Umat Islam dininabobokkan dengan hal hal temeh temeh biar mereka lupa untuk fokus akan tema besar mereka yaitu kebangkitan Islam dalam segala bidang.
Para penentang Islam, para pembenci Islam selalu dibela oleh mereka yang anti Islam.
Salman Rushdie, penulis "The Satanic Verse" ditampung di inggris, umat Islam sudah memvonis murtad dan mewajibkan bunuh. Inggris memberikan dia gaji, rumah dll.
Fazlurrahman, salah satu bos liberalisme dunia ditampung di AS dan diberikan jabatan di kampus-kampus AS, dikasih panggung untuk terus menyerang Islam.
Ali Abdur Raziq, gelar doktornya dicabut Al Azhar mesir dan dia lari keluar negeri, Ali Abdurraziq adalah salah satu pendiri liberlisme dunia.
Sumato Qurthubi, penulis buku lubang hitam agama yang menyerang Islam dan Alquran, saat ini ditampung di Saudi sebagai dosen di sana. Saudi salah satu negara anti pergerakan Islam politik karena takut tahta firun keluarga Al Saud nya roboh.
Belum lagi tokoh tokoh sekuler dunia yang walaupun tidak divonis murtad namun masih sangat leluasa menyerang islam. Arkoun, Hanafi, Laroi, dkk.
Belum lagi jaringan Islam Nusantara yang diimpor ke indonesia oleh kaum liberalis. Semua berupaya agar Islam di indonesia hanya sebatas Islam ritual semata.
Islam Nusantara adalah bagian dari grand desain musuh Islam dari kalangan liberal, sekuler, salibis dkk di dunia untuk melemahkan Islam di indonesia.
Maka jangan heran kalau ada tokoh Islam Nusantara model Yahya Staquf dkk sangat pro kepada Israel dan suka merendahkan Palestina.
Staquf dkk berlindung di balik baju NU dan bekrjasama dengan agen agen musuh Islam di luar negeri dengan yayasan yayasan yang sumber dana mereka dari salibis.
Islam dilemahkan dari berbagai sudut, sayangnya umat Islam tidak sadar sedang digenosida secara perlahan tapi pasti.
Umat Islam tidak punya cukup pengetahun untuk mendeteksi musuh musuh dalam selimut yang disusupkan oleh musuh Islam ke dalam negeri.
Umat Islam masih sibuk dengan Islam ritual dan Islam abangan, makanya Islam kita masih sebatas Islam KTP dan identitas formal, bukan Islam versi nabi yang mampu mengurus negara . Dll.
Adu domba umat Islam adalah salah satu protek besar musuh islam, baik di Indonesia atau dunia. Lewat tangan tangan pengkhianat dan ulama ulama bayaran mereka.
Ormas-ormas Islam dirusak dengan biaya jutaan bahkan miliaran dolar untuk mempromosikan Islam versi mereka yang sebenarnya bukan Islam versi al Quran dan Sunnah yang lurus.
Umat Islam dininabobokkan dengan hal hal temeh temeh biar mereka lupa untuk fokus akan tema besar mereka yaitu kebangkitan Islam dalam segala bidang. Politik, ekonomi, budaya, pendidikan, media sampai militer.
Umat Islam diisolasi dan digiring untuk mengurus hal hal sepele yang tidak membuat perubahan, disusupkan tokoh agama bayaran, tokoh politik yang naif dan para elit negara yang abu abu sikapnya akan keberpihakannya kepada rakyat dan umat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews