Di era kemerdekaan pers sekarang ini, setiap hari masyarakat dibanjiri informasi serta dihadapi berbagai opini, data, informasi yang beragam bahkan terkadang status di media sosial-pun bisa jadi berita. Pers diharapkan mampu mengemas informasi secara positif guna mewujudkan optimisme bangsa.
Presiden Joko Widodo pernah mengatakan dan berharap agar seluruh insan pers dan media turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat, produktivitas masyarakat, bukan sebaliknya.
Presiden memberikan contoh-contoh beberapa judul berita di media yang mengganggu pikiran masyarakat, yakni : ”Indonesia Diprediksi Akan Hancur”, “Semua Pesimis' Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai”, ”Pemerintah Gagal 'Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun”, “Kabut Asap Tak Teratasi Riau Terancam Merdeka”. Bahkan menurut Presiden, ada berita yang lebih seram, “Indonesia Akan Bangkrut, Hancur' Rupiah Akan Tembus Rp 15.000.
“Kalau judul seperti ini diteruskan di era kompetisi seperti ini, yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas,” kata Presiden Jokowi.
Di era persaingan antar negara ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk. “Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita,” ujar Jokowi.
Apalagi di tahun 2020 kedepan Indonesia akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di berbagai daerah serta berbagai momentum strstegis lainnya, dibutuhkan kebersamaan dan optimisme dalam membangun kemajuan bsngsa.
Oleh karena itu, media untuk jangan larut ke dalam isu-isu yang tidak substantif dan lebih baik menggiring produksi opini dan berita positif demi lancarnya program pemerintah 5 Tahun kedepan dan suksesnya pembangunan nasional.
Banyak keunggulan-keunghulan bangsa ini yang bisa diopinikan guna membangun optimisme dan kepercayaan diri bahwa bangsa kita bisa menjafi bangsa besar yang maju serta berpengaruh di dunia. Fungsi kontrol media memang sangst diperlukan apalagi terhadap hal hal yang tidak sesuai dari apa yang seharusnya dilakulan dalam membangun bangsa ini oleh pemerintah, namun hal tersebut haruslah berdasarksn fakta dan bukan bebasis informasi hoaks. Mefia juga harus jujur menyampaikan keberhasilan keberhasilan dan capaian yang dilakukan pemerintah agar semangat masyarakat dalam ikut berkontribusi membangun kemajuan bangsa tetap terjaga. Media juga harus mengedukasi masyarakat dengan memberikan literasi kepada masyarakat agar masyarakat cerdas dalam memanfaatkan perkembangan informasi serta bijak menggunakan sarana komunikasi publik. Kita butuh peran serta semua komponen dalam mensukseskan berbagai kebijakan nasional yang bertujuan membangun kemajuan bangsa.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews