Memang benar kata Soekarno, "perjuangan melawan bangsa penjajah telah usai. Perjuangan berat menyusul ialah perjuangan menghadapi bangsa dan anak-anak bangsa sendiri.
Pasca ditetapkannya Jokowi-Ma'ruf sebagai pemimpin NKRI, muncul diskusi hangat seputar tema demokrasi dan oposisi.
Demokrasi memang butuh oposisi. Demokrasi tanpa oposisi nampaknya baik-baik saja namun bisa berujung pada kesombongan tampuk kepemimpinan. Oposisi tanpa memperhitungkan nilai demokrasi bisa berakhir pada kenyataan saling menyudutkan begitu saja.
Entah demokrasi maupun oposisi, hakekat aktivitas pelakunya adalah semangat kerakyatan. Karena demokrasi selalu berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka para pegiatnya perlu menghayati pentingnya fungsi kontrol, mengingat bahwa hidup bersama selalu berarti berpikir dan bertindak bersama.
Demokrasi dan oposisi sifatnya paradoks. Itu berarti masing-masing mengandung kebenaran. Ini tidak berarti keduanya berdiri sendiri-sendiri, melainkan yang di cari dari paradoks itu ialah dua tiang kebenaran menopang nilai yang sama yakni kerakyatan.
Demokrasi dan oposisi sifatnya tidak kontradiktif. Menurut hukum kontradiksi dalam ilmu logika, kontradiksi berarti saling meniadakan. Demokrasi dan oposisi tidak saling meniadakan. Keduanya saling mengandaikan dengan titik tolak bahwa motivasi, cara dan tujuan memperjuangkannya tidak boleh bertentangan dengan asas-asas Pancasila sebagai Dasar NKRI.
Menurut hemat saya, walaupun pelaksanaan oposisi nampak dalam partai politik tetapi tidak berarti tugas mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah seluruhnya menjadi tanggung jawab partai oposisi. Rakyat juga perlu berandil dalam tugas ini.
Yang paling penting ialah upaya oposisi bukanlah upaya membenci pemerintah. Upaya oposisi bukanlah upaya mencari-cari kesalahan pemerintah. Upaya oposisi bukanlah upaya menjebloskan keinginan pribadi untuk ditaati pemerintah.
Upaya oposisi merupakan suatu upaya dengan semangat nasionalis. Semangat nasionalis dalam upaya oposisi mengingatkan kita akan pencarian identitas demokrasi dalam sejarah bahwa untuk menemukan sesuatu yang baik dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah.
Memang benar kata Soekarno, "perjuangan melawan bangsa penjajah telah usai. Perjuangan berat menyusul ialah perjuangan menghadapi bangsa dan anak-anak bangsa sendiri.
Mari kita berpikir, bekerja, menyatukan hati untuk membangun bangsa Indonesia yang tercinta ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews