Muncul tuduhan kalau Israel bisa dengan cepat membuat vaksin anti virus Corona, maka yang membuat virus itu dan telah menyebar di berbagai negara adalah Israel.
Israel yang didomonasi bangsa Yahudi meyakini bahwa mereka "bangsa pilihan atau unggul" yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Dan memang sumber daya bangsa Israel atau Yahudi lebih unggul, apalagi ilmuwan Israel atau berdarah Yahudi sering mendapat atau meraih nobel sebagai penghargaan atas penemuan ilmiah.
Sedangkan umat Islam juga punya keyakinan atau meyakini, bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang diridhoi oleh Tuhannya.
Sulung dan bungsu ini memang tidak akur karena mempunyai tafsir atau pandangan yang berbeda atau bertolak belakang. Bahkan ada yang meyakini sampai akhir zaman tidak akan akur.
Nah, terkait mewabahnya virus Corona. Ada tafsir atau klaim dari seorang utadz yang mengatakan bahwa virus Corona adalah "Tentara Allah" untuk membunuh hambanya yang memerangi kaum muslimin di Uighur. Seolah-olah virus Corona hanya menjalankan tugas atau misi yang diperintah oleh Tuhannya. Itu kalau mengikuti pola pikir dari sang ustadz.
Bahkan lembaga sekelas Mejelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyampaikan bahwa masuknya virus Corona ke Indonesia sebagai bentuk "kemarahan" dan peringatan Allah. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Salahuddin Al Ayyubi.
Benarkah virus Corona adalah sebagai jelmaan tentara yang dikirim oleh Tuhan?
Kalau klaim itu benar, bahwa virus Corona adalah tentara Allah, maka virus Corona atau tentara Allah sekarang sudah ditangkap oleh ilmuwan Yahudi atau Israel untuk dijadikan bahan penelitian dan untuk menemukan vaksin anti virus Corona.
Virus Corona atau tentara Allah sedang diperkusi dan disiksa oleh ilmuwan Yahudi dan akan segera dieksekusi. Karena ilmuwan Yahudi sudah menemukan penawarnya atau vaksin untuk mengalahkan virus Corona atau tentara Allah. Virus Corona itupun menjerit-jerit dan menggelepar ditangan ilmuwan Yahudi.
Sungguh kejam benar ilmuwan Yahudi ini menyiksa virus Corona yang merupakan jelmaan tentara yang dikirim oleh Tuhan. Mudah-mudahan Tuhan membalas karena telah menyiksa dengan biadab virus Corona yang tak lain jelmaan tentara yang membawa misi khusus.
Seperti kita ketahui, menteri Sains dan Teknologi Israel mengumumkan bahwa ilmuwan Israel sedang mengembangkan atau menemukan penangkal virus Corona. Bahkan menurut keterangan menteri Israel itu, dalam beberapa minggu ke depan sudah tersedia di pasaran atau bisa digunakan di rumah sakit. Artinya vaksin anti virus Corona sudah melalui uji klinis dan siap diproduksi secara masal.
Akhirnya muncul tuduhan kalau Israel bisa dengan cepat membuat vaksin anti virus Corona, maka yang membuat virus Corona dan telah menyebar di berbagai negara adalah Israel atau Yahudi. Logika ini dibangun dari virus komputer. Yang maksudnya virus komputer sengaja diciptakan atau dibuat tetapi juga diciptakan anti virusnya untuk menghasilkan uang.
Silahkan pada pilihan masing-masing, mau menggunakan vaksin anti virus Corona buatan Israel atau Yahudi atau mau menggunakan: ruqiyah, sari kurma, madu, habbatussauda atau pengobatan Thibbun Nawawi. Atau mau menggunakan jahe, kunyit dan jenis empon-empon lainnya. Banyak pilihan dan tidak ada paksaan.
"Tombo teko-loro lungo".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews