Pada tanggal 23 Januari 2019, Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau biasa dikenal sebagai Megawati merayakan hari ulang tahun ke-72. Dia adalah salah satu perempuan terkuat dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Mengapa saya bisa bilang terkuat ? Karena sejarah berbicara, presiden wanita di Indonesia pertama adalah Megawati. Baiklah, ini 5 cerita unik yang wajib untuk ditelusuri :
Pada tanggal 23 Januari 1947, Lahir ditemani cahaya lilin, diiringi hujan lebat dan suara halilintar bersahutan. Waktu itu mereka sekeluarga terpaksa diboyong oleh Bung Karno ke tempat ini. Disebabkan adanya perencanaan Agresi Militer oleh pihak Belanda.
Nama kerennya adalah TK Istana, padahal hanya sebuah gazebo yang terletak di Istana Merdeka. Yang pastinya tidak ada dinding atau pintu. Adanya pintu khayalan yang dibuat sang guru. Dia yang menandakan masuk dari arah tertentu, keluar dari arah yang berbeda. Murid-murid TK Istana mematuhinya dan setia menggunakan pintu kasat mata tersebut.
Panggilan kesayangan dari Ibu Megawati adalah Adis. Yang berarti singkatan dari “Gadis”. Ayahnya memanggil Ega dan teman-teman dekatnya mengenal dia sebagai Ega.
Pada masa ini persyaratan untuk menjadi pasukan pengibar bendera Pusaka tidak serumit masa sekarang. Sepertinya siswa-siswi yang terpilih, berdomisili di Jakarta. Megawati menjadi bagian Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) bersama dengan 3 orang sahabatnya pada saat duduk di kelas II SMA.
Megawati tak mau tulis riwayat hidupnya karena banyak dukanya. Tapi "Kristin ini bolak balik minta, 'Ayo dong Bu, Ibu satu-satunya presiden perempuan. Kapan Ibu menulis riwayat hidup? Kami bantu'" ujar Mega menirukan pernyataan Kristin yang adalah mantan wartawan yang salah satu profesinya sekarang adalah menulis buku. "Tapi kamu enggak tahu banyak dukanya daripada sukanya. Nanti tulis pas lagi senang (saja)," tukas Mega.
Kristin dan Hasto Kristiyanto, sekjen PDI-P akhirnya bekerja sama untuk membuat buku yang diluncurkan pada hari ulang tahun Megawati. Dituliskan tanpa campur tangan Presiden RI ke-5. Isinya bercerita kesaksian para mantan menteri Kabinet Gotong Royong yang pernah dipimpinnya. “The Brave Lady”, tertulis di sampul buku ini.
Ternyata judul buku ini adalah julukan yang diberikan oleh Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro. Purnomo pun tidak menyangka julukan yang dia sematkan bisa menjadi judul buku untuk Megawati. Dia pun bercerita asal muasal julukan. Berawal Mega akan berangkat untuk mengikuti konferensi energi di Amerika dan menemui George Bush, Presiden Amerika pada masa itu. Tiba-tiba terjadi serangan bom bunuh diri fenomenal di menara Kembar WTC. Kondisi menjadi tidak aman dan sangat beresiko tinggi.
“Saya ulangi, “Ibu ini di Amerika keadaan tidak pas’, Tetapi, Ibu mengambil keputusan ‘Saya pergi”. Dia the first brave lady yang saya catat,” kata Purnomo.
Hasil yang didapatkan pada pertemuan itu, Indonesia mendapatkan komitmen investasi hingga Rp 200 triliun. Investasi ini akhirnya menjadi penyelamat Indonesia yang sedang mengalami kondisi krisis.
Kalau saya jadi Megawati, saya tidak berani pergi ke Amerika. Ngeri, jangan-jangan saya bisa jadi korban orang-orang menyangka Indonesia adalah bagian teroris. Apa perlu diingatkan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia ? Belum komentar miring dari orang-orang Indonesia yang anti Amerika. Aha, untunglah saat itu warganet belum berkuasa.
Selamat Ulang Tahun yang ke-72 Bu Mega
Sumber artikel : Cerita Kecil dari Cikini karangan Kristin Samah, Maria Karsia, Niniel Wda,I, Zubaedi Raqib, 1 & 2.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews