Namanya Naniel, Bukan Bento

Tapi lagu Bento it? Seolah tak memberi apa-apa pada Naniel. Bahkan meninggalkan kisah ngenes. Naniel yang didera penyakit, dan tak kuasa apa-apa.

Senin, 2 Maret 2020 | 06:22 WIB
0
281
Namanya Naniel, Bukan Bento
Naniel Chusnul Yakin (Foto: Indozene.id)

Buka-buka beranda barusan, saya membaca catatan Mas Soegeng. Naniel Cusnul Yakin meninggal dunia, pagi tadi (21/2/20) jam 10-an.

Yungalah. Sedih. Sempat merasa heran, kenapa lebih sedih dibanding mendengar kewafatan Leo Imam Soekarno, pentholan Konser Rakyat Leo Kristi, tempat Naniel dulunya juga merintis karir bermusiknya.

Naniel, bukanlah pentholan, tapi ia penting dalam perjalanan awal Leo Kristi. Tiupan seruling di lagu Maria begitu dahsyat. Juga isepan dan sebulan harmonika pada beberapa lagu lainnya dalam album-album awal KRLK.

Ketemu beliau waktu Leo duluuuu acap konser di Yogya, sekitar pertengahan dekade 70-an. Saya masih SMP. Dan senang bisa salaman, bahkan dipeluk Leo Kristi (seolah dipeluk tangan sakti, aku tak mengerti). Duh, ganjennya. KRLK itu memang kocluk, membuat saya nipu bapak saya, minta duit beli buku pelajaran, tapi sejatinya beli kaset 'Nyanyian Fajar' yang harganya Rp 350.

Ah, balik ke Naniel. Ketemu dengan KRLK saya udah gedean, jadi sutradara musik di program TV Swasta, dan mengundang KRLK. Ehm, bisa ngopi bareng Mbah Leo, Naniel, juga Mung waktu itu di Gedung Kautaman TMII Jakarta.

Saya pikir, alat-alat musik tiup, juga sedot, cocok untuk Naniel. Bukan soal perfecto nafasnya, tapi rasanya itulah jiwa Naniel. Menyayat. Dan itu yang bikin sedih, ia yang mencipta lagu berjudul 'Bento', yang menggelegarkan nama Iwan Fals lebih terasa jantan, dan matang.

Naniel, entah keluar entah tidak dari KRLK, kemudian bergabung dengan Kantata Takwa (juga kemudian Swami bersama Iwan fals dan Sawung Djabo), di situ ada Setyawan Djodi dan Iwan Fals, juga Rendra. Keren 'kan? Salah satu lagu hitnya, ya, Bento itu. Tentang manusia kaya raya, yang mungkin duitnya tinggal nyomot, tanpa nomor seri. Mungkin sekelas Djodi, atau lebih kaya lagi, kayak Tomi misalnya.

Tapi lagu Bento it? Seolah tak memberi apa-apa pada Naniel. Bahkan meninggalkan kisah ngenes. Naniel yang didera penyakit, dan tak kuasa apa-apa. Apalagi setelah ditinggal isterinya, Mbak Wedowati, sebulan lalu mendahului Naniel.

Waktu-waktu terakhir, saya suka bingung menjawab inbox-annya. Bahkan, beberapa kali saya abaikan. Pencipta lagu 'Bento' itu? Dan sekarang semuanya sudah lewat. Maafkan daku, Mas Naniel Cusnul Yakin. Yakinlah, kau adalah juga korban para Bento. Meski bukan Bento, saya juga merasa mengabaikannya. Begini nasib seniman, bertambah ngungun itu terjadi ketika Graha Bhakti Budaya TIM dibuldoser, tempat KRLK beberapa kali main di situ.

Semoga tenang abadi, Mas Naniel, juga Mbak Watik. Karena semangat tak pernah padam, nyanyimu di 'Prapat Kurung' Surabaya!

***