Megawati, perempuan pertama yang menjadi, Ketua Umum Partai Politik di Indonesia. Beliau menjabat sejak masih namanya PDI (1986-1996) dan 1999-sampai sekarang sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan. Ini tahun ke 30 Megawati menjabat sebagai Ketua Umum Partai Politik.
Sejarah akhirnya mencatat sebagai pemegang jabatan ketua umum partai terlama dan ketua umum partai politik perempuan pertama di Indonesia.
Di tengah hegemoni Ketua umum parpol umumnya kaum pria, kehadiran Megawati banyak dicibir. Bahkan tidak sedikit lawan politik yang tidak menganggap keberadaan beliau. Banyak orang, hingga sekarang beranggapan, Megawati cuma boneka yang dipagari lelaki termasuk oleh suaminya, almarhum Taufik Kiemas.
Kok saya nggak percaya, ya? Benar Megawati dikelilingi orang pandai yang kebanyakan lelaki. justru itu yang memperkuat posisi beliau. Bahwa pemikiran dan keputusannya sebagai perempuan menjadi kekuatan penyeimbang dari masukan-masukan penasehatnya yang kebanyakan lelaki. tapi jangan lupa, megawati turunan Sukarnoa dan digembleng oleh Sukarno sendiri.
Di masa pemerintahan Sukarno, saat menerima tamu-tamu negara dari luar negeri, Sukarno selalu mejadikan Megawati sebagai salah satu pendampingnya. Sukarno juga senantiasa memperkenalkan Megawati dengan bangga kepada para tamunya.
Ada kisah ketika Sukarno melakukan kunjungan ke India dan melakukan pertemuan dengan PM india, J. Nehru. Sukarno melepas bahkan mendorong Megawati yang saat itu remaja berusia sekitar 16 tahun dengan pakaian khas Indonesia, kebaya dan kain, berbicara dengan J. Nehru. Takutkah Mega? pastinya takut, terutama kendala bahasa. Tetapi dijalani saja.
Menurut Megawati saat menceritakan kisah ini di depan 200 generasi milenial di acara bertajuk "Megawati Bercerita", "Buktinya berani dan bisa tuh berbahasa Inggris. Yang penting Mr. PM. J Nehru mengerti yang saya ucapkan."
Demikian juga ketika Mega merasa tak mampu menanggung beban usai ayahnya tidak menjadi Presiden. Sukarno berkata: "Kamu bukan anakku jika kamu menyerah!"
Sekarang saya dan anda bisa sama-sama melihat, sosok Megawati yang sekarang. Benarkah ia pengecut atau lemah? Silahkan jawab sendiri.
Hal lain yang memperlihatkan kekuatan dan kebesaran hatinya, masih terngiang di telinga. Isi Pidato Megawati di HUT PDI Perjuangan ke 46, 10 Januari 2019.
Megawati meminta untuk tidak mem-bully mantan Presiden Soeharto dan meminta semua jajaran dan anggota PDI Perjuangan untuk menghormati mantan Presiden Soeharto. Hal tersebut disambut gembira dan rasa terima kasih Putri mantan Presiden Soeharto, Tutut yang disampaikan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Ada pepatah yang mengatakan kehebatan seseorang bukan karena nama atau jabatannya, tapi seberapa besar ia bermanfaat bagi orang lain. Kehebatan seseorang juga bukan dilihat dari seberapa besar harta dan pasukannya tapi sekuat dan selapang hatinya yang bisa menerima dan memaafkan orang lain.
Masih mengira Megawati lemah?
Megawati sendiri sudah menyampaikan keinginannya untuk pensiun dari ketua umum, hal itu disampaikan pada pembukaan sekolah kader PDI perjuangan November 2018 di kantor PDI Perjuangan.
Jagoan mah gitu, sadar kapan harus mundur ngak perlu di minta. Nggak seperti yang lain perlu di demo untuk turun. Padahal kita bisa berkaca lewat matahari yang nggak pernah diminta turun saat malam akan menjelang.
Megawati, kiprahmu menjadi inspirasi di Indonesia. Perempuan bisa jadi presiden.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews