Anak Pengungsi Itu Sekarang Punya Apartemen Sendiri

Ini memang cerita khas Amerika, negara impian jutaan orang yang bisa merubah nasib seseorang dalam sekejab jika beruntung dan bekerja keras.

Selasa, 26 Maret 2019 | 07:26 WIB
0
297
Anak Pengungsi Itu Sekarang Punya Apartemen Sendiri
Tanitoluwa Adewumi, orangtua dan kakaknya (Foto: Christopher Lee)

Dua pekan lalu Tanitoluwa Adewumi, 8 tahun, bukanlah siapa-siapa. Tetapi setelah ia memenangi Kejuaraan Catur Negara Bagian New York untuk TK hingga kelas tiga dan kisahnya dituliskan oleh Nicholas Kristof di New York Times, beritanya langsung viral dan mendunia. Tani mendadak terkenal.

Tentu saja daya tarik berita ini karena ia dan keluarganya adalah pengungsi dari Nigeria dan tinggal di tempat penampungan tunawisma di Manhattan, New York City.

Sekarang Tani, demikian ia biasa dipanggil, sudah mempunyai apartemen sendiri, rekening bank berisi tak kurang dari 200.000 dollar AS atau sekitar 2,8 milyar rupiah sumbangan dari pembaca. Ada tawaran beasiswa dari tiga sekolah swasta elit dan undangan untuk bertemu dengan mantan Presiden Bill Clinton.

Setengah lusin pembaca lainnya menawarkan perumahan yang tergolong mewah untuk keluarga ini tinggal. Pengacara imigrasi menawarkan bantuan pro bono kepada Adewumi, yang datang ke AS untuk mencari suaka. Tidak kurang dari tiga perusahaan film berebut untuk membuat film tentang kisah Tani yang dianggap sangat inspiratif.

Seorang pendonor anonim telah duluan membayar uang sewa satu tahun apartemen dua kamar dekat sekolah Tani saat ini. Apartemen itu bersih, nyaman dan dicat baru, meskipun belum ada furniturnya. Tetapi jangan khawatir, seseorang telah menawarkan furnitur baru, seprai, dan handuk untuk mereka. Donatur lainnya mengirim 100 buku catur untuk Tani.

Oluwatoyin, ibu Tani, menatap dapur baru mereka dengan mata berbinar karena bahagia. "Aku ingin ibu memasak lagi!" teriak Tani setelah melihat tatapan mata ibunya itu.

"Saya pikir saya sedang bermimpi," kata ayah Tani, Kayode Adewumi. "Saya berharap tidak segera terbangun," tambahnya. Kayode telah memutuskan bahwa mereka tidak akan menggunakan uang sumbangan USD. 200.000 itu untuk kepentingan keluarga mereka sendiri.

Kayode akan mengambil 10 persen perpuluhan dan menyumbangkannya ke gereja, yang membantu mereka ketika mereka tidak punya tempat tinggal, dan sisanya akan disalurkan melalui Tanitoluwa Adewumi Foundation yang baru saja dibentuk untuk membantu para imigran Afrika yang berjuang di Amerika Serikat seperti mereka.

Adewumi juga sekarang sudah memiliki pekerjaan sebagai driver Uber dan seseorang telah menawarinya mobil gratis sehingga ia dapat menyimpan lebih banyak uang yang ia hasilkan sebagai pegemudi. Ibu Tani baru saja ditawari pekerjaan sebagai asisten perawat kesehatan di rumah sakit.

Ini memang cerita khas Amerika, negara impian jutaan orang yang bisa merubah nasib seseorang dalam sekejab jika beruntung dan bekerja keras.

Dalam gambar terlihat Kayode Adewumi, Tanitoluwa Adewumi, Oluwatoyin dan abang Tani, Austin di apartemen baru mereka di Manhattan.

***