Terlepas Reuni 212 agenda politik atau bukan, acara yg dikemas itu mempunyai daya kejut sendiri. Dua tahun yanglalu saat Pilkada DKI Jakarta, GNPF mampu mengumpulkan sekian juta umat Muslim dlm format gerakan massa 212. Ahok, jadi musuh Muslim, karena beda Agama dan nginjak detonator Al-Maidah. Maka terciptalah Solidaritas Islam saat itu. Ahok yang digdaya, akhirnya tumbang.
Tadi Minggu pagi (2/12/2012) panitia yang sama kembali mengumpulkan jutaan Muslim (hitungan panitia) di Monas dgn bungkusan Reuni dan sukses besar. Pada acara tersebut hadir Capres 02, Prabowo (08) didampingi Amien Rais, Zulkifli Hasan dalan lain-lain tokoh-tokoh pendukung 08 dari parpol.
08 melebur dengan tokoh2 212 dan memakai topi putih bertulisan Kalimat Tauhid memberi pidato sedikit sebagai Capres, nyebutnya begitu. Massa demikian semangat mendengar sambutan para Habaib, terlebih ada rekaman pidato Habib Rizieq (icon 212) yang masih di Saudi, dengan pesan 2019 ganti presiden dan lain-lain yang menyerang petahana.
Lengkaplah sudah, konsep perencana yang ingin menunjukkan dan memengaruhi umat Muslim Indonesia bahwa 08 didukung jutaan kaum se-Agama Islam.
Analisis Intel-Politik
Perencananya itu ahli, ini bukan panggung politik, 08 tidak melanggar ketentuan. Jadi Reuni 212 adalah sebuah Ukhuwah Islamiyah, yang berarti Persaudaraan Islam. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.
Dari sisi intelijen, kegiatan tersebut adalah upaya conditioning/gal. Mengondisikan umat Muslim untuk bersilaturahmi dalam jumlah besar, di tempat khusus, dengan tujuan gerakan moral serta pernak pernik pemahaman Ukhuwah. Diharapkan akan tercipta kembali solidaritas Islam serta rasa Kebangkitan Islam, itu pesan yang ditancapkan kepada hati yang hadir.
Akhirnya, dgn upaya keras panitia dlm mengomunikasikan, duklog (dukungan logistik) yang pasti dan jelas, terciptalah semangat sekian juta orang yang datang dengan berbagai alasan.
Di mana inti penggalangannya? Saat massa terkumpul, mereka mudah disatukan dengan tujuan panitia. Prabowo pidato, HRS pidato tanpa sosok, ya massa diarahkan dukung 08. Tanpa sekolah politik, tiap orang juga tahu itu gerakan politik.
Kalau dulu dalam Pilkada DKI, Ahok dituduh menista Islam, Timses 08 ini sulit menjatuhkan citra pak Jokowi seperti Ahok. JKW agamanya sama, dosa dunianya susah dicari, oleh rakyat kerjanya dinilai bagus, jadi ya Timsesnya berusaha merebut dukungan konstituen Indonesia yang mayoritas Muslim, ya dengan bukti sukses mengumpulkan Muslim JKT dan sekitarnya, serta dari kota-kota yang sudah digarap.
Kegiatan ini adalah sebuah usaha cerdik untuk menang. Apakah dengan demikian 08 dapat dukungan umat Muslim se Indonesia? Belum tentu, karena dalam politik, tiap Muslim juga punya jalur sendiri-sendiri. Di kelompok Parpol 08, ada parpol Islamnya PKS dan PAN, sementara di kubu JKW ada PKB, PPP, pengikut Kiai Ma'ruf Amin, NU, belum lagi parpol nasionalis yabg kader dan simpatisannya juga mayoritas Muslim.
Dalam rangkaian acara Ketua Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath mengajak yang hadir berdiri untuk mengucap sumpah Reuni 212 ke Habib Rizieq agar Syariat Allah Berdaulat di Indonesia.
Kesimpulan
Pilpres 17 April 2019 masuh 4 bulanan lagi, dinamika politik masih bergerak. Prabowo jangan tersenyum dahulu, kumpulan di Monas itu sangat kecil dibandingkan konstituen yang sekitar 185 juta dan belum tentu mayoritas yang hadir akan mencoblos pasangan capres 02.
Tapi saya akui timsesnya cukup cerdik memanfaatkan momentum, paling tidak ada pengaruhnya kepada swing voters. Sumpah kepada Habib Rizieq itu semacam baiat, belum tentu laku juga, terlalu awal dan belum diteliti motivasi yang hadir. Tidak semua umat Muslim Indonesia suka kepada HRS dan Khilafah.
Dilain sisi, TKN petahana harus waspada menganalisis gerakan 212 atau apalah namanya selanjutnya, yang terbukti mampu melakukan penggalangan dengan tabir Reuni 212. Petahana adalah fihak yang diserang, pergunakan rumus militer, pasukan yang bertahan harus tiga kali lebih kuat dan mampu dibandingkan lawan, jadi jangan sama denga lawan.
Hati-hati lawan sedah satu langkah di depan. Pasti TKN kini terkejut melihat kesuksesan Reuni 212. Dalam istilah golf jangan sekali-kali "Lengbet", kalau meleng disabet.
Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews