Prabowo Jangan Salah Pilih Cawapres Kalau Ingin Menang

Kalau responnya positif, tentu elektabilitas Prabowo Subianto akan naik. Tetapi kalau responnya negatif, maka elektabilitasnya stagnan atau turun.

Selasa, 16 Agustus 2022 | 15:42 WIB
0
114
Prabowo Jangan Salah Pilih Cawapres Kalau Ingin Menang
Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.

Partai Gerindra baru saja menggelar Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas di CICC Sentul Bogor.

Dalam Rapimnas tersebut seluruh DPD Gerindra menunjuk atau mengukuhkan Prabowo Subianto sebagai capres.

Selain itu, dalam Rapimnas juga disepakati koalisi bersama antara partai Gerindra dengan PKB.

Seperti kita ketahui, Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. Dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai PKB.

Sekalipun belum disepakati siapa yang bakal menjadi cawapres mendampingi Prabowo Subianto pada pilpres 2024 nanti, tentu Cak Imin berharap yang akan menjadi cawapresnya.

Kalau sebagai capres hampir tidak mungkin karena elektabilitas Cak Imin masih dalam Baskom atau barisan satu koma.

Koalisi antara Gerindra dan PKB yang dideklarasikan lebih awal, ada sisi positif dan negatif. Sisi positifnya kedua partai ini bisa lebih fokus untuk menenangkan Prabowo Subianto capres pada pilpres 2024.

Namun ada sisi negatifnya yaitu partai-partai yang lain mungkin jadi enggan untuk bergabung atau berkoalisi dengan Gerinda dan PKB.

Karena partai-partai yang lain juga berharap kadernya bisa mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapresnya. Sedangkan PKB yang lebih awal bersepakat koalisi tentu ingin Cak Imin sebagai cawapresnya.

PKB atau Cak Imin juga tidak mau kalau berkoalisi dengan Gerinda tetapi tidak sebagai cawapres.

Dalam pilpres 2019 yang lalu, Gerindra, PKS dan PAN berkoalisi. Dan Prabowo Subianto sebagai capres dan Sandiaga Uno sebagai cawapres. Artinya dua-duanya dari kader Gerindra.

Nah, kalau Prabowo Subianto dipasangkan dengan Cak Imin justru Cak Imin membawa beban tersendiri. Karena Cak Imin mempunyai resistensi atau penolakan yang tinggi. Sekalipun basis massa PKB warga Nahdliyyin.

Apakah dengan koalisi antara Gerindra dan PKB ini akan menaikkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Cak Imin? Kita lihat beberapa bulan kedepan dari berbagai lembaga survei.

Kalau responnya positif, tentu elektabilitas Prabowo Subianto akan naik. Tetapi kalau responnya negatif, maka elektabilitasnya stagnan atau turun. Itu semua dengan asumsi Cak Imin sebagai cawapres.

Kalau ternyata nanti elektabilitas Prabowo turun, maka cawapres harus diganti.

Nah, kalau diganti artinya cawapresnya bukan Cak Imin. Koalisi jangan-jangan bisa bubar di tengah jalan.

Semua bisa berubah dan menit-memit akhir sangat menentukan.

***