Jokowi telah menerima perwakilan tokoh Papua dan Papua barat di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa permintaan dari perwakilan yang datang tersebut, salah satunya adalah pembagunan asrama nusantara di seluruh provinsi dan menjamin keamanan Mahasiswa Papua.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo agar merekomendasikan para kepala daaerah agar bekerja sama dalam membangun asrama Mahasiswa Nusantara di Setiap Wilayah.
Hal tersebut menyikapi konflik di Papua dan Papua Barat belum lama ini akibat kasus rasisme yang dialami Mahasiswa asal bumi Cenderawasih di Malang dan Surabaya, Jawa Timur. Dengan adanya asrama nusantara itu dapat mempererat persaudaraan bangsa Indonesia.
Wiranto merekomendasikan kepada Mendagri untuk merekomendasikan kepada Gubernur agar nantinya kepala daerah tersebut patungan untuk membangun asrama nusantara.
Dia mencontohkan Gubernur Kalimantan Barat, Papua dan wilayah lain urunan membangun satu asrama. Dengan adanya asrama yang menampung mahasiswa dari seluruh penjuru negeri, menurutnya tidak akan ada pihak yang merasa dibedakan. Sehingga tidak ada yang merasa paling ekslusif.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan keseriusannya untuk membangun asrama nusantara di Surabaya. Biaya yang disiapkan mencapai Rp 37 miliar.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan anggaran Rp 37 miliar itu sudah termaktub dalam kebijakan umum anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
Rencana itu sendiri muncul usai terjadi pengepungan di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pada pertengahan Agustus lalu.
Khofifah mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan lahan seluas 1.5 hektare di kawasan Siwalankerto, Surabaya. Tepatnya, terletak di belakang Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Adapun alasan rencana pembangunan asrama Mahasiswa Nusantara tersebut, yakni untuk memperkuat kebhinekaan. Penghuni asrama ini nantinya adalah para mahasiswa dari pelbagai daerah yang berbaur dan tinggal bersama.
Khofifah menilai, rasa kebhinekaan masyarakat Indonesia masih sebatas lapis luar, belum substantif. Oleh sebab itu, dirinya berpikr bagaimana jika mahasiswa disiapkan asrama mahasiswa nusantara.
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama ini menyebutkan, rencana pembangunan asrama Mahasiswa Nusantara tersebut juga sudah dibahas dengan wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak.
Saat ini, Pemprov Jawa Timur tengah mematangkan berapa plot atau kuota masing – masing mahasiswa dari berbagai daerah yang bisa tinggal di asrama.
Hal tersebut menurut Khofidah akan memanggil memori kita semua akan bagaimana sebenarnya Jong Java, Jong Celebes, Jong Borneo, dimana itu semua kemudian mengikrarkan diri untuk terikat dengan komitmen bahwa Indonesia adalah tumpah darah kita.
Menurutnya pembangunan asrama tersebut akan dikerjakan dalam tiga tahap. Namun, Khofifah belum merincikan secara detail pembangunan asrama tersebut. Meski demikian dirinya mentarget pembangunan asrama tiga lantai, dengan kapasitas untuk 500 orang.
Staf Khusus Presiden Sekaligus Ketua Masyarakat Adat Tanah Papua, Lenis Kogoya, sebelumnya menyatakan mendukung terobosan pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara. Lenis juga mengatakan bahwa nantinya akan memiliki kekhususan bagi mahasiswa dari daerah tertinggal seperti Papua.
Menurutnya, jika nanti jadi dibangun, maka asrama nusantara harus memiliki kriteria khusus yang disiapkan dan programnya haruus melengkapi kebutuhan di dalamnya.
Nantinya di asrama itu juga akan dilengkapi dengan beasiswa. Anak – anak di situ juga akan mendapatkan teknik – teknik khusus seperti pelatihan dan lainnya. Harapannya nanti ada semacam kartu non – tunai. Sehingga bisa ambil beras, gula dan lain - lain, tutur Lenis.
Lenis juga meminta agar mahasiswa dan pelajar asal Papua tidak perlu takut belajar atau menempuh pendidikan di Jawa Timur.
Menurutnya, masalah antara mahasiswa Papua dan kelompok ormas di Surabaya serta Malang beberapa hari lalu ditutup saja dan tidak perlu diperpanjang.
Lenis juga menegaskan, bahwa saat insiden rasial tersebut terjadi di Surabaya, polisi memang mengamankan semua Mahasiswa yang ada di asrama ke Mapolrestabes, namun malam itu juga langsung dilepaskan.
Pembangunan asrama Nusantara tentu sangatlah diperlukan, hal tersebut akan berguna bagi para Mahasiswa untuk saling mengenal satu sama lain, serta menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews