Dari gambaran ini, kita jadi paham perkiraan wajah perpolitikan tanah air ke depan.
Hasil Survei Kepemimpinan Nasional yang digelar Harian Kompas terbaru menempatkan PDI Perjuangan anteng meraih elektabilitas tertinggi 22,8 persen -- naik tiga persen dari hasil Pemilu 2019.
Di bawahnya, menyusul dalam rentang yang jauh, Gerindra 13,9 persen, lalu Demokrat 10,7 persen, Partai Golkar 8,6 persen, PKS 6,8 persen, dan PKB 5,5 persen.
Stop. Hanya enam partai ini yang -- merujuk ke survei -- memenuhi electoral threshold, ambang batas untuk bertahan sebagai partai yang layak menempatkan wakilnya di DPR. Dan hanya PDIP yang kelak bisa mengusung calon presidennya sendiri tanpa harus menggamit partai lain.
Selebihnya, yaitu Nasdem, PPP, PAN, Perindo, PSI, dan seterusnya, terancam jadi partai paria: terdepak dari klasemen liga utama dengan tingkat keterpilihan di bawah batas 4% yang disyaratkan undang-undang. Meski, tentu saja mereka masih bisa diselamatkan dengan sikap 17,6 persen pemilih yang belum menentukan pilihan.
Dari gambaran ini, kita jadi paham perkiraan wajah perpolitikan tanah air ke depan. Nyaris tak ada kejutan. Tentu ada kepanikan yang mulai merambat hari-hari ini terutama pada tiga partai besar: Nasdem, PPP, dan PAN yang terancam jadi partai gurem.
Selebihnya, sesuai perkiraan: sekali gurem, tetap jadi gurem.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews