Dari sekian banyak hasil survei yang dirilis lembaga survei kredibel, mungkin hanya hasil survei Litbang Kompas, pada hari ini, Rabu (20/3/2019), yang dipercayai oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Hasil survei inilah yang bisa membuat mereka kembali mendongakkan kepala.
Meskipun dari hasil survei tersebut Prabowo-Sandi masih kalah dari Jokowi-Amin, namun mengindikasikan ada kenaikan, sementara Jokowi-Amin justeru menurun. Inilah yang membuat BPN semakin optimis.
Survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf ada pada posisi 49,2 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga ada pada posisi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Pada survei Bulan Oktober 2018. Perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
Artinya, kalau melihat dari hasil survei sebelumnya, Elektabilitas Jokowi-Amin mengalami penurunan dibandingkan hasil survei terbaru Litbang Kompas. Sebaliknya, Prabowo-Sandi justeru mengalami kenaikan. Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen.
Indikator kenaikan inilah yang membuat BPN Prabowo-Sandi menjadi lebih optimis. Sementara dari hasil lembaga survei yang lainnya, sama sekali tidak ada yang mengindikasikan adanya peningkatan Elektabilitas Prabowo-Sandi, sehingga untuk mencari perbandingan dibuatlah survei internal.
Tapi litbang Kompas juga mengeluarkan prediksi akhir, yang mana hasilnya jauh berbeda dengan hasil survei yang beredar saat ini. Sebagai sebuah perkiraan sah-sah saja, memang biasanya hasil prediksi Litbang Kompas lebih dipercaya publik.
Dalam prediksi akhir Litbang Kompas, yang menyajikan pula simulasi yang ia sebut ekstrapolasi elektabilitas. Jika pemilih yang belum menentukan tidak dihitung, sebanyak 13.4 persen (terbagi proporsional), Jokowi masih unggul: 56,8 persen versus 43,2 persen.
Artinya, jika pilpres diselenggarakan di hari survei, secara tidak langsung Kompas juga ingin mengabarkan Jokowi menang besar, dengan selisih 13,6 persen. Kemenangan Jokowi di 2019 lebih besar dibanding kemenangan Jokowi di Pilpres 2014, yang hanya sekitar 7 persen.
Lewat hasil survei yang dirilis, Litbang Kompas minimal sudah bisa meraih simpati kubu Prabowo-Sandi, kalau sebelumnya Kompas sempat dianggap sebagai media yang sangat berpihak pada penguasa, sehingga Prabowo pernah sempat murka kepada media mainstream, saat acara 212 yang diprediksi dihadiri oleh 11 juta orang.
Yah minimal hasil survei litbang kompas yang baru dirilis, bisa membuat eforia BPN Prabowo-Sandi, membuat mereka bisa kembali membusungkan dada, dan mendongakkan kepala, lihat saja pernyataan-pernyataan elite politik Koalisi Indonesia Menang di media sosial, yang mulai kembali pongah dan menganggap remeh lawan.
Semoga saja melihat prediksi akhir Litbang Kompas, tidak membuat mereka kembali merunduk, dan mengecam hasil prediksi akhir Litbang Kompas. Selisih yang masih Dalam hitungan dua digit, tentulah bukan hal yang bisa dianggap remeh. Dalam hitungan Satu digit pun juga begitu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews