Menang Dua Kali Pileg, PDI Perjuangan Berpotensi Bikin Sejarah

Sekalipun PDIP banyak mendapat sentimen negatif, namun tidak begitu berpangaruh terhadap elektabilitasnya.

Jumat, 5 April 2019 | 20:47 WIB
0
395
Menang Dua Kali Pileg, PDI Perjuangan Berpotensi Bikin Sejarah
Megawati Soekarnoputri (Foto: Liputan6.com)

Berdasarkan hasil penelitian banyak lembaga survei yang sudah dirilis, diprediksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP berpotensi memenangkan pemilu legislatif atau pileg pada 2019.

Menurut lembaga-lembaga survei, elektabilitas partai moncong putih ini antara 21% sampai dengan 26%. Kalau benar prediksi tersebut, maka PDIP akan memenangkan pemilu legislatif atau pileg dua kali berturut-turut.

Ini tentu suatu sejarah dan kebanggan tersendiri untuk PDIP yang dipimpin oleh seorang wanita dan ibu yaitu Megawati Soekarnoputri.

Seperti kita ketahui, pada pemilu legislatif 2104 berdasarkan hasil resmi KPU-PDIP menempati urutan pertama dengan memperoleh 23.681.471 suara atau 18,95%.

Apalagi kalau dalam pilpres pada 17 April 2019 Jokowi sebagai petahana terpilih kembali untuk periode kedua, maka ini menjadi prestasi atau kesempurnaan PDIP. Menang dalam pileg dan bisa mengantarkan kembali Jokowi sebagai presiden.

Padahal PDIP adalah partai yang banyak mendapat banyak serangan atau sintimen negatif dengan tuduhan sebagai partai yang kadernya berhaluan komunis. Serangan atau tuduhan PDIP sebagai partai komunis cukup masif, bahkan orang yang menuduh PDIP sebagai partai yang berhaluan komunis sudah masuk penjara.

Ada juga partai pendatang baru yaitu Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang Ketua Umumnya juga seorang wanita muda nan cantik. Sama-sama bendera partainya berlatang belakang warna merah.

Tapi, partai pendatang baru ini juga sering mengkritik atau menyerang PDIP sebagai partai tua yang banyak anggotanya terlibat korupsi. Dan sebagai partai pendatang baru merasa partainya atau kadernya yang paling bersih dan tidak akan korupsi kalau partainya lolos di DPR.

Orang kalau belum jadi atau berkuasa biasanya begitu yaitu anti korupsi. Tetapi ujian terberat adalah kalau orang sudah berkuasa atau mendapatkan jabatan atau kedudukan. Yang awalnya sloganya anti korupsi, bisa jadi setelah menjadi pejabat atau wakil rakyat-mereka malah terbawa arus.

Sama-sama partai yang ketua umumnya seorang wanita, tetapi malah tidak akur, saling melengkapi untuk mendorong kaum wanita untuk terjun ke dalam politik. Malah menyerang sana-sini dan menyindir. Yaaa... kalau lolos ke DPR, alhamdulilah, tapi kalau tidak lolos maka akan menjadi olok-olok "Parnoko" alias partai nol koma atau dianggap Gurem sebagai pengganggu saja.

Sekalipun PDIP banyak mendapat sentimen negatif, namun tidak begitu berpangaruh terhadap elektabilitasnya. Beda dengan capresnya yaitu Jokowi yang begitu rentan atau ringkih dengan serangan sentimen negatif yang berpengaruh atau membuat elektabilitasnya stagnan dan susah untuk naik.

Kita tunggu hasil pemilu legislatif dan pilpres, apakah benar prediksi lembaga survei tersebut yang menempatkan PDIP sebagai partai pemenang pileg dan mengantarkan kembali Jokowi sebagai presiden?

Gunakan hak pilih anda sebaik-baiknya, bebas memilih sesuai hati nurani masing-masing dan jangan golput!

***