Mengapa di Pilpres Kali Ini Prabowo Disebut Kalah Dua Kali?

Di Pilpres 2019 ini Prabowo Subianto kalah dalam hitung cepat lembaga survei, juga perolehan suara Gerindra yang tidak meningkat.

Kamis, 18 April 2019 | 11:23 WIB
0
333
Mengapa di Pilpres Kali Ini Prabowo Disebut Kalah Dua Kali?
Prabowo Subianto (Foto: Tirto.id)

Alhamdulillah. Hasil hitung cepat di semua lembaga survei kredibel, suara Jokowi-Amin unggul. Perkiraannya mencapai 55% sampai 56%. Ada selisih 10% sampai 11% dibanding suara Prabowo-Sandi.

Tapi seperti biasa. Prabowo punya hitungan sendiri. Dia mengklaim menang. Entah hitungannya dari mana. Polanya sama seperti Pilpres lalu. Hitung sendiri. Pesta sendiri. Merasa menang sendiri. Lantas sujud syukur sendiri.

Main Presiden-presidenan sendiri.

Sepertinya Gerindra yang berharap dapat limpahan suara gila-gilaan, ternyata jauh dari perkiraan. Suaranya hanya naik tipis dibanding Pemilu lalu. Diperkirakan total suara Gerindra hanya 11% lebih sedikit.

Sebetulnya wajar. Sejak awal kampanye Prabowo-Sandi membungkus dengan isu-isu agama. Khususnya Islam. Padahal Gerindra adalah partai nasionalis yang sejak awal berdirinya tidak ada bau-bau Islamnya. Tapi dalam kampanye ini kesan nasionalisnya nyelip entah kemana. Mungkin juga malah terbuang.

Pada kampanye terakhirnya di GBK, woro-woro Prabosan lebih terkesan kampanye PKS, FPI dan HTI ketimbang kampanye Pilpres.

Seluruh acara dibungkus dengan isu agama.

Kita tahu Capres dan Cawapres mereka dari Gerindra. Ketua tim pemenangan juga dari Gerindra. Tapi justru citra Prabowo dibungkus lebih PKS dari anak liqo. Sandi bahkan lebih Nurwahid dibanding Hidayat Nurwahid.

Inilah yang akhirnya efek ekor jas Prabosan banyak dinikmati PKS, bukan Gerindra. Suara PKS pada Pemilu ini lumayan naik. Kenaikanya dibanding Pemilu lalu lebih besar dibanding Gerindra.

Artinya Prabowo-Sandi yang berasal dari Gerindra, kehilangan Kegerindra-annya. Mereka malah kejebak pada isu keagamaan yang dikibarkan PKS. Otomatis kampanye-kampanye Prabowo-Sandi akhirnya lebih menguntungkan PKS ketimbang Gerindra.

Saya kok, membaca kali ini Prabowo kalah dua kali. Pertama kalah Pilpres. Kedua, kalah karena suara Gerindra segitu-segitu aja. Harus diingat Prabowo itu Ketua Umum Gerindra, lho. Padahal mereka sudah habis-habisan. Baik duit. Tenaga. Mental.

Kalau dilihat ini adalah kekalahan Prabowo yang kesekian kali. Dalam sejarahkan setiap mengikutinkontestasi Prabowo memang gak pernah menang. Dulu kalah pada konvensi Partai Golkar. Kemudian berpasangan dengan Megawati, dia kalah lagi.

2014 Prabowo keok lawan Jokowi.

Rupanya belum kapok juga. Dia maju lagi pada Pilpres tahun ini. Eh, kalah lagi.

Kasian, deh lo...

"Kayaknya Prabowo sudah layak dapat rekor MURI. Sebagai politisi yang paling banyak kalah di Pilpres," ujar Abu Kumkum.

"Benar kata Gus Dur, mas. Prabowo ini orangnya ikhlas. Dia bisa menerima kekalahan dengan sujud syukur," timpal Bambang Kusnadi.

Kita tunggu saja.

***