Jelek-jelek begini saya ini santri. Setidaknya pernah tiga malam mondok di Gontor saat bulan Ramadhan 28 tahun lalu. Bersama santri-santri yang tidak mudik saat itu.
Sebagai santri kita patut bersyukur karena sejak tiga tahun lalu Presiden Jokowi menetapkan tiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Ini sebuah pengakuan dan penghargaan yang tinggi bagi seluruh santri di Indonesia. Presiden Jokowi berpendapat bahwa santri-santri banyak jasanya kepada bangsa dan negara Indonesia.
Kita tahu bahwa ada seorang santri, yang akrab dipanggil Gus Dur, pernah menjadi Presiden Republik Indonesia selama tahun 1999 - 2001. Meski singkat sebagai presiden Gus Dur sukses membangun demokrasi, menjunjung kesetaraan, menjamin hak-hak minoritas, menghargai perbedaan, memperhatikan penyandang disabilitas, dan hebatnya tidak meninggalkan hutang.
Presiden Jokowi begitu sayang dengan santri dan menghormati Presiden Gus Dur. Untuk maju dalam Pilpres 2019 nanti Presiden Jokowi menggandeng tangan Kyai Ma'ruf Amin, pemilik pondok pesantren di Banten yang ahli ekonomi syariah dan salah satu teman dekat Gus Dur, sebagai pasangan calon wakil presiden yang akan mendampinginya untuk melanjutkan program kerja pembangunan dari Indonesia Hebat menjadi Indonesia Maju.
Presiden Jokowi memilih kyai yang sangat dihormati para santri. Di mata santri seorang Kyai adalah guru dan sumber ilmu pengetahuan.
Pilihan Presiden Jokowi pada Kyai Ma'ruf Amin ini juga untuk mendidik masyarakat kita untuk bersama-sama aktif melawan fitnah dan hoax. Bisa membedakan cawapres yang kyai dan ulama mumpuni dan sangat dihormati dengan cawapres yang cuma dapat stempel cap santri dan ulama dari partai politik yang ketuanya masuk penjara karena korupsi daging sapi dan hobi pakai lipstick.
Harus kita akui santri itu punya nasionalisme yang tinggi karena selama belajar di pesantren dididik, diajarkan, dan ditanamkan nilai-nilai luhur untuk wajib berbakti mencintai dan membela Tanah Air. Sejarah telah mencatat santri punya peran besar bersama-sama seluruh rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari penindasan para penjajah dan mempertahankannya sampai detik ini.
Dalam kehidupan sehari-hari pun santri selalu menjunjung tinggi Pancasila, Bhinneka tunggal ika, NKRI, dan UUD 1945 (PBNU). Saat ini santri - bersama seluruh kekuatan elemen masyarakat - akan terus menjaga dan mempertahankan Indonesia, terutama dari gerakan kaum pendatang yang sudah menumpang hidup enak-enakan di Indonesia tapi memaksakan kehendak ingin mendirikan negara khilafah di Bumi Pertiwi yang sangat kita cintai ini.
Dan sebagai santri yang pernah tiga malam mondok di Gontor ini saya akan tetap setia mencintai Indonesia dan pasti memilih Presiden Jokowi - Kyai Ma'ruf Amin untuk Indonesia Maju pada 17 April 2019.
"Allahu Akbar...!"
Inysa Allah. Amin. (*)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews