Partai Demokrat yang Sedang Digoyang dari Dalam

Partai Demokrat sepertinya sedang diuji setelah meninggalnya Ibu Ani Yudhyono sehubungan adanya pihak-pihak yang ingin mempercepat lewat Kongres Luar Biasa.

Senin, 17 Juni 2019 | 10:20 WIB
0
492
Partai Demokrat yang Sedang Digoyang dari Dalam
Max Sopacua (Foto: Beritasatu.com)

Ada kalanya ketika orang tua meninggal dan kuburan belum kering-sudah ribut soal warisan. Kejadian seperti ini lumrah, banyak terjadi dalam masyarakat. Tetapi dalam dunia politik, ini barangkali sebuah anomali.

Kejadiannya menimpa Partai Demokrat, partai yang didirikan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gambaran kejadian kejadian di atas kurang lebih sama, hanya di parpol bukan berebut warisan tanah atau rumah, melainkan berebut jabatan Ketua Umum Partai.

Uniknya, goyangan dari dalam partai itu sendiri terjadi setelah Ibu Ani Yudhoyono meninggal dan belum ada 40 hari dan ibaratnya kuburannya pun belum kering. Padahal, goyangan terasa saat SBY masih menjabat ketua umum partai, yang tidak ada kaitannya langsung dengan kepergian Ibu Ani.

Baca Juga: Plat Nomor B 2024 AHY Masuk Istana, Cerminan Politik Dua Kaki?

Adalah senior Demokrat, yaitu Max Sopacua, Ahmad Mubarak dan Subur Sembiring yang menggulirkan KLB atau Kongres Luar Biasa untuk mengganti Ketum Demokrat. Padahal itu tadi, Ketum Umum Demokrat saat ini ya SBY.

Dan ketiga senior Partai Demokrat tersebut menuduh turunnya suara partai dalam Pileg 2019 karena ulah Andi Arif, Rachland Nashidik dan Ferdinand Hutahean. Mereka bertiga dituduh sering mengeluarkan pernyataan yang merugikan partai Demokrat, yang menunjukkan kesan negatif di mata publik.

Desakan atau pengguliran Kongres Luar Biasa tersebut langsung direspon atau ditanggapi oleh Andi Arif lewat cuitannya.

andi arief@AndiArief_
 
Kami sudah tahu kalau Mubarok, Max Sopacua akan mendatangkan kursi Ketum Demokrat kepada Sandi Uno, Gatot Nurmantyo dll. Menjadi makelar memang kerap menguntungkan, tapi Sandi Uno atau Gatot Nurmantyo bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi. 11.38 - 16 Jun 2019.

Menurut Andi Arif desakan Kongres Luar Biasa adalah modus untuk mengganti atau menggusur Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Anehnya, ketiga tokoh senior tersebut membawa nama Sandiga Uno dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk mengundi nasib menjadi Ketua Demokrat. Jadi makelar ceritanya.

Baca Juga: Setan Gundul Ngibrit Dihardik Andi Arief

Artinya kalau benar apa yang diungkapkan Andi Arif lewat cuitannya tersebut, berarti Sandiaga Uno bukan hanya ahli dalam akuisisi perusahaan  tapi juga mau meng-akuisisi partai Demokrat untuk tujuan 2024.

Partai Demokrat sepertinya sedang diuji setelah meninggalnya Ibu Ani Yudhyono sehubungan adanya pihak-pihak yang ingin mempercepat lewat Kongres Luar Biasa.

Seperti kita ketahui, Partai Demokrat pemilik "saham mayoritas" Demokrat adalah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono. Artinya, penggantinya tentu dipersiapkan dari trah keluarga. Dan yang berpeluang besar sebagai pewaris ketua umum partai adalah anak lanang sing bagus dewe yaitu Agus Harimukti Yudhoyono.

Lha kok malah Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo?

***