Dalam debat kedua, pemuja Prabowo Subianto menengarai Joko Widodo alias Jokowi menggunakan earpiece dan pulpen ajaib. Manfaat dua benda itu, Jokowi bisa mendapatkan pasokan data dan pengarahan para pakar yang berada di belakang layar. Ini memang pilpres abad revolusi industri 4.0.
Saya ingin memberikan info tambahan, mengenai kegunaan alat-alat itu:
Pulpen ajaib terlebih dulu. Dengan alat ini, Jokowi bisa tahu siapa yang semalam ketar-ketir. Di ujung pulpen itu, ada kamera super-mini. Hasil tembakan kamera langsung di monitor lewat retina mata Jokowi. Seperti tele-prompter tapi lebih canggih. Tak butuh projector kanan-kiri yang akan ketahuan kayak Prabowo waktu pidato kebangsaan yang katanya dua jam tanpa teks. Hapal luar kepala, karena dalam kepala gak ada isinya.
Kenapa Jokowi punya alat canggih? Karena dia Presiden. Capres Pertahana. Sementara satunya cuma mantan capres, istilah lainnya: Mantan pertahana capres, dan gagal mulu. Dengan pulpen ajaib itu, Jokowi leluasa melihat wajah Amien Rais, Djoko Santoso, Dahniel Anzhar, Fadli Zon, cum-suis. Kadang CU, MCU, atau LS.
Bahkan kamera pulpen itu bisa ekstrim close up. Melihat bulu idung Amien Rais naik-turun karena gelisah. Kebelet pipis, tapi dia tahan sampai keringat dingin keluar. Beberapa kali via pulpen itu, Jokowi tahu, wajah Amien Rais pringas-pringis. Nahan pipis!
Jokowi dibilang kadang mencet-mencet ujung pulpen. Itu tanda dia mengoperasikan kamera pulpen. Ganti objek sasaran. Mainin zoom out zoom in. Berkali-kali Jokowi mengzoom pupil mata Djoko Santoso yang berwarna merah-item. Belum lagi Fadli Zon komat-kamit. Matanya ngawang-awang. Itu ciri kalau lagi cari ilham bikin puisi. Dia ingin bukan diposting di akun twitter, tapi di Majas atau Horison. Kan dia dulu redaktur Horison, karena Taufiq Ismail kasihan, kok ponakannya gagal jadi sastrawan.
Terus, mangpangat earpiece apa? Ini lebih sadis lagi. Karena mampu mendengarkan kata hati dan jeritan batin terdalam dari pendukung Prabowo. Kuping Jokowi sampai sumpeg. Karena dari alat itu, ia mendengar suara riuh-rendah. Kayak pasar. Ada yang melenguh, nangis-nangis, ada yang berdoa bertalu-talu, minta agar Prabowo menang. Tapi ada juga yang memaki-maki Prabowo, “Hadeh, goblog betul nih orang. Unicorn itu jagung yang unik...”
Jokowi tahu itu suara siapa. Tapi dia tak bakalan melaporkan ke Prabowo. Kasihan. Sudah banyak asbak dan handphone yang pecah tidak pada tempatnya. Kalau dilaporkan semua hasil sadapan suara-suara via earphone ajaib Jokowi itu, tulisan ini kagak ada abisnya. Bisa tiga harmal nggak rampung. Mending tiga harmal dipakek pacaran. Lebih barokah.
Begitu deh pokoknya. Terus, tim pemenangan Prabowo kini lagi menyusun laporan, ke KPU dan Bawaslu, bahwa soal earpiece dan pulpen itu pelanggaran. Amien Rais sudah diminta bikin laporan ke langit. Agar tanggal 17 April besok langit makin mendung. Dan Ki Panji Kusmin menurunkan ujan deres banget. Terus yang jualan cilok dan cireng laris-manis.
Tamat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews