Oleh : Hasan Basri
PPKM di Jawa dan Bali diperpanjang hingga tanggal 4 Oktober 2021. Program ini selalu diteruskan karena terbukti memberi dampak positif diantaranya penurunan level PPKM di berbagai wilayah dan berkurangnya pasien baru Covid-19.
Masyarakat selalu antusias menunggu pidato pemerintah di akhir periode PPKM, karena mereka penasaran, apakah program ini diperpanjang atau tidak. Kali ini PPKM masih terus dilanjutkan, bahkan hingga 2 minggu lamanya, sampai 4 oktober 2021. Masyarakat sepertinya sudah menduga karena ini bukan pertama kalinya program ini diperpanjang durasinya.
Perpanjangan PPKM dilakukan karena ada banyak dampak positif yang dihasilkan oleh program ini. Pertama, tidak ada daerah yang berstatus PPKM level 4 (menurut data dari tim satgas penanganan Covid). Sehingga bisa diartikan bahwa jumlah pasien Covid di Indonesia makin sedikit karena penularannya makin minim. Angka kejadian rawat inap juga menurun seiring dengan menurunnya BOR (tingkat keterisian ranjang di Rumah Sakit).
Jumlah pasien Corona menurun drastis, di pertengahan September 2021 bahkan ‘hanya’ 2.400-an kasus Covid per harinya. Bandingkan dengan situasi di bulan Juli 2021, di mana pada puncak gelombang Corona, pasien bisa lebih dari 50.000 orang per harinya. Berarti saat ini hanya 5% dari jumlah pasien Corona 2 bulan lalu, dan penyebaran virus ini juga jauh berkurang.
Turunnya jumlah pasien Corona, terutama di Jawa dan Bali, amat patut disyukuri karena menunjukkan keampuhan PPKM. Saat awal diberlakukan memang kita agak kaget karena mobilitas benar-benar dibatasi, bahkan tidak boleh dine in di rumah makan. Namun kita patut memahaminya, karena jika ada pergerakan massal maka otomatis virus Covid-19 menyebar dengan cepat.
Meski aturan PPKM pada periode awal sangat ketat, terutama di wilayah dengan level 4, tetapi lama-lama dilonggarkan. Mobilitas sudah diperbolehkan dan tidak ada penyekatan, hanya diganti dengan aturan ganji-genap. Sekolah sudah boleh dibuka lagi meski harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Para pegawai juga bekerja di kantor lagi seperti biasanya.
Dampak positif lain dari PPKM adalah: per tanggal 19 september 2021 tidak ada wilayah di Indonesia yang berstatus zona merah. Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan karena berarti tinggal zona hijau, oranye, dan kuning. Ketiadaan zona merah karena sedikitnya pasien Corona, dan tidak ada lagi cerita kegentingan di Rumah Sakit atau rebutan tabung oksigen dan ventilator.
Selain itu, PPKM juga terbukti ampuh dalam menurunkan kasus kematian akibat Covid. Persentase meninggalnya pasien Corona tidak sampai 3% dan rata-rata mereka sudah berusia lanjut , serta punya penyakit bawaan. Mereka juga belum berkesempatan untuk mendapatkan vaksin, sehingga imunitasnya rendah dan akhirnya menyerah dengan serangan Corona.
Berbagai dampak positif dirasakan berkat keampuhan PPKM, yang meski berat pada awalnya tetapi indah pada akhirnya. PPKM bagaikan obat yang pahit tetapi bermanfaat sekali dan memberi banyak hasil yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Kita semua selamat dari serangan Corona dan makin waspada karena jangan sampai ada lagi yang berstatus PPKM level 4 dan zona merah.
Ketika PPKM diperpanjang di Jawa dan Bali, bahkan sampai 2 minggu, jangan marah, mengeluh, lalu menyalahkan pemerintah. PPKM bukanlah sebuah penjara atau aturan yang dibuat-buat, melainkan sebuah program untuk menghalau Corona dan menyehatkan masyarakat. Semoga setelah 2 minggu ada lagi perkembangan positif dan jumlah pasien Covid menurun lagi.
Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews