Demokrasi Butuh Oposisi

Memang benar kata Soekarno, "perjuangan melawan bangsa penjajah telah usai. Perjuangan berat menyusul ialah perjuangan menghadapi bangsa dan anak-anak bangsa sendiri.

Kamis, 18 Juli 2019 | 20:33 WIB
0
449
Demokrasi Butuh Oposisi
sumber gambar : nasional.sindonews.com

Pasca ditetapkannya Jokowi-Ma'ruf sebagai pemimpin NKRI, muncul diskusi hangat seputar tema demokrasi dan oposisi.

Demokrasi memang butuh oposisi. Demokrasi tanpa oposisi nampaknya baik-baik saja namun bisa berujung pada kesombongan tampuk kepemimpinan. Oposisi tanpa memperhitungkan nilai demokrasi bisa berakhir pada kenyataan saling menyudutkan begitu saja.

Entah demokrasi maupun oposisi, hakekat aktivitas pelakunya adalah semangat kerakyatan. Karena demokrasi selalu berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka para pegiatnya perlu menghayati pentingnya fungsi kontrol, mengingat bahwa hidup bersama selalu berarti berpikir dan bertindak bersama.

Demokrasi dan oposisi sifatnya paradoks. Itu berarti masing-masing mengandung kebenaran. Ini tidak berarti keduanya berdiri sendiri-sendiri, melainkan yang di cari dari paradoks itu ialah dua tiang kebenaran menopang nilai yang sama yakni kerakyatan.

Demokrasi dan oposisi sifatnya tidak kontradiktif. Menurut hukum kontradiksi dalam ilmu logika, kontradiksi berarti saling meniadakan. Demokrasi dan oposisi tidak saling meniadakan. Keduanya saling mengandaikan dengan titik tolak bahwa motivasi, cara dan tujuan memperjuangkannya tidak boleh bertentangan dengan asas-asas Pancasila sebagai Dasar  NKRI.

Menurut hemat saya, walaupun pelaksanaan oposisi nampak dalam partai politik tetapi tidak berarti tugas mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah seluruhnya menjadi tanggung jawab partai oposisi. Rakyat juga perlu berandil dalam tugas ini.

Yang paling penting ialah upaya oposisi bukanlah upaya membenci pemerintah. Upaya oposisi bukanlah upaya mencari-cari kesalahan pemerintah. Upaya oposisi bukanlah upaya  menjebloskan keinginan pribadi untuk ditaati pemerintah.

Upaya oposisi merupakan suatu upaya dengan semangat nasionalis. Semangat nasionalis dalam upaya oposisi mengingatkan kita akan pencarian identitas demokrasi dalam sejarah bahwa untuk menemukan sesuatu yang baik dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Memang benar kata Soekarno, "perjuangan melawan bangsa penjajah telah usai. Perjuangan berat menyusul ialah perjuangan menghadapi bangsa dan anak-anak bangsa sendiri.

 Mari kita berpikir, bekerja, menyatukan hati untuk membangun bangsa Indonesia yang tercinta ini.

***