Pakai Otakmu, Bro!

Kita ini memang sudah pensiunan, Bro. Tapi otak ya jangan dipensiunkan sama sekali. Eman-eman otaknya kalau tidak digunakan sama sekali.

Kamis, 3 Juni 2021 | 21:18 WIB
0
191
Pakai Otakmu, Bro!
Rendang otak (Foto: Facebook/Satria Dharma)

Kadang saya jengkel dan juga sedih baca segala artikel, berita, atau posting provokasi yang disebarkan oleh teman-teman di berbagai WAG. Jelas-jelas isinya tidak masuk akal sama sekali tapi kok ya dipercaya dan disebarluaskannya. Apakah otakmu sedang prei atau soak, Bro? Kok posting ngawur pol begitu kamu percaya dan sebarluaskan? Begitu kata saya dalam hati. 

Sebagai contoh adalah postingan yang katanya dari Haz Pohan yang mantan Dubes Polandia. Dalam posting tersebut disampaikan SKENARIO PREDIKSI REZIM BERKUASA. Ada beberapa skenario yang disampaikan tapi baru baca skenario pertama saja sudah jelas-jelas tidak masuk akal. Jadi untuk apa membaca dan mempercayai poin-poin berikutnya yang jauh lebih ngawur? 

Poin 1 bunyi seperti ini.

1. periode 2019-2024 akan terjadi migrasi besar-besaran rakyat China ke Indonesia, minimal 25-50 juta.

Migrasi itu kan perpindahan penduduk lha mana ada migrasi dari satu negara ke negara lain apalagi dalam jumlah yang begitu fantastis? 

Migrasi besar-besaran itu terjadi jika ada perang di negara asalnya ke negara tetangganya atau jika penduduknya perlu mencari kerja seperti dari Meksiko ke AS. Lha migrasi penduduk China ke Indonesia itu karena faktor apa? Kata teman yang mengirim berita ngawur itu karena rakyat China butuh pekerjaan di Indonesia. Lha saya jelas ngakak karena faktanya sekarang China itu lebih makmur negaranya ketimbang Indonesia. Coba dengarkan video dari Dahlan Iskan dan Dr. Novi Basuki, anak pesantren dari Madura yang dapat beasiswa belajar sampai S-3 di China. Kata Novi orang kayanya di tempatnya sama dengan orang miskinnya di China. 

Fakta lainnya adalah sekarang ini lebih banyak orang Indonesia yang cari kerja di China daripada sebaliknya. Jumlah TKA China di Indonesia hanya 35 ribu orang sedangkan pekerja migran Indonesia di China mencapai 80.000 orang. Di Hongkong dan Taiwan bahkan jauh lebih besar. ada lebih dari 150.000 TKI di Hongkong, 20.000 TKI di Makau, serta 200.000 TKI di Taiwan. https://amp.kompas.com/ekonomi/read/2018/04/23/200620326/menaker-tki-yang-serbu-china-bukan-tka-china-yang-serbu-indonesia

Jumlah terbesar orang eksodus dari negaranya adalah pengungsi perang Suriah. 

Perang Suriah meletus pada Maret 2011, butuh dua tahun untuk 1 juta orang harus mengungsi. Satu juta pengungsi lainnya mengungsi dalam waktu enam bulan. Ada lebih dari empat juta warga Suriah melarikan diri karena terjadi perang di negara tersebut.

Satu juta di antaranya langsung mengungsi di negara terdekat. UNHCR mengatakan bahwa lonjakan kedatangan pengungsi di Turki membuat angka total pengungsi Suriah di negara-negara tetangga menjadi 4.012.000 orang. Jadi untuk mengungsi ke negara tetangga sebanyak itu dibutuhkan waktu bertahun-tahun.

Migrasi terbesar lainnya adalah perpindahan warga Meksiko ke negara tetangganya Amerika Serikat. Mulai dari awal abad 20, penduduk Meksiko mulai bermigrasi ke Amerika Serikat (AS) dengan alasan kebutuhan tenaga kerja negara dan kerusuhan politik Meksiko. Orang-orang Meksiko adalah kelompok imigran terbesar di negara adidaya ini. 

Sebanyak 819.000 orang bermigrasi dari Meksiko ke Amerika Serikat pada tahun 2008 hingga 2012 atau selama empat tahun, dibandingkan dengan 1,9 juta imigran pada tahun 2003 hingga 2007, atau mengalami penurunan sekitar 57 persen, merujuk pada angka Sensus AS, yang tidak memisahkan antara imigrasi legal dan ilegal. Saking banyaknya imigran illegal sampai Trump kapan hari mengusulkan untuk membuat tembok untuk menyekat perbatasannya dengan wilayah Meksiko. Dengan demikian mereka tidak bisa lagi menyelundup masuk ke AS. Untungnya tidak jadi. 

Nah sekarang mari kita lihat data ngawur yang disampaikan oleh Haz Pohan tersebut.

Katanya 2019 - 2024 akan ada migrasi besar-besaran antara 25 s/d 50 juta rakyat Cina. Ambil yang paling sedikit saja yaitu 25 juta orang. Sekarang sudah 2021 berarti sudah 2 tahun. Berarti mestinya sudah 10 juta orang China yang bermigrasi ke Indonesia. Berarti sama dengan jumlah warga DKI. Lalu di mana mereka sekarang? Pada sembunyi di goa dan terowongan kali ya...?! 

Lha mereka itu bermigrasi ke Indonesia lewat mana? Jalan kaki melewati negara mana saja? Menyeberang lautnya dengan berenang? 

Ya pakai pesawat terbang dong! Jawab teman saya yang mengirim berita itu. Kan kita bisa lihat warga China yang berbondong-bondong masuk Indonesia lewat bandara kemarin-kemarin padahal katanya bandara sudah ditutup untuk penerbangan internasional. 

Jadi mereka sebanyak 10 juta itu bermigrasi ke Indonesia naik pesawat? tanya saya menegaskan. 

Ya, iyalah. Jawab teman saya dengan yakin.

Di situlah saya mulai yakin bahwa teman saya ini sedang mengistirahatkan otaknya atau mungkin sedang soak dan butuh dicas ulang. 

Teman lain saya minta untuk menggunakan akalnya agar tidak ikut-ikutan soak.

Begini lho logika yang harus kita gunakan...

Kalau mereka ke Indonesia naik pesawat maka untuk datang sebanyak 25 juta orang adalah sbb: 

Kapasitas Boeing adalah 400 - 500 penumpang. Anggap saja full sesak 500 penumpang. Jika sehari mereka datang 5 kali penerbangan maka dalam sehari akan datang 2.500 orang. 

Dalam setahun ada 365 hari jadi dalam 3 tahun atau 1000 hari maka yang bisa masuk ke Indonesia hanyalah 2.500.000 orang. Itu tiga tahun penuh lho...! Jadi kalau mau masuk 25 juta orang maka dibutuhkan 10.000 hari alias 30 tahun dengan lima kali penerbangan penuh setiap hari.

Lha kalau menurutmu ada 10 juta warga China yang sudah masuk selama dua tahun ini maka berapa volume penerbangan yang dibutuhkan untuk memasukkan mereka ke Indonesia? Coba ambil kalkulator dan hitung baik-baik. 

Kesimpulannya adalah orang yang menulis ini ASBUN dan tidak menggunakan logikanya dalam berpendapat. Lha gitu kok kamu telan saja tanpa kamu gunakan otakmu untuk berpikir kritis sedikit saja. 

Kita ini memang sudah pensiunan, Bro. Tapi otak ya jangan dipensiunkan sama sekali. Eman-eman otaknya kalau tidak digunakan sama sekali. Mending digulai atau dibalado kalau sudah gak digunakan sama sekali. 

Balikpapan, 3 Juni 2021

***

Satria Dharma.