuk mendapatkan Menteri Nainggolan.

Kejutan lainnya saat MI Ardiansyah, satu-satunya peserta berpredikat Master Internasional di turnamen itu, berhasil ditaklukkan oleh Monang dan sepertinya Ardiansyah belum bisa menerima kekalahannya itu.

“Pemain alam cepat menonjol, tapi cepat pula jatuh," komentarnya. "Itu pasti. Pemain alam pasti akan jatuh oleh pemain teori. Sebab teori untuk menstabilkan permainan,” tambahnya.

Apa kata Sinulingga terhadap komentar itu? “Semua lawan saya akan saya pukul. Mereka setingkat di bawah saya, kecuali Arovah,” katanya dengan lugu, tapi penuh dengan keyakinan.

Memang ketika bertemu dengan pecatur yang tidak kalah hebatnya pada masa itu, MN Arovah Bahtiar, pertandingan berlangsung sangat alot sehingga terpaksa ditunda dan dilanjutkan pada keesokan harinya, dengan hasil remis.

“Kalau saja dia dapat menguasai kira-kira 8 varian pembukaan, dia akan lebih baik,” komentar Arovach dan menambahkan bahwa “permainan babak tengah Monang amat kuat, penuh dengan variasi-variasi yang orisinil.”

Pada tahun itu juga, Monang Sinulingga yang mewakili Sumut berhasil meraih gelar Master Nasional setelah membukukan 8 poin dari 14 babak bersama rekannya Pokan Damanik.

Ketika pulang ke Tanah Karo, Monang Sinulingga disambut dengan upacara yang meriah. Patutlah dia disebut pahlawan bagi orang Karo karena telah membuat nama orang Karo harum dan mengukuhkan Karo identik dengan catur.

Jamuan makan pun diadakan bagi sang pahlawan itu. Bertempat di Gedung Nasional, Kabanjahe, Monang pun melakukan petandingan simultan. Dunia catur di Tanah Karo pada masa itu sangat bergairah. Nama Monang Sinulingga menjadi idiom catur di seluruh kedai kopi.

Sebagai penghargaan atas prestasi Monang, Pemerintah Daerah Karo mengangkatnya sebagai pegawai harian pada Kantor Bupati. Karena tingkat pendidikan yang pernah dicecap Sinulingga hanya SD, dia tetap mengembangkan diri dalam dunia catur dengan mempelajari teori.

Monang Sinulingga lahir pada tahun 1946 di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Ayahnya meninggal dunia saat Monang masih bayi.

Dataran tinggi Tanah Karo Sumatera Utara yang dingin, mempunyai penduduk yang hidup dari hasil pertanian terutama sayur mayur, dan umumnya para lelakinya menghabiskan waktunya untuk mengobrol dan bermain catur di kedai-kedai kopi termasuk Monang.

Majalah Tempo, Sabtu, 8 Juli 1972 menulis: begitu matanya melek, pagi itu juga sasarannya ke kedai kopi. Di situ ia membentang papan catur. Di Tanah Karo, ini konon berarti tantangan yang demi kehormatan (adat) harus didjawab pula.

Dan seperti biasa, ada saja yang mau meladeni tantangan itu. Pada saat itulah Monang Sinulingga tidak perlu menunggu lebih lama untuk memesan secangkir kopi dan sepiring nasi. Persoalan perutpun pagi itu teratasi oleh pertaruhan yang dimenangkan Monang.

Tanpa disadari, pola kehidupan yang dijalankan Monang sejak 1961 merupakan awal dari satu proses yang mengangkat dirinya ke jenjang tertinggi dunia catur Indonesia setelah pecatur berusia 26 tahun ini diberi kesempatan mewakili Tanah Karo ke kejuaraan Sumatera Utara.

Apa yang membikin Monang cepat melonjak bukan karena teori dari buku-buku catur. Sebab “di Tanah Karo mana ada buku catur”.

Tapi rupanya dengan bekal kemauan keras dan belajar dari pengalaman serta “tekad untuk membalas setiap kekalahan” cukup bagi Monang yang berpendidikan SD untuk merebut gelar Master Nasional.

Secara perlahan-lahan Monang Sinulingga menjadi salah satu nama yang diperhitungkan di tingkat Sumatera Utara karena beberapa kali memenangkan turnamen catur tingkat Sumatera Utara.

Setelah merebut gelar Master Nasional pada Kerjurnas Catur tahun 1972 Monang kemudian diikutsertakan dalam berbagai even catur nasional dan internasional.

Monang melanglang buana ke Hong Kong (Antarkota Asia 1980 dan 1981 dan Sirkuit Master Asia 1980), Dacca Bangladesh (turnamen GM Internasional 1980), Penang Malaysia (Antarkota Asia 1984), Nice Prancis (Olimpiade 1974), dan Tessalonika Yunani (Olimpiade 1984).

Sinulingga juga memenangkan banyak penghargaan bergengsi di arena domestik. Dia membawa regu Sumatra Utara meraih medali emas PON (Pekan Olahraga Nasional) 1973 sekaligus menjadi pecatur terbaik di papan pertama.

Ia juga memenangkan even perorangan seperti Piala Wahono 1982 dan Piala Habibie 1991. Semua GM Indonesia pada masa itu (GM Herman Suradiradja, Ardiansyah, dan Utut Adianto) bermain dalam even yang disebutkan terakhir ini.

MN Monang Sinulingga meninggal dunia pada usia 62 tahun tanggal 11 Juni 2008 setelah menderita penyakit gula selama lebih dari 10 tahun. Ia dimakamkan di kampung halamannya Lingga, Karo, Sumatera Utara.

Pada sebagian besar partai yang dimainkannya, Monang Sinulingga kerap memperdaya lawannya dengan pengorbanan spektakuler perwira dan bahkan menterinya, sehigga pantas kalau ia disebut sebagai "titisan" Mikhail Tal, pecatur Rusia yang berjuluk "Tukang Sulap dari Riga".

Monang telah pergi selamanya namun jejak emasnya tetap bersama kita. Bagi yang penasaran dengan gaya pecatur alam ini berikut adalah partainya saat menaklukkan IM Ardiansyah di Kerjurnas Catur tahun 1972 dengan buah Hitam.

Philidor Variasi Tukar C41
IM Ardiansyah - Monang Sinulingga
Kejuaraan Nasional Indonesia Ke-13

1. e4 e5 2. Nf3 d6 3. d4 exd4 4. Nxd4 Be7 5. Bd3 Bf6 6. c3 Ne7 7. O-O Nbc6 8. Nxc6 Nxc6 9. f4 Bd7 10. Be3 Qe7 11. Na3 g5 12. Nb5 O-O-O 13. f5 a6 14. Na7+ Kb8 15. Nxc6+ Bxc6 16. Re1 h5 17. Qc2 Be5 18. b4 g4 19. a4 Qh4 20. g3 Qf6 21. b5 Bd7 22. bxa6 h4 23. Rab1 hxg3 24. Rxb7+ Kc8 25. hxg3 Rh3 26. Qb3 Bc6 27. Rb8+ Kd7 28. Bb5 Ke7 29. Rxd8 Rxg3+ 30. Kf2 Qh4 31. Bxc6 Qh2+ 32. Kf1 Qg2# 0-1

***