Fahri Hamzah menilai bahwa Prabowo adalah sosok orang yang penuh percaya diri, kritis ke asing dan mampu berpidato berbagai bahasa.
"Memang karakter Sukarno lebih mirip Prabowo... percaya diri, kritis ke asing, pidato berbagai bahasa, meledak-ledak...dan banyak lagi," tulisnya. (Tribunews.com)
Menurut penulis kurang tepat kalau dibilang karakter Soekarno mirip Prabowo, lebih tepat kalau dibilang, Prabowo meng-identikkan dirinya dengan Soekarno. Kalau cuma kemampuan berbahasa asing, kritis terhadap asing dan kemampuan berorasi saja, lantas Fahri Hamzah menganggap Soekarno mirip Prabowo sih ya tidak tepat.
Yang benar aja kok malah Soekarno yang dimiripkan dengan Prabowo, bukan malah sebaliknya!?
Kalau Prabowo meng-identikkan diri seperti Soekarno itu benar, dan itu terbukti, dari cara model pakaian Bung Karno ditiru habis sama Prabowo, padahal secara postur tubuh belum tentu pantas, model pakaian seperti itu dikenakkan Prabowo. Model mic pidato Bung Karno pun disamakan Prabowo, sebagai modalnya dalam berorasi.
Dengan dua hal diatas, Prabowo secara terang-terangan meng-identikkan dirinya seperti Bung Karno. Pertanyaannya adalah, kenapa Prabowo harus meng-identikkan diri seperti Bung Karno?
Kenapa Prabowo tidak membangun citra dirinya sendiri, sebagai dirinya sendiri, padahal sebagai seorang Calon Presiden, harusnya dia membangun Karakter pribadinya sendiri, bukan justeru meng-identikkan dirinya dengan orang lain.
Prabowo itu mudah berubah-ubah, begitu dia kagum dengan Bung Karno, maka dia mengubah wujudnya menjadi sosok Bung Karno, tapi begitu dia mengagumi Trump, diapun ingin seperti Trump.
Jangan bilang kepribadian Prabowo itu dinamis, justeru itu memperlihatkan Prabowo tidak memiliki Karakter yang sebenarnya, Prabowo tidak pernah menjadi dirinya sendiri.
Sudah sejak lama Prabowo meng-identikkan dirinya seperti Bung Karno, maka jangan bilang kalau malah Soekarno karakternya mirip Prabowo, itu salah besar. Akui saja kalau Prabowo mengagumi Soekarno, sehingga dia banyak terinspirasi oleh Soekarno, baik dari model berpakaian, sampai model berpidatonya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews