Ini memang cerita khas Amerika, negara impian jutaan orang yang bisa merubah nasib seseorang dalam sekejab jika beruntung dan bekerja keras.
Dua pekan lalu Tanitoluwa Adewumi, 8 tahun, bukanlah siapa-siapa. Tetapi setelah ia memenangi Kejuaraan Catur Negara Bagian New York untuk TK hingga kelas tiga dan kisahnya dituliskan oleh Nicholas Kristof di New York Times, beritanya langsung viral dan mendunia. Tani mendadak terkenal.
Tentu saja daya tarik berita ini karena ia dan keluarganya adalah pengungsi dari Nigeria dan tinggal di tempat penampungan tunawisma di Manhattan, New York City.
Sekarang Tani, demikian ia biasa dipanggil, sudah mempunyai apartemen sendiri, rekening bank berisi tak kurang dari 200.000 dollar AS atau sekitar 2,8 milyar rupiah sumbangan dari pembaca. Ada tawaran beasiswa dari tiga sekolah swasta elit dan undangan untuk bertemu dengan mantan Presiden Bill Clinton.
Setengah lusin pembaca lainnya menawarkan perumahan yang tergolong mewah untuk keluarga ini tinggal. Pengacara imigrasi menawarkan bantuan pro bono kepada Adewumi, yang datang ke AS untuk mencari suaka. Tidak kurang dari tiga perusahaan film berebut untuk membuat film tentang kisah Tani yang dianggap sangat inspiratif.
Seorang pendonor anonim telah duluan membayar uang sewa satu tahun apartemen dua kamar dekat sekolah Tani saat ini. Apartemen itu bersih, nyaman dan dicat baru, meskipun belum ada furniturnya. Tetapi jangan khawatir, seseorang telah menawarkan furnitur baru, seprai, dan handuk untuk mereka. Donatur lainnya mengirim 100 buku catur untuk Tani.
Oluwatoyin, ibu Tani, menatap dapur baru mereka dengan mata berbinar karena bahagia. "Aku ingin ibu memasak lagi!" teriak Tani setelah melihat tatapan mata ibunya itu.
"Saya pikir saya sedang bermimpi," kata ayah Tani, Kayode Adewumi. "Saya berharap tidak segera terbangun," tambahnya. Kayode telah memutuskan bahwa mereka tidak akan menggunakan uang sumbangan USD. 200.000 itu untuk kepentingan keluarga mereka sendiri.
Kayode akan mengambil 10 persen perpuluhan dan menyumbangkannya ke gereja, yang membantu mereka ketika mereka tidak punya tempat tinggal, dan sisanya akan disalurkan melalui Tanitoluwa Adewumi Foundation yang baru saja dibentuk untuk membantu para imigran Afrika yang berjuang di Amerika Serikat seperti mereka.
Adewumi juga sekarang sudah memiliki pekerjaan sebagai driver Uber dan seseorang telah menawarinya mobil gratis sehingga ia dapat menyimpan lebih banyak uang yang ia hasilkan sebagai pegemudi. Ibu Tani baru saja ditawari pekerjaan sebagai asisten perawat kesehatan di rumah sakit.
Ini memang cerita khas Amerika, negara impian jutaan orang yang bisa merubah nasib seseorang dalam sekejab jika beruntung dan bekerja keras.
Dalam gambar terlihat Kayode Adewumi, Tanitoluwa Adewumi, Oluwatoyin dan abang Tani, Austin di apartemen baru mereka di Manhattan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews