Paham radikal amat berbahaya karena bisa merusak sistem negara. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib mendukung program pemerintah untuk memberantas paham radikal dan menolak terorisme. Kita juga bisa berperan aktif di media sosial dengan mempromosikan gerakan anti radikalisme dan terorisme.
Sejak awal tahun kita digempur oleh pemberitaan tentang terorisme dan radikalisme, mulai dari pengeboman sampai penyerangan kantor polisi. Hal ini tentu mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa radikalisme belum hilang dari Indonesia. paham yang sangat ekstrim ini tak jarang membunuh lawan, dalam artian pemerintah dianggap sebagai musuh besar mereka.
Pemberantasan radikalisme menjadi PR besar pemerintah dan Densus 88 antiteror serta BNPT bekerja keras untuk melakukannya. Beberapa hal dilakukan, mulai dari penangkapan teroris hingga pencegahan radikalisme. Semua ini demi keamanan masyarakat, agar kehidupan mereka tidak terganggu akan teroris dan paham radikal.
Aparat lebih aktif lagi dalam melakukan razia dan penangkapan kelompok teroris. Kepala Bagian Umum Bagian Penerangan Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengungkapkan bahwa penangkapan 12 teroris di Jakarta mencegah kelompok ini untuk melakukan teror di ibukota. Penangkapan ini merupakan pengembangan dari penangkapan teroris HH di daerah Condet, Jakarta.
Mereka memang tidak berafiliasi pada jaringan JAD atau JI, tetapi juga berbahaya karena bisa merencanakan tindakan ekstrim seperti pengeboman. Tersangka teroris memang tak hanya berstatus sebagai calon bom pengantin, tetapi juga ada yang diplot sebagai peracik bahan bom, pelaksana tugas, dll.
Masyarakat diminta untuk berperan aktif dalam mencegah teorisme dan radikalisme. Jika memang ada kelompok atau orang yang mencurigakan, maka bisa melapor kepada aparat. Siapa tahu ia memang terlibat radikalisme, sehingga polisi bisa melakukan tindakan pencegahan. Hal ini bukannya negative thinking, tetapi sebuah upaya agar ketertiban masyarakat tetap terjaga.
Mayen TNI Hendri Paruhuman, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT memnta masyarakat untuk lebih aktif dalam pencegahan radikalisme, dengan dimulai dari tingkat keluarga. Selain itu, jangan bersikap acuh terhadap lingkungan sekitar. Dalam artian, ketika ada tetangga atau pendatang yang kira-kira terlibat radikalisme, maka bisa dipantau dan dilaporkan pada Densus 88.
Mayjen TNI Hendri Paruhuman menambahkan, pencegahan radikalisme sangat penting, karena kelompok ini tak jarang menggunakan wanita dan anak-anak. Dalam artian, mereka sudah bertindak di luar batas dengan menyuruh mereka yang tak berdosa, untuk dicuci otaknya dan dijadikan bom pengantin. Lantas kehilangan nyawa dan hidupnya berakhir dengan sia-sia.
Selain itu, pencegahan radikalisme juga bisa dilakukan dengan pendekatan di internal keluarga. Ibu harus berperan penting untuk dekat dengan putra-putrinya. Jangan sampai mereka malah merasa diabaikan dan akhirnya terseret arus pergaulan, dan akhirnya mau direkrut oleh kelompok radikal.
Jika anak-anak dekat dengan ibu maka paparan radikalisme pada anak dan remaja bisa dicegah, karena mereka akan bercerita tentang apa saja dengan jujur. Ibu juga bisa mengajarkan bahwa kelompok radikal dan teroris sangat berbahaya karena bisa meracuni pikiran dengan paham yang salah. Mereka juga tak jarang meledakkan fasilitas umum sehingga ada korban dari warga sipil yang tak bersalah.
Anak-anak juga bisa diajarkan tentang patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, dengan sering disetelkan lagu-lagu nasional seperti Maju Tak Gentar, Gugur Bunga, dll. mereka juga bisa diajak untuk menonton kisah para teroris lalu dibandingkan dengan film para pejuang. Sehingga bisa berpikir bahwa terorisme dan radikalisme itu dilarang karena paham ini berbahaya.
Pemberantasan paham radikal juga bisa dilakukan di media sosial dengan tidak menyebar hoaks tentang kaum teroris dan radikal. Selain itu, kita juga bisa me re-tweet tentang anti radikalisme, sehingga ikut mempromosikan gerakan anti radikal dan teroris. Paham radikal harus diberantas agar tidak ada lagi pengeboman dan ancaman lain di Indonesia. (Zakaria)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews