"Buih dalam lautan digulung ombak yang saling berkejaran"
"Buih digulung ombak dan dibenturkan pada karang"
"Buih itu pun tercerai berai"
"Buih dalam lautan berkumpul lagi dan digulung ombak lagi"
"Dibenturkan karang lagi dan tercerai-berai lagi"
"Begitulah nasib buih dalam lautan yang hanya ikut irama gelombang"
"Buih hanya indah dipandang dari kejauhan"
Dalam acara REUNI 212 pada hari Minggu 2/12/2018 yang dihadiri oleh ratusan ribu orang, bahkan ada klaim sampai mencapai 8 juta orang. Jika benar, maka seluruh penduduk Jakarta tumpek blek di Monas saat itu.
Jadi berkaitan dengan jumlah yang mencapai 8 juta orang hanyalah klaim semata, bukan jumlah atau angka yang nyata.
Inilah uniknya, biasanya suatu acara REUNI diadakan oleh suatu lembaga pendidikan yang mana adminitrasinya sangat jelas. Baik lembaga pendidikan, jumlah peserta reuni dan tahun angkatan.
Lha ini ada hajatan REUNI tapi tidak jelas admintrasinya dan jumlah pesertanya tapi hanya klaim semata soal jumlahnya yang hadir dalam reuni tersebut. Karena ini REUNI yang yang bernuansa politik dan untuk mendukung salah satu pasangan capres.
Tujuan diadakan REUNI 212 adalah untuk unjuk kekuatan atau show of force sebagai simbol bersatunya kekuatan sebagian umat Islam. Dan untuk menekan pemerintah saat ini yang menurut mereka sering dianggap merugikan kepentingannya.
Makanya mereka mengklaim yang hadir dalam REUNI 212 mencapai 8 juta orang.
Sedangkan di Wukuf di Padang Arafah yang sedang melakasankan haji dari segala penjuru dunia dan dengan adminitrasi yang akurat, jumlahnya kurang lebih 2,3 juta. Ini hanya menggunakan logika cara bodoh, yaitu dengan cara membandingkan kerumunan massa. Itu lautan manusia tumplek-blek.
Sayangnya dalam acara REUNI 212 itu tidak terkumpul dana. Maksudnya, seandainya setiap yang hadir dalam acara REUNI tersebut dipungut uang sebesar Rp5.000, tentu bisa terkumpul dana milyaran rupiah.
Tapi yaaa itu, mereka hanya suka kumpul-kumpul dalam satu komando yang sifatnya hanya untuk unjuk kekuatan fisik, bukan unjuk kekuatan mengumpulan dana yang bisa untuk fakir-miskin.
Mudah-mudahan tidak seperti buih dalam lautan yang digulung ombak dan dibenturkan pada karang, sampai tercerai-berai.Jangan sampai hanya indah dilihat dari kejauhan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews