Partai Demokrat sepertinya sedang diuji setelah meninggalnya Ibu Ani Yudhyono sehubungan adanya pihak-pihak yang ingin mempercepat lewat Kongres Luar Biasa.
Ada kalanya ketika orang tua meninggal dan kuburan belum kering-sudah ribut soal warisan. Kejadian seperti ini lumrah, banyak terjadi dalam masyarakat. Tetapi dalam dunia politik, ini barangkali sebuah anomali.
Kejadiannya menimpa Partai Demokrat, partai yang didirikan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gambaran kejadian kejadian di atas kurang lebih sama, hanya di parpol bukan berebut warisan tanah atau rumah, melainkan berebut jabatan Ketua Umum Partai.
Uniknya, goyangan dari dalam partai itu sendiri terjadi setelah Ibu Ani Yudhoyono meninggal dan belum ada 40 hari dan ibaratnya kuburannya pun belum kering. Padahal, goyangan terasa saat SBY masih menjabat ketua umum partai, yang tidak ada kaitannya langsung dengan kepergian Ibu Ani.
Baca Juga: Plat Nomor B 2024 AHY Masuk Istana, Cerminan Politik Dua Kaki?
Adalah senior Demokrat, yaitu Max Sopacua, Ahmad Mubarak dan Subur Sembiring yang menggulirkan KLB atau Kongres Luar Biasa untuk mengganti Ketum Demokrat. Padahal itu tadi, Ketum Umum Demokrat saat ini ya SBY.
Dan ketiga senior Partai Demokrat tersebut menuduh turunnya suara partai dalam Pileg 2019 karena ulah Andi Arif, Rachland Nashidik dan Ferdinand Hutahean. Mereka bertiga dituduh sering mengeluarkan pernyataan yang merugikan partai Demokrat, yang menunjukkan kesan negatif di mata publik.
Desakan atau pengguliran Kongres Luar Biasa tersebut langsung direspon atau ditanggapi oleh Andi Arif lewat cuitannya.
andi arief@AndiArief_
Kami sudah tahu kalau Mubarok, Max Sopacua akan mendatangkan kursi Ketum Demokrat kepada Sandi Uno, Gatot Nurmantyo dll. Menjadi makelar memang kerap menguntungkan, tapi Sandi Uno atau Gatot Nurmantyo bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi. 11.38 - 16 Jun 2019.
Menurut Andi Arif desakan Kongres Luar Biasa adalah modus untuk mengganti atau menggusur Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Anehnya, ketiga tokoh senior tersebut membawa nama Sandiga Uno dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk mengundi nasib menjadi Ketua Demokrat. Jadi makelar ceritanya.
Baca Juga: Setan Gundul Ngibrit Dihardik Andi Arief
Artinya kalau benar apa yang diungkapkan Andi Arif lewat cuitannya tersebut, berarti Sandiaga Uno bukan hanya ahli dalam akuisisi perusahaan tapi juga mau meng-akuisisi partai Demokrat untuk tujuan 2024.
Partai Demokrat sepertinya sedang diuji setelah meninggalnya Ibu Ani Yudhyono sehubungan adanya pihak-pihak yang ingin mempercepat lewat Kongres Luar Biasa.
Seperti kita ketahui, Partai Demokrat pemilik "saham mayoritas" Demokrat adalah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono. Artinya, penggantinya tentu dipersiapkan dari trah keluarga. Dan yang berpeluang besar sebagai pewaris ketua umum partai adalah anak lanang sing bagus dewe yaitu Agus Harimukti Yudhoyono.
Lha kok malah Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews