Sang Pencipta telah memilih dia sebagai orang kesekian yang mesti kena tulah mantra Ahok yang terdzolimi ketika divonis.
Karena pernah mendalami teknik investigasi, saya sedikit banyak tahu bagaimana cara penyidik tarik ukur emosi si Iyee.
Pertanyaan yang bisa diulang puluhan kali ditujukan untuk mengetahui kadar emosional tersangka. Sambil mengorek fakta sebenarnya yang disembunyikan tersangka.
Kadang polisi dukung pernyataannya hingga buat Iyee yang tadinya emosi jadi turun. Trus diteken lagi hingga si iyee gelagapan.
Ibarat kata si Iyee dikasih muka sama polisi. Tapi muka itu dibuang lagi. Dikasih dibuang dan seterusnya sampai gak dikasih muka lagi.
Jangan dikira waktu sholat, makan siang, minum teh, disajikan cemilan, dikasih air mineral itu gak ada aturannya.
Semuanya diatur per sequel.
Dalam teknik investigasi itu ada jam-jamnya untuk naik turunkan emosi tersangka.
Tergantung dari bagaimana si Iyee kooperatif supaya ngaku. Kadang dibelok-belok pertanyaannya supaya si Iyee makan omongannya sendiri.
Dan dititik akhir si Iyee dibuat kelelahan. Kemudian dibuat nyaman.
Setelah kelihatan rileks, baru dia langsung digedor dengan tuduhan yang tidak bisa dia elakkan..
Mental si Iyee langsung ambrol..
Semua kata-katanya berbalik ke dia yang menguatkan sangkaan bahwa dia memang layak ditahan.
Dia marah bukan kepalang karena merasa dibohongi oleh tindakan manis para penyidik.
Tidak heran jika diakhir penyidikan, si iyee terlihat pucat , kelelahan dan marah.
Karena tangan tidak diborgol tapi diikat dengan plastik penjepit yang terasa sakit ketika bergesekan dengan tangan.
Beda dengan borgol dari besi yang agak nyaman.
Perlakuan yang begitu menghinakan ini membuat si Iyee terpaksa harus membela diri agar kelihatan tegar.
Dia angkat tangan yang terikat sambil teriak takbir...
Namun sia-sia, Tuhanpun sinis melihat kelakuan dia.
Sang Pencipta telah memilih dia sebagai orang kesekian yang mesti kena tulah mantra Ahok yang terdzolimi ketika divonis.
Yakni:
"Percayalah sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan, satu persatu dipermalukan. Terima kasih"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews