Kecenderungan selama ini banyak orang dipilih menjadi pengurus masjid itu yang kikir-kikir, seharusnya orang yang suka memberi.
Ketika para pengurus di masjid lain menyatakan tidak bertanggung jawab atas barang jamaah yang hilang, takmir Masjid Jogokariyan justru menyatakan siap mengganti barang yang hilang dengan yang baru sesuai mereknya.
"Kalau ada sandal, sepatu, bahkan sepeda motor yang hilang, kami bertanggung jawab. Akan kami bantu dengan yang baru," kata Ustaz M Jazir ASP.
Sebagai Ketua Dewan Syuro Takmir, Jazir tidak mendapat perlakuan istimewa. Sebaliknya dia menjadi contoh bagaimana seharusnya menjadi pelayan jamaah. Dari deretan toilet di masjid tersebut, namanya tercantum sebagai penanggung jawab WC nomor 1. Dia yang akan membersihkan bila tercium aroma pesing, menyiapkan sabun dan pewangi, hingga gayungnya.
Orang yang dipilih sebagai ketua dan bendahara masjid itu sebaiknya yang suka berpikir ala orang kaya dan suka memberi.
Sebab dengan begitu, kata Jazir, pikirannya adalah bagaimana agar dana yang terkumpul dari infaq/sodaqoh bisa segera disalurkan untuk segala kebaikan.
Sebab masjid tidak akan maju bila para pengurus, terlebih ketua dan bendaharanya, berpikir ala orang miskin. Mereka maunya menyimpan uang (infaq) saja tanpa sudi untuk segera membelanjakannya demi melayani jamaah.
“Kecenderungan selama ini banyak orang dipilih menjadi pengurus masjid itu yang kikir-kikir,” kata Jazir kepada detikcom.
Baca Juga: Mengapa Imam Masjid Harus NU?
Menjadi pengurus masjid itu, kata Jazir, sebaiknya selalu berpikir bagaimana bisa memberi bukan meminta. Masjid itu harus menghidupi, jangan menjadi beban. "Pengurus masjid jangan mata duitan," tegasnya.
Karena itu saat pertama kali menjadi ketua DKM pada 1999, dia menghapus daftar para donatur. Langkah itu ditempuh karena Jazir tidak ingin ada pengurus masjid yang datang ke rumah warga untuk meminta sumbangan.
"Itu memalukan, menjatuhkan citra masjid di mata masyarakat. Tidak boleh pengurus masjid itu terlihat seperti peminta-minta kepada siapapun," kata Jazir lantang.
Beberapa hari lalu dia mendapat penghargaan sebagai salah satu Tokoh Perubahan 2019 dari Republika.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews