Sekalipun PDIP banyak mendapat sentimen negatif, namun tidak begitu berpangaruh terhadap elektabilitasnya.
Berdasarkan hasil penelitian banyak lembaga survei yang sudah dirilis, diprediksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP berpotensi memenangkan pemilu legislatif atau pileg pada 2019.
Menurut lembaga-lembaga survei, elektabilitas partai moncong putih ini antara 21% sampai dengan 26%. Kalau benar prediksi tersebut, maka PDIP akan memenangkan pemilu legislatif atau pileg dua kali berturut-turut.
Ini tentu suatu sejarah dan kebanggan tersendiri untuk PDIP yang dipimpin oleh seorang wanita dan ibu yaitu Megawati Soekarnoputri.
Seperti kita ketahui, pada pemilu legislatif 2104 berdasarkan hasil resmi KPU-PDIP menempati urutan pertama dengan memperoleh 23.681.471 suara atau 18,95%.
Apalagi kalau dalam pilpres pada 17 April 2019 Jokowi sebagai petahana terpilih kembali untuk periode kedua, maka ini menjadi prestasi atau kesempurnaan PDIP. Menang dalam pileg dan bisa mengantarkan kembali Jokowi sebagai presiden.
Padahal PDIP adalah partai yang banyak mendapat banyak serangan atau sintimen negatif dengan tuduhan sebagai partai yang kadernya berhaluan komunis. Serangan atau tuduhan PDIP sebagai partai komunis cukup masif, bahkan orang yang menuduh PDIP sebagai partai yang berhaluan komunis sudah masuk penjara.
Ada juga partai pendatang baru yaitu Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang Ketua Umumnya juga seorang wanita muda nan cantik. Sama-sama bendera partainya berlatang belakang warna merah.
Tapi, partai pendatang baru ini juga sering mengkritik atau menyerang PDIP sebagai partai tua yang banyak anggotanya terlibat korupsi. Dan sebagai partai pendatang baru merasa partainya atau kadernya yang paling bersih dan tidak akan korupsi kalau partainya lolos di DPR.
Orang kalau belum jadi atau berkuasa biasanya begitu yaitu anti korupsi. Tetapi ujian terberat adalah kalau orang sudah berkuasa atau mendapatkan jabatan atau kedudukan. Yang awalnya sloganya anti korupsi, bisa jadi setelah menjadi pejabat atau wakil rakyat-mereka malah terbawa arus.
Sama-sama partai yang ketua umumnya seorang wanita, tetapi malah tidak akur, saling melengkapi untuk mendorong kaum wanita untuk terjun ke dalam politik. Malah menyerang sana-sini dan menyindir. Yaaa... kalau lolos ke DPR, alhamdulilah, tapi kalau tidak lolos maka akan menjadi olok-olok "Parnoko" alias partai nol koma atau dianggap Gurem sebagai pengganggu saja.
Sekalipun PDIP banyak mendapat sentimen negatif, namun tidak begitu berpangaruh terhadap elektabilitasnya. Beda dengan capresnya yaitu Jokowi yang begitu rentan atau ringkih dengan serangan sentimen negatif yang berpengaruh atau membuat elektabilitasnya stagnan dan susah untuk naik.
Kita tunggu hasil pemilu legislatif dan pilpres, apakah benar prediksi lembaga survei tersebut yang menempatkan PDIP sebagai partai pemenang pileg dan mengantarkan kembali Jokowi sebagai presiden?
Gunakan hak pilih anda sebaik-baiknya, bebas memilih sesuai hati nurani masing-masing dan jangan golput!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews