Jokowi jelas sedang melanjutkan mimpi mimpi Bung Karno dalam semua kerja politiknya lalu kaum separatis dan internasionalis pengacau yang mau coba coba ganggu jagoan dari kota Solo itu.
Irian Barat dalam kerja politik Republik adalah bagian dari kerja pembebasan yang dilakukan Bung Karno dan berhasil dengan baik di seluruh wilayah yang dulu dikuasai Hindia Belanda, dan oleh Bandrio juga dapat melakukan insepsi kesadaran dunia internasional kenapa Irian Barat ikut Indonesia bukan Nederland sehingga Presiden Amerika Serikat JFK bulat dibelakang Bung Karno.
Setelah JFK dibunuh dan Bung Karno dijebak dalam permainan politik brutal Gestok 1965 lalu dijatuhkan, para junta militer yang gebuk Bung Karno melakukan secara memalukan konsesi konsesi politik dimana Irian Barat dieksploitasi oleh Amerika Serikat dan junta militer Orde Baru hanya jadi centeng belaka.
Berpuluh tahun kemudian kelompok Nasionalis-Sukarnois bangkit lagi dan menang.
Kaum Sukarnois adalah mereka yang berkesadaran Irian Barat adalah pembebasan seperti makna patung Irian Barat di Lapangan Banteng yang menghancurkan rantai di tangan, di tengah kerja kaum Nasionalis tumbuhlah kelompok separatis didukung intelektual intelektual genit memainkan emosi bahwa apa yang dilakukan kepada Papua adalah seperti masa Suharto dulu.
Di bingkai kasusnya macam Belanda teriak di tahun 1945 indie verloren rampspoed geboren... tidak Bung...Irian Barat adalah pesan Bung Karno, ia kebanggaan Bung Karno dalam pembebasan nasional dan ini harus kita perjuangkan walaupun sejarah dijeda oleh rezim Orde Baru yang banjir darah itu.
Jokowi jelas sedang melanjutkan mimpi mimpi Bung Karno dalam semua kerja politiknya lalu kaum separatis dan internasionalis pengacau yang mau coba coba ganggu jagoan dari kota Solo itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews