Warna politik Prabowo jelas, tidak benar ia tidak didukung warga NU, ia justru didukung warga Nahdliyin dan ulama non struktural NU.
Ada yang terlewat dari pemberitaan saat paslon 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno kampanye di GOR Delta Sidoarjo, Minggu (31/4/2019). Ternyata, di sela-sela kampanye terbuka itu Prabowo – Sandi bertemu dengan ulama Nahdlatul Ulama.
Paslon 02 ini menyempatkan diri silaturahim dengan para masayikh, ulama, habaib dan tokoh Jatim-Madura. Pertemuan berlangsung di kediaman Habib Ahmad Shihab. Menurut Ustadz Muhammad Ali, pertemuan berlangsung gayeng dan penuh keakraban.
Dalam pertemuan yang digagas Ustadz Ali itu menghasilkan komitmen bersama dengan para peserta yang hadir. Mereka adalah para tokoh, ulama, dan habaib yang datang dan mewakili daerah yang ada di Jawa Timur, termasuk Madura.
Ustadz Ali juga menuturkan, penandatanganan komitmen tersebut bertujuan antara lain untuk membuktikan bahwa Prabowo Subianto peduli dan aspiratif dengan warga NU. “Peserta yang hadir adalah tokoh dan ulama NU Kultural,” ungkapnya.
“Kami ingin memperjelas komitmen Bapak Prabowo dengan umat Islam, khususnya warga NU dan sebagai pembuktian jika kelak beliau ditakdirkan Allah menjadi Presiden RI tetap dalam bingkai Pancasila dan NKRI. Bukan Khilafah seperti yang dituduhkan oleh sebgian kanlangan baru-baru ini,” jelas Ustadz Ali.
Komitment Bersama Pertemuan Habaib dan Masyayikh serta tokoh Jatim dan Madura:
Atas berkat Rahmad Allah SWT jika Prabowo Sandi ditakdirkan menjadi Presiden Republik Indonesia memberrikan sikap yang jelas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai :
1. Memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan, khususnya perjuangan kepentingan umat Islam dalam rangka menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Memperjuangankan cita cita pendiri bangsa ini untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945 secara benar, lurus, murni, dan konsekuen.
3. Menciptakan, menjaga dan memelihara keutuhan bangsa dan memelihara Tri Kerukunan Umat Beragama (kerukunan umat beragama sendiri, umat beragama dengan umat lain dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah).
4. Memilih para menteri yang shidiq, amanah, tabligh, dan fatonah sesuai dengan bidangnya dan tanpa tekanan pihak lain. Serta mempertimbangkan aspirasi warga nahdhiyyin Jatim dan Madura khususnya keturunan pendiri NU.
5. Melaksanakan amanah politik luar negeri RI yang bebas aktif dengan tetap mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia dalam dan luar negeri.
6. Memperjuangkan amalan ahlussunnah waljamaah di tengah melandanya paham liberal sesat, syiah, radikalisme, dan komunisme.
7. Menerima masukan dan aspirasi dalam memberikan input, masukan, usulan, dan pertimbangan terkait aspirasi umat Islam baik pra maupun pasca pemilu dengan pendampingan yang berkelanjutan.
8. Menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dengan mempertahankan kedaulatan politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan kedaulatan pertahanan keamanan dalam mewujudkan kemandirian Bangsa dengan tetap menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa bebas kolusi, korupsi dan nepotisme.
9. Mewujudkan pendidikan bermutu secara merata, sembako murah, dan mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berdasar usaha bersama usaha bersama kerakyatan, dengan terus mewujudkannya terutama melalui ekonomi di pesantren sebagai ujung tombak.
Silaturahmi habaib dan ulama dengan Prabowo itu setidaknya ditandatangani oleh beberapa perwakilan. Yaitu: Wakil Muassis NU, Habaib, Barisan Kiai Santri Nahdliyyin, Tapalkuda, Madura Pantura, Mataraman, Gerbangkartasusila, Tokoh Jatim, Akademisi, dan Profesional.
“Kami bersepakat dan siap meperjuangkan kemenangan Prabowo Sandi di Jatim dan Madura dengan kemenangan kurang lebih 60%, dengan upaya ikhtiar kemenangan baik lahir maupun batin,” tegas Ustadz Ali kepada Pepnews.com.
Silaturahmi Situbondo
Sebelumnya, Prabowo juga pernah melakukan silaturahmi dan meminta doa restu ulama NU di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo. Ia bertemu pimpinan serta pengasuh ponpes yang juga merupakan tokoh NU Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy.Mereka pun berbincang secara khusus di pendopo utama kediaman Kiai Azaim Ibrahimy, 25 Februari 2019. Sebelum bertemu dengan Kiai Azaim Ibrahimy, Prabowo beserta rombongan melakukan ziarah ke makam KHR As’sad Syamsul Arifin.
Di depan makam, Prabowo diberi kesempatan oleh perwakilan pengurus Ponpes Salafiyah Syafi’iyah untuk menyampaikan maksud dan tujuan kehadirannya serta memperkenalkan diri di hadapan para ulama Situbondo yang ikut hadir dalam ziarah.
Prabowo menjelaskan, saat ini dirinya tengah melaksanakan tugas negara dan tugas konstitusi dalam proses demokrasi di Indonesia sebagai calon presiden. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajibannya untuk memperkenalkan dirinya sebagai capres.
Sehingga Prabowo bersilahturahmi kepada seluruh rakyat Indonesia dalam menyampaikan program pembangunan bangsa dan negara ke depannya. “Kami memang melaksanakan tugas negara, tugas konstitusi,” ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, kita terlibat dalam proses kedaulatan rakyat yang bagaimanapun rakyat harus memilih pemimpin dan wakil-wakil nya. “Kami keliling berbagai wilayah di Indonesia untuk memperkenalkan diri dan memohon amanat dari rakyat,” ungkap Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga menerangkan, kunjungannya ke tokoh-tokoh ulama dan masyarakat untuk memohon doa restu agar apa yang dicita-citakan dan diperjuangkan dalam membangun bangsa dan negara serta menciptakan keadilan dan kemakmuran terwujud pada Pemilu 2019.
“Karena itu kami datang ke tokoh-tokoh agama dan masyarakat para guru, para pemimpin masyarakat di manapun saya memperkenalkan diri dan memohon doa restu atas niat kami untuk berbakti kepada bangsa dan negara,” tegasnya, seperti dilansir Jagatngopi.com.
Dari sini jelas sekali warna politik Prabowo. Bahwa tidak benar Prabowo tidak didukung warga NU. Prabowo justru didukung warga Nahdliyin dan ulama non struktural NU.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews